Punya bos yang nyebelin banget karena dendam pernah diputusin itu musibah atau anugerah?
Punya karir bagus nan cemerlang itu impian semua wanita jaman now, termasuk aku salah satunya. Penghujung tahun seperti ini, kontrak kerja banyak yang jatuh tempo, evaluasi menanti di ujung jalan, demosi dan promosi berlomba menerjang. Aku sih berharap bisa mendapat promosi dan voila! Naik gaji tentunya.
Aku Calya, suka dipanggil Cal dibanding Alya atau Aya. Alasannya sih simpel, Alya dan Aya udah pasaran. Meski terkadang banyak yang mencibir aku sok kebarat-baratan dengan nama Cal yang katanya tidak cocok untuk seorang gadis manis.
Selama perjalananku sebagai staff bagian publikasi perusahaan perhiasan ternama tentu tidaklah mulus. Banyak sekali kerikil yang sebenarnya kalau diinjak tidak masalah, yang jadi masalah kalau nginjaknya pakai high heels.
Harapanku tahun ini tentunya naik dari taff menjadi supervisor. Harapan besar untuk karyawan yang sudah bekerja di sini hampir tiga tahun. Setidaknya pengorbananku diamuk setiap hari membuahkan hasil.
"Eh henpong! Lo dipanggil bos noh!"
Buyar lamunanku saat Kesi datang menepuk pundakku. Bibirnya monyong menunjuk Adi yang berdiri di depan pintu mencariku. Adi itu OB di lantai bos, dia suka disuruh-suruh jemput karyawan yang berkepentingan, lebih tepatnya lagi dia suka jemput aku.
Terkadang aku heran, apa gunanya telepon yang ada di atas mejaku ini?
"Mau naik gaji atau promosi kali ya," gumamku sambil nyengir menatap Kesi.
"Ati-ati lo. Jangan-jangan kali ini demosi atau PHK kali," balas Kesi kejam.
"Do'a lo jahara banget Kes!" aku melotot sebal.
"Lah si bos kan dendam lo putusin dia dulu."
Aku lesu jika ingat fakta itu. Kesalahan fatal zaman dulu saat aku pacaran hanya sekali dan aku minta putus karena bosan. Tapi kesalahan itu berlanjut di masa sekarang, dunia kerjaku menjadi tidak bosan. Gimana gak bosan kalau tiap hari diajakin ribut plus adu mulut sama bos yang ternyata mantanku dulu.
Namanya Thomas Naja, kalau kalian mau membayangkan dia mirip si Thomas dalam kartun Thomas and Friends aku fine-fine aja kok. Kereta api panjang dengan nama Thomas itu sudah mirip repetan panjang Thomas jika ketemu aku.
"Jangan diingetin dong Kes!" ucapku sebal dan langsung melangkah mendekati Adi yang bertampang melas. Mungkin dia takut aku sembur, pasalnya aku sudah sering ngomel dengan Adi yang selalu nongol tanpa pernah absen di depan pintu setiap hari.
Thomas itu mantan pacar yang sialnya ganteng tapi dendaman. Dia bahkan dengan blak-blakan berkata, "Kamu saya terima kerja di sini buat saya siksa. Oke?" saat interview kerjaku dulu.
Aku bahkan sudah ingin main paralayang, terjun bebas dari pesawat atau mungkin budgie jumping saat melihat Thomas tersenyum iblis. Saat itu aku membutuhkan pekerjaan, tentunya untuk membeli beragam macam koleksi novelku yang gak boleh putus saat resign alias jadi pengangguran.
"Pagi Pak Bos!" sapaku memasang wajah ceria saat masuk ke dalam ruangannya yang penuh dengan etalase. Ruangan atasan sekaligus designer perhiasan memang begini, memanjakan mata mengorek dompet.
"Kamu itu kerja apa Calya? Saya sudah bilang segera rilis koleksi teranyar kita di Singapura!" banteng eh salah mantan ngamuk mulai beraksi gaes.
Ada sedikit kesalahan dari bagian publikasi entah itu siapa yang salah tetap saja selalu aku si Calya yang dipanggil. Padahal di bagian publikasi ada lima orang supervisor dan satu orang manajer dan yang kena semprot selalu aku. Menurut Mas Rangga inilah hukuman si bos untukku dan dia mendukung.
