Pagi yang cerah di salah satu sekolah, seorang murid laki-laki sedang dikerumuni beberapa berandalan dengan tatapan sangar di lorong gelap yang sulit terlihat oleh orang lain.
"Hei Riyan, kau tahu kan apa yang akan terjadi sekarang?"
"Apa memangnya?"
Murid tersebut menjawab dengan santai tanpa rasa takut atau khawatir sama sekali di wajahnya. Sorot matanya menatap tajam ke berandalan yang berdiri di depannya itu. Para berandalan tersebut tidak menjawab pertanyaannya dan mulai mendekatinya sambil membunyikan jari-jari tangan satu persatu.
Beberapa saat kemudian, para murid berandalan tersebut keluar dari lorong gelap tersebut dengan raut wajah penuh kemenangan dan beberapa lembar uang kertas yang mereka pegang masing-masing. Mereka berjalan angkuh menuju tempat karaoke yang letaknya tidak jauh dari tempat ini.
"Hah... begini lagi..."
Dari dalam lorong gelap tersebut terdengar sebuah suara lemah yang disertai beberapa erangan penuh kesakitan. Seorang pemuda dengan seragam sekolah berwarna hitam terduduk di atas tumpukan plastik-plastik sampah yang sangat bau. Tubuhnya babak belur tidak bisa bergerak dan di bibirnya ada sedikit bercak darah.
Pemuda itu bernama Riyan Klaint, seorang murid berumur 16 tahun yang bersekolah di sebuah SMA swasta. Ia adalah seorang murid yang selalu dikerumuni oleh berbagai masalah sejak SMP. Masalah-masalah tersebut berawal dari sebuah peristiwa yang sangat menyakiti hatinya.
"Yah, biarkanlah, memang sudah seperti ini nasibku."
Riyan berusaha berdiri dengan kedua kakinya sendiri dibantu dengan tangannya. Setelah dapat berdiri dengan benar, ia mengambil tas sekolah dan buku-buku yang berserakan di tanah. Ia memungutinya satu persatu dengan beberapa rintihan kecil akibat perlakuan yang diberikan oleh para berandalan tersebut kepadanya.
Setelah selesai memungut bukunya yang berhamburan, ia berjalan menuju sekolahnya dengan tubuh yang dipaksakan. Sampai di sekolah, tepatnya di tempat duduknya, ia duduk dan merebahkan tubuh bagian atasnya di meja, lalu tidur tanpa mempedulikan pandangan murid-murid kelasnya yang mengarah padanya.
Beberapa saat kemudian, bel berdering dan membangunkan Riyan. Begitu ia membuka matanya, ia mendapati sesuatu yang aneh. Di sekitarnya terlihat seperti tertutup dengan sebuah kubah ungu cerah.
Semua murid di dalam kelas tiba-tiba panik dan terkejut melihat sesuatu yang abnormal ini, terutama para perempuan. Murid laki-laki yang panik mulai berteriak kesal dan ada beberapa juga yang dengan tenang menganalisa kejadian ini, Riyan adalah salah satu murid yang menganalisa situasi ini dengan tenang.
'Sekeliling dipenuhi dengan aura ungu yang tiba-tiba muncul begitu saja dari lantai. Lantai?'
Ia melihat ke arah lantai dan mendapat sesuatu yang mengejutkan. Di lantai yang ia pijak ini terdapat sebuah lingkaran besar memenuhi lantai kelas dengan pola-pola berbagai macam bangun datar dan tulisan yang tak pernah ia lihat sebelumnya.
'Apa ini? Eksperimen dari ekskul kimia atau semacamnya?'
Riyan terlihat cukup bingung dengan gambar yang melapisi lantai kelas ini. Beberapa saat kemudian, pandangannya tertutup oleh cahaya ungu terang yang memancar air lingkaran aneh tersebut, begitu pula semua murid kelas ini.
Setelah pandangan mereka terselimuti oleh cahaya ungu terang, tiba-tiba kelas menjadi kosong. Mereka semua menghilang dalam sekejap mata tanpa jejak, seperti teleportasi.
Pada saat itu juga, seorang guru membuka pintu kelas dan mendapati tak ada seorang pun di dalamnya. Ia sedikit bingung dengan itu dan melihat ke jendela untuk memastikan apakah muridnya sedang dijemur di lapangan karena melakukan sebuah kesalahan atau tidak. Tapi begitu ia menengok ke jendela, di lapangan upacara tidak ada orang sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale of Unknown : Hero From Zero [DROP]
FantasyRiyan Klaint, seorang pelajar biasa dengan hidup yang tak biasa. Suatu hari, ia beserta teman-teman kelasnya secara paksa dipanggil menuju dunia lain. Karena dipanggil secara paksa, mau tidak mau mereka terlempar ke dunia lain. Mereka dipanggil ke d...