Happy Reading 😍😘
Di sebuah dapur kastel, berserak peralatan memasak, di sana ada seorang gadis tengah sibuk memanggang roti. Hari ini ... Rapunzel mencoba membuat roti gandum dengan campuran wortel yang telah ditumbuk halus.
"Kau mencium wanginya?" Rapunzel bertanya pada sosok bocah kecil yang tengah sibuk menumbuk kentang.
"Huum. Sepertinya kali ini kau berhasil."
"Tentu saja! Kalau aku tidak berhasil, maka kau yang akan kesusahan," kekeh Rapunzel.
Rascal berdecak kesal. "Kau akan membuatku bekerja semalaman untuk menumbuk wortel? Tidak! Aku tidak akan mau melakukan hal itu lagi."
Rascal adalah kurcaci yang menjadi pelayan istana sekaligus teman Rapunzel. Setidaknya Rapunzel tidak sendirian hidup di dalam kastel tua.
Rapunzel bahkan sudah melupakan keinginannya untuk keluar dari kastel dan berjumpa dengan orang-orang luar. Berada di tengah pasar dan bersenda gurau dengan gadis seusia dengannya.
Meski pernah hidup normal di tengah masyarakat. Namun, semua ingatan tersebut terhapus begitu Rapunzel memasuki kastel dan hidup di dalamnya. Bahkan, siapa orang tua Rapunzel pun tidak dia ketahui.
Lalu, bagaimana dengan orang tua Rapunzel?
Setelah meninggalkan Rapunzel dalam kastel, mereka tidak lagi bisa menemukan kastel tersebut. Seolah-olah kastel tempat Rapunzel tinggal menghilang ditelan bumi. Orang tua Rapunzel yang kehilangan hidup dalam kepedihan sebelum mereka tutup usia.
"Sepertinya sebentar lagi rotinya akan matang. Bagaimana dengan kentang yang kau tumbuk?"
Tangan Rascal bergerak cepat ketika Rapunzel menanyakan kentang yang sedang dia tumbuk. Menu malam ini adalah sup kentang dan roti wortel.
"Sebentar lagi selesai," beritahu Rascal.
"Cepatlah. Kalau kau tidak ingin kelaparan malam ini."
"Baiklah."
Mengembuskan napas lelah, Rascal mencoba bergerak lebih cepat untuk menyelesaikan pesanan Rapunzel.
Setelah mengangkat roti wortel untuk makan malam, Rapunzel segera memasukkan kentang yang ditumbuk oleh Rascal ke dalam kuali. Beberapa potong keju dan satu liter susu sapi tidak lupa untuk Rapunzel masukkan ke dalamnya.
"Taruh itu di lemari. Kita bisa memakannya besok pagi bersama telur dadar," ujar Rapunzel.
Gadis itu menunjuk tumpukan roti wortel dalam keranjang yang dia sisakan untuk esok hari. Sementara Rascal, bocah itu bergerak mengikuti perintah Rapunzel dalam diam.
"Kapan sup kentang itu matang? Perutku sudah kelaparan," keluh Rascal.
Membantu Rapunzel di dapur adalah pekerjaan melelahkan sekaligus menyenangkan. Aroma roti dan sup kentang sudah membuat Rascal tidak bisa menahan liurnya yang hendak menetes.
"Bersabarlah ... sebentar lagi sup kentangnya akan siap."
"Baiklah. Kalau begitu aku bereskan dulu meja makannya."
Rapunzel hanya mengangguk, gadis itu masih fokus mengaduk sup kentang yang sebentar lagi akan matang.
Setelah mendidih, dan dirasa cukup. Rapunzel mengangkat kuali dan menaruhnya di atas meja dapur. Mengambil mangkuk perak dan mengisi dengan sup kentang hangat, lalu menaruhnya di atas nampan. Tangan Rapunzel bergerak cekatan.
"Selesai sudah."
Akhirnya hidangan malam ini sudah siap. Rapunzel berjalan menuju ruang makan di mana ada Rascal yang tengah menata alat makan serta menyalakan lilin sebagai penerang.
Hari beranjak malam. Hanya lilin sebagai penerang dalam ruangan.
"Apa kau tau, kalau malam ini bulan merah?" tanya Rascal.
"Bulan merah?" Kening Rapunzel mengerut bingung.
"Iya, bulan merah. Kita lupa bahwa besok tanggal empatbelas."
"Bukankah itu artinya?" Rapunzel menatap Rascal intens.
"Benar. Sepertinya malam ini akan ada teriakan kematian."
To be continue.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLOODY VALENTINE
Cerita PendekTentang gadis penghuni kastel kuno yang terasing dari kehidupan luar. Tanpa sengaja berjumpa dengan tamu tak diundang. Valentine tidak hanya bertamu tapi juga merenggut kesucian gadis penghuni kastel. Notes : Cerita ini berbau dewasa, so ... Harap...