"Pak itu bukan bagian saya, harusnya Bapak ngamuknya ke Manajer saya. Beliau yang minggu kemarin ikut meeting," jawabku berani.
Pemandangan aku adu mulut dengan Thomas sudah biasa. Seluruh karyawan juga sudah tahu, bahkan kalau kami tidak berdebat mereka berpikir sebentar lagi bakal kiamat.
Thomas berdiri dari duduknya, wajahnya mengeras. Tangannya melempar map yang terbuka ke hadapanku. Mataku melebar saat melihat di sana namaku terpampang sebagai anggota publikasi kali ini. Seingatku aku belum mendapat e-mail masuk mengenai penugasan ini.
"Shit!" umpatku saat aku ingat e-mailku terblokir karena aku lupa password, ini semua gara-gara Kesi tahu password e-mailku dan aku harus menggantinya. Sayang beribu sayang anak cantik ini lupa sama password barunya.
Aku mau nangis saja saat aku tiba-tiba ingat kalau aku lupa melaporkan e-mail baru ke HRD untuk diinput ke sistem perusahaan. Mau nangis deh kalau gini, Thomas itu terkenal baik tapi jahat. Dan jahatnya cuma sama aku doang.
"Maaf Pak saya lupa password e-mail," sahutku pelan. Mati deh ini kalau Thomas ngamuk, tapi kalau dia ngamuk suka ngelempar barang dan khilaf ngelemparku dengan perhiasan yang ada didekatnya itu aku oke aja sih. "Dan saya lupa lapor ke HRD Pak."
Thomas duduk kembali di kursi kebesarannya dan aku masih berdiri di depan mejanya. Bernapas lega saat wajah sangar Thomas berubah jadi sinis, percayalah Thomas yang sinis lebih jinak dibanding Thomas yang ngamuk.
"Calya Gayati kamu saya pecat."
Aku mau mati saja rasanya saat vonis kematian itu terucap. Aku tarik kembali ucapanku bahwa Thomas yang sinis itu lebih jinak, Thomas gak ada jinak-jinaknya!
"Tapi kamu saya lamar jadi istri saya." Bunuh boss model begini bisa masuk surga gak sih?
Karirku yang seindah pelangi dan setinggi langit telah jatuh melesak hingga ke dasar bumi. Bayangan promosi sirna sudah, padahal aku dapat report yang sangat bagus dari Mas Rangga dan rekomendasi oke buat naik ke supervisor. Semua hilang dan semua ini gara-gara Thomas Naja, bos gila yang selalu cari perkara.
"Ogah saya jadi bini Pak Bos! Biarin saya pengangguran dari pada jadi bini Pak Bos," ucapku menggebu. Thomas terlihat menaikkan sebelah alisnya, yang sampai sekarang suka membuatku heran, bagaimana cara melakukannya?
"Ya udah kalau gitu gak jadi di pecat," sahutnya santai.
Aku kepingin banget ngeracuni Thomas dengan racun tikus. Mukanya itu mirip curut yang siap buat dibasmi.
"Bapak mempermainkan saya?"
"Enggak saya cuma mikir. Tadinya mau minta kamu jadi istri saya biar saya bisa hukum kamu kapan saja, kalau cuma staff agak repot ngasih hukuman. Tapi karena kamu pilih jadi pengangguran saya batalin niat saya, dari pada saya gak bisa hukum kamu," jelasnya panjang lebar dan terdengar seperti ejekan untukku.
Aku mendelikkan mataku sebal. "Dasar bujang lapuk! Gak laku apa sampai nyari istri cuma buat balas dendam konyol!"
"Lah saya jadi bujang lapuk gara-gara kamu loh Cal," katanya santai. Boleh aku lempar Thomas ke Nusa Kambangan gak sih?
"SINTING!"
💍💍💍
Jangan lupa untuk Vote dan Komentar ya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Dan Mantan (Sudah Terbit)
ChickLitRank #1 (10032018) (02042018) "Calya Gayati kamu saya pecat." Aku mau mati saja rasanya saat vonis kematian itu terucap. "Tapi kamu saya lamar jadi istri saya." Bunuh boss model begini bisa masuk surga gak sih? Karirku yang seindah pelangi dan setin...