Scene ini bisa dibilang 21++.
Harap yang belum cukup umur jangan baca, ya.
Semoga kali ini tidak zonk 😂😂
Happy reading 😘😘
Setelah makan malam, Valentine meminta Jannette membersihkan diri. Meski Valen sering hidup mengembara, tapi Valen tergolong pria rajin. Dia selalu memberikan diri. Sekalipun Valen harus bermalam di hutan, tapi pria itu tetap menjaga kebersihan.
"Pakai ini." Valen memberikan kain putih untuk dijadikan handuk.
Valen merebahkan diri di atas ranjang sembari menunggu Janet yang tengah membersihkan diri. Tak lama, sosok yang ditunggu berjalan masuk, menghampiri Valen.
"Kemarilah."
Janet mengenakan gaun putih sebagai pelindung tubuhnya. Valen meminta gadis itu hanya mengenakan gaun tidur dengan model terusan, tidak perlu celana dalam. Tidak perlu kain penutup, pikir Valen.
Valen bergerak duduk, kaki pria itu menjuntai, menapaki lantai marmer.
"Lebih dekat, Janet."
Janet bergerak perlahan, hingga Valen berhasil meraih tangan gadis kecil itu. Menariknya lebih dekat.
Untuk gadis seusia Janet memang sudah bisa digauli. Hanya saja, mungkin Valen harus sangat bersabar. Karena pria tau bahwa milik Janet pasti masih terlalu sempit untuk dimasuki miliknya yang berukuran besar.
"Awalnya akan terasa sakit, tapi aku akan berusaha sepelan mungkin. Apa kau mengerti?"
Janet hanya mengangguk. Dia tidak mengerti sakit apa yang dimaksud Valen. Yang dia tahu, dia hanya akan melayani siapa saja yang membelinya.
Valen bisa memahami. Jika gadis di hadapannya itu masih belum mengerti, tapi Valen tidak peduli. Melihat Janet yang berjalan hati-hati bagai domba yang hendak diterkam harimau sudah berhasil menaikkan gairah Valen.Pria itu meraih tubuh Janet. Memangkunya. Perlahan diraihnya bibir ranum Janet. Pertama hanya berupa kecupan, lalu berubah menjadi lumatan. Bibir Valen bergerak cepat, mengabaikan Janet yang terlihat kesulitan untuk mengimbangi.
Itu hal pertama bagi Janet. Sudah sewajarnya gadis itu hanya diam mengikuti Valen.
"Buka mulutmu!"
Janet segera menuruti kemauan Valen. Selagi bibir pria itu bekerja. Jemari Valen bergerak perlahan, membelai paha Janet. Mencari celah kecil milik Janet. Jemari Valen terus membelai, menggoda Janet dalam pusara kenikmatan.
Valen tahu. Jika dia memaksakan diri, maka Janet akan terluka. Pria itu mencoba memasukkan satu jemarinya ke celah sempit milik Janet.
Gadis itu melenguh, "S-sakit, Tuan," rintih Janet yang diabaikan oleh Valentine.Pria itu tidak ingin melukai Janet, tapi Valen juga tidak bisa membohongi diri bahwa dia menyukai rintihan Janet.
Janji hanyalah janji. Valentine mulai tidak yakin jika dirinya akan bersikap lembut pada Janet.
Saat dirasa posisi duduk sulit untuk Valen. Pria itu bangkit, menggendong Janet dan membaringkan gadis itu di atas ranjang.
Jemari Valen bergerak secara konstan. Semakin dalam, jemari Valen menemukan selaput penghalang. Tanpa menunggu lama, jemari Valen berhasil mengoyak selaput gadis Janet hingga gadis itu menjerit sakit.
Rasa panas bagai terbelah dirasakan Janet ketika Valen berhasil menjadikan dirinya wanita seutuhnya. Janet tak kuasa menahan tangis. Meski sakit yang dirasakan gadis itu mengusik Valen, tapi dia tidak juga menghentikan kegiatannya.
Ini terlalu menyenangkan bagi Valen.Valentine kembali mencium Janet. Mencoba mengalihkan sakit yang dirasakan oleh Janet.
