Bab 5

246K 21.3K 296
                                    

Calya itu sering ditindas, tapi dia sebenarnya yang paling disayang Thomas - Kesi Putri Ayuning

Calya itu sering ditindas, tapi dia sebenarnya yang paling disayang Thomas - Kesi Putri Ayuning

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain kamu masih di sini?" tanya Thomas dengan alis menyatu.

Zifran dan mannajernya baru saja menyingkir dari sini dan aku masih setia duduk di dekat Thomas. Aku mendelik sebal ke arah Thomas. Masa dia gak paham sih, aku ini menunggu perintah.

"Katanya saya mau disuruh ke Papua Nugini?" aku menatap Thomas yang kini terlihat menepuk dahinya yang lebar itu.

"Kamu ini polos sekali Cal!"

"Memangnya ada yang salah dari pertanyaan saya Pak? Tadi Bapak sendiri yang bilang saya harus ke Papua Nugini," aku tidak mau dibilang polos, sebenarnya malu juga udah tua tapi dibilang polos begini. Meskipun kenyataannya aku memang rada-rada lemot menurut Kesi.

Thomas menatapku tajam. Aku bahkan dapat mendengar dengusannya. Sepertinya Thomas kembali dalam mode jahat. Aku mau ditindas ini.

"Gak ada Papua Nugini! Kamu lembur buat laporan di London kemarin!" titah Thomas yang kini sudah berjalan meninggalkan sofa menuju kursi kerjanya.

"Bapak gimana sih! Plin-plan banget! Lagian laporan London masih ada tenggat seminggu lagi," tolakku untuk lembur. Memang sih uang lembur itu lumayan, tapi aku saat ini butuh kasur. Aku ingin menikmati pulau kapuk di malam minggu seperti sekarang.

Mungkin banyak kantor lain kalau Sabtu libur, tapi enggak buat Thomas. Bagi Thomas kalau tanggalan hari minggu gak warna merah, maka kantor akan tetap buka. Manusia gila kerja memang!

"Cal mending kamu kerjakan segera atau akan saya tambah tugas kamu!" Thomas menggeram marah dan aku yang sadar diri langsung berdiri dari duduk santaiku.

"Siap Pak Boss Mantan!" teriakku lantang dan langsung ngacir keluar ruangan Thomas.

"CALYA!"

Teriakan Thomas menggelegar bahkan hingga ke luar ruangannya. Banyak pasang mata karyawan di lantai ini menatapku dengan geleng-geleng kepala. Bagi mereka kalau Thomas gak teriak begitu aneh kali ya?

Terburu-buru aku langsung menuju ruanganku dan menempati meja kerjaku dengan napas ngos-ngosan. Di dalam ruangan hanya ada Kesi dan Zein. Wajar sih yang lain udah pulang, ini sudah lewat jam kerja soalnya. Maklum saja, karyawan di sini kebanyakan teng go, begitu jam lima teng langsung go.

"Lo habis dikejar apaan dah Cal," komentar Kesi yang sepertinya sedang beres-beres.

Aku menatap Zein yang masih asik menekuni komputernya. Mungkin dia diburu deadline untuk proyek di Inggris lusa. Syukurlah aku ada teman lembur malam minggu begini.

"Gak dikejar aja gue udah ngacir gini Kes. Kalau dikejar udah terbang kali gue!"

Kesi terkekeh geli, dia tahu maksud ucapanku. Siapa lagikan yang bisa ngebuat Calya lari pontang-panting kalau bukan Thomas.

Boss Dan Mantan (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang