Delapan.

150 14 0
                                    

💔

Kini, Gita tengah berjalan menuju tempat pertama kali Gita dan Ichwan bertemu. Sesampainya di sana, Gita masih melihat-lihat takutnya Ichwan sudah lebih duku sampai menunggu Gita. Tidak ada di penglihatan Gita. Hanya anak-anak kecil yang sedang bermain bersama orang tua nya.

Gita memilih duduk yang tersedia di pinggir-pinggir jalan. Tiba-tiba ada seorang anak kecil berjenis kelamin laki-laki yang kira-kira berumur 5 tahun, anak kecil itu menghampiri Gita dengan memberikan setangkai mawar merah.

"Ini, kak. Untuk kakak cantik." Ujar bocah laki-laki itu dengan lucu.

"Terima kasih, sayang. Ini dari siapa? Kalau kakak boleh tau?" Tanya Gita seraya mengambil alih setangkai mawar merah yang dipegang bocah laki-laki itu.

Belum saja, dijawab pertanyaannya bocah laki-laki itu langsung lari dari hadapan Gita. Gita yang melihat itu mengernyit bingung. Gita kembali melihat sekeliling takutnya Ichwan sudah menunggu.

"Kakak, ini ada cokelat untuk kakak." Ucap bocah perempuan yang tiba-tiba menghampiri Gita.

"Eh, terima kasih. Ini dari siapa?" Tanya Gita ramah.

Bocah perempuan itu langsung lari, tak menjawab pertanyaan yang di ucapkan Gita. Gita benar-benar heran. Siapa yang melakukan ini.

Tiba-tiba Gita dikagetkan dengan kedatangan Ichwan dengan berpenampilan yang tampan menurut Gita. Gita merasakan gelagat gugup dari dirinya sendiri.

"Hai." Sapa Ichwan dengan tersenyum ramah.

"H--hai." Sapa Gita dengan perasaan gugup.

"Git, kamu suka?" Tanya Ichwan tiba-tiba.

"Suka? Maksudnya?" Tanya balik Gita, seolah teringat barusan apa yang terjadi Gita langsung mengucapkan.

"Ouh, jadi kamu yang kasih ini ke aku?" Tanya Gita dengan serius.

"Iya, aku yang kasih. Kamu gak suka ya? Kalau kamu gak suka, kasih ke orang lain aja." Ujar Ichwan yang terdengar pesimis.

"Aku suka banget, Wan. Tapi aku gak suka cara ngasihnya. Coba, kamu yang kasih. Siapa tau lebih romantis." Ucap Gita dengan perasaan senang.

"Aku takut kamu gak suka." Keluh Ichwan.

"Aku suka, kok. Terima kasih yaaa." Ucap Gita dengan tulus.

"Iya sama-sama." Ucap Ichwan.

Mereka berdua tenggelam dalam keadaan sekitar. Sebentar lagi, senja akan datang. Tiba-tiba Gita mengucapkan sebuah pernyataan.

"Ichwan, kamu ingat gak, waktu kamu mengakui bahwa kamu mencintai aku sejak pertama kali kita bertemu. Aku yang awalnya bingung dengan apa yang kamu ucapkan. Dan akhirnya aku mengerti bahwa kamu first love at sight. Tapi waktu kamu mengungkapkan itu, aku masih punya kekasih jadi saat itu aku masih belum terikat sama kamu. Semenjak kamu hilang seperti di telan bumi, aku terpuruk karena kekasih ku memutuskan hubungan kita berdua. Aku terus kepikiran kamu, aku bukan bermaksud untuk melampiaskan ke kamu. Aku sadar percuma saja, aku mencintai seorang lelaki dengan tulus tapi lelaki itu malah mempermainkannya..."

Sebelum melanjutkan perkataannya. Gita menghela napas.

"Bantu aku supaya aku bisa mencintaimu." Ucap Gita dengan tulus dan senyuman itu ke arah Ichwan.

Ichwan tak bisa menahan lagi dan akhirnya Ichwan mendekap tubuh mungil Gita ke dalam pelukannya.

"Okey. Would you be my girlfriend?" Tanya Ichwan dengan tulus hati.

"I will." Jawab Gita dengan perasaan senang.

Senja sebagai tanda saksi bisu bahwa Gita mengungkapkan perasaannya.

Senja juga sebagai tanda saksi bisu bahwa Ichwan menjadikan Gita sebagai miliknya.

💔

I'm so in love with you. You can't even imagine.

- Firmanda Ichwan Fachrurozi -

...
Hello ini part terakhir dari cerita Complicated semoga suka💖. Akhirnya selesai juga🤗.
#merenggangkan ibu jari😂😂😂

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang