BLOODY VALENTINE

Prolog

Happy reading 😍😘

Suatu hari .... Di kedalam hutan, terdapat sebuah kastel kuno yang berdiri kokoh. Dengan taman yang terawat indah, hiduplah seorang gadis di dalamnya. Dia bukan putri dalam dongeng. Hanya seorang gadis yang hidupnya terikat dengan kastel. Tidak bisa keluar untuk melihat dunia.

Hidup gadis itu terikat dengan kastel. Jika dia berani keluar dari kastel, maka kematian yang akan dia dapat.

Semua itu lantaran hasil dari perbuatan kedua orang tua gadis itu. Sepuluh tahun sudah mereka mengarungi bahtera rumah tangga tapi tak jua memiliki keturunan. Hingga sang Ayah pergi menemui seorang penyihir. Tanpa tahu, ada kontrak yang harus mereka sepakati untuk mendapat seorang anak.

Seorang gadis cantik yang diberi nama Rapunzel terlahir ke dunia dengan bayaran jika usianya genap 17 tahun maka si gadis harus menjadi penghuni kastel kuno. Jika sampai gadis itu tidak memenuhi kesepakatan, maka kematian yang akan dia dapatkan.

Orang tua Rapunzel hanya bisa melepaskan putri kesayangannya dalam pasrah. Jika saja, mereka tidak terlalu tamak dalam menginginkan anak, maka perpisahan dengan putri semata wayangnya itu tidak akan pernah terjadi. Namun, nasi telah menjadi bubur. Menolak sekarang pun tak bisa.

Di dalam kastel kuno gadis itu mendapat semua yang dia butuhkan. Semua kebutuhan, termasuk makanan dan baju-baju. Semua lengkap tanpa harus keluar dari kastel. Bahkan, dapur dengan bahan-bahan untuk membuat kue tersedia lengkap.

Apa yang dibutuhkan selalu ada. Itulah salah satu keunikan dari kastel kuno.

Waktu juga terhenti di dalam kastel kuno. Saat ini usia Rapunzel memang 17 tahun, tapi dia sudah hidup hampir 100 tahun dalam usia 17 tahun.

Selain membuat Rapunzel abadi, kecantikan Rapunzel juga terjaga. Bak bidadari yang terjaga dari sentuhan tangan kotor manusia.

Hingga roda takdir bergerak cepat ....

Tidak ada kesucian yang bersifat abadi di dunia ini. Begitu pula dengan kesucian Rapunzel.

Darah perawan Rapunzel menetes, mengotori seprei putih karena ulah tangan kotor pria bejat bernama Valentine.

To be continue.