"Kau sangat sempit, Janet. Wajar jika kau merasa kesakitan."
Darah terlihat di atas jemari Valen, ketika pria itu mengeluarkan jemarinya.
Valen melucuti gaun tidur Janet hingga dua payudara berukuran sedang terlihat menggoda. Tentu dengan puncak berwarna merah muda yang membuat gairah Valentine makin berkobar.
Tubuh Janet bagai buah yang masih ranum. Menggoda Valen untuk membelai, dan menyesap semua manis hingga tanpa sisa.
Kejantanan Valen sudah mengeras sejak pria itu mengantarkan kain untuk Janet. daging domba juga membantu meningkatkan libido Valen malam ini.
Bergerak melucuti kemeja serta celana kain yang membungkus tubuhnya. Valentine melemparkan diri di atas Janet. Menindih Janet kuasanya.
Valen meraih bibir Janet. Menyesap rasa Janet yang semanis madu. Perlahan, Janet mulai mengikuti ritme ciuman Valen. Gadis itu membuka mulut dan mempersilakan lidah Valen melakukan invasi.
Pria itu juga tidak melupakan sepasang payudara yang begitu menantang minta dibelai. Tangan kanan Valen bergerak membelai, sedikit memainkan puncak kecil milik Janet.
Ciuman Valen turun ke dagu, lalu, ke leher, dan jatuh pada payudara Janet. Bibir Valen meraih sisi kiri sementara tangan kanan pria itu memainkan sisi kanan. Meremas dengan sedikit kencang hingga membuat Janet melenguh.
"T-tuan ...."
Janet merasakan seluruh rangsangan Valen di tubuhnya. Gadis itu bergerak gelisah. Dia tidak tahu perasaan apa yang tengah dirasakannya. Sesuatu yang asing. Sesuatu yang belum pernah dia alami sebelumnya.
Tangan kanan Valen bergerak ke bawah. Kembali membelai vagina Janet.
Jika tadi Valen memasuki dengan satu jari, kali ini, pria itu mencoba memasukkan kedua jemarinya.
Rangsangan Valen berhasil membuat Janet basah. Hingga Valen tidak terlalu sulit untuk memasukkan kedua jarinya.
"Akhh .... S-saakit, Tuan," erang Janet.
Janet bisa merasakan sakit dan perih akibat dua jari Valen yang memaksa masuk ke dalam vaginanya.
Sempit dan hangat. Itulah yang dirasakan oleh jari Valen saat ini.
Valen tidak peduli. Pria itu justru makin bersemangat mendengar rintihan Janet. Dua jari Valen bergerak keluar-masuk dengan tempo pelan. Rintih permohonan Janet justru membuat Valentine menaikkan tempo kedua jarinya menjadi lebih cepat.
"T-tuan .... K-kumohon .... S-saakit."
Diperlukan kasar oleh Valen membuat Janet kembali menangis. Melihat mangsanya merintih kesakitan semakin membuat gairah Valen semakin tinggi.
Bibir Valen berpindah ke payudara kanan Janet, sementara tangan kiri Valen bergerak meremas payudara satunya.
"Akh!" jerit Janet ketika Valen meremas keras payudaranya.
Tidak bisa dibayangkan seperti apa sakit yang dialami Janet. Untuk gadis seusianya pasti akan merasa ngilu apabila payudaranya diremas kencang. Namun, semua itu tidak membuat Valen iba.
Dia hanya mengikuti nalurinya. Tidak peduli Janet akan mencapai puncak atau tidak. Valen hanya melakukan yang dia inginkan. Termasuk menyiapkan milik Janet untuk siap dimasuki oleh kejantanan Valen.
To be continue.
Sama perawan nggak semudah itu guys, enggak asal tubles langsung gull 🙊🙊🙊

KAMU SEDANG MEMBACA
BLOODY VALENTINE
Cerita PendekTentang gadis penghuni kastel kuno yang terasing dari kehidupan luar. Tanpa sengaja berjumpa dengan tamu tak diundang. Valentine tidak hanya bertamu tapi juga merenggut kesucian gadis penghuni kastel. Notes : Cerita ini berbau dewasa, so ... Harap...