Arwa’ binti Abdul Muththalib termasuk orang yang masuk Islam di Makkah dan ikut hijrah ke Madinah. Sebelum masuk Islam, dia termasuk orang yang mendukung perjuangan Rasululah SAW.
Suatu hari, orang-orang di sekitarnya memberitahu bahwa putranya, Kulaib bin Umair, masuk Islam di rumah al-Arqam bin Abil Arqam al-Makhzumi. Sepulang dari sana, Kulaib langsung menemui ibunya dan berkata, “(Wahai ibu) saya telah megikuti agama Muhammad dan saya memeluk Islam karena Allah.”Ibunya menjawab, “Sesungguhnya orang yang paling berak kamu dukung dan bela adalah putra pamanmu (Muhammad). Demi Allah, seandainya saya mampu sebagaimana kaum laki-laki, maka saya akan selalu membelanya.”
Kulaib berkata, “Kalau memang demikian, apa yang menghalangi ibu untuk masuk Islam dan menjadi pengikutnya, padahal saudara ibu Hamzah bin Abdul Mutthalib telah masuk Islam?”
Ibunya menjawab, “Saya mau melihat saudari-saudaraku lebih dahulu. (Kalau mereka masuk Islam), saya akan menjadi salah satu dari mereka (masuk Islam juga).”Kulaib berkata, “Sesungguhnya saya memohon kepadamu, demi Allah, untuk mendatanginya (Muhammad), memberi salam kepadanya, mempercayainya, dan bersaksi bahwa tiada tuhan selain ALlah dan Muhammad itu utusan Allah.”
Setelah masuk Islam, Arwa’ binti Abdul Muththalib termasuk salah satu wanita yang paling gigih membela Rasulullah SAW dengan lisanya dan menyuruh putranya untuk selalu taat serta patuh kepada Rasulullah SAW. Suatu hari, Abu Jahal telah mempersiapkan sekelompok orang kafir Makkah untuk menganiaya Rasulullah. Mendengar hal itu, Kulaib bin Umari langsung pergi menemui Abu Hahal lalu memukulnya smapai kulit Abu Hahal terkelupas. Seketika itu juga gerombolan tersebut menyeret Kulaib dan mengikatnya. Tidak lama kemudian, datanglah Abu Lahab membebaskannya.
Orang-orang memberitahu perihal Kulaib yang membela Rasululah SAW kepada ibunya seraya berkata, “(Wahai Arwa’_, tahukah Anda bahwa putra Anda telah menjadi pembela Muhammad?”Dengan tegas Arwa’ menjawab, “Hari yang terbaik bagi Kulaib adalah hari di mana dia membela putra pamannya (Muhammad SAW) karena memang apa yang dia bawa adalah kebenaran yang datangnya dari Allah.”
Mereka bertanya, “Kalau begitu, Anda juga pengikut Muhammad?”Arwa’ menjawab, “Benar.”
Mendengar hal tersebut, sebagian orang-orang kafir melaporkan keislaman Arwa’ kepada Abu Lahab. Datanglah Abu Lahab menemui Arwa’ dan berkata, “Sungguh suatu berita yang mengejutkan atas kamu yang telah mengikuti Muhammad dan meninggalkan agama Abdul Muththalib.”
Arwa’ menjawab, “Memang sudah seharusnya demikian. Sekarang, berdirilah di samping putra saudaramu (Muhammad SAW) untuk menolong dan membelanya. Apabila sudah jelas perkaranya (kebenaran Muhammad bagimu), maka kamu boleh memilih antara ikut dengannya atau kamu tetap dalam agamamu.”
Sambil berpaling pergi, Abu Lahab menjawab, Kita disegani di kalangan Arab, bagaimana kita harus tu nduk dengan orang yang datang dengan agama baru?”
Arwa’ menjawab dengan satu bait syair:
“Sesungguhnya Kulaib telah menolong putra pamannya. Ia (Kulaib) juga Rasullah dalam lindungannya dan ia infakkan hartanya untuk perjuangannya.”
Perdebatan antara Abu Lahab dan Ara’ menggambarkan pada kita sosok ibu yan gtegar dan tegas dalam memb ela putranya yang memperjuangkan kebenaran.
Arwa’ berkata, “Berlinanglah air mataku dan memang sudah selayaknya untuk berlinang lantara (bapakku) yang enggan menerima kebenaran karena rasa malu.”
Dalam syairnya yang lain, Arwa’ memuji Rasululah SAW seraya berkata:
“Wahai Rasululah, engkaulah harapan kami, akrena engkau telah beruat baik kepada kami, dan engkau tidak pernah semena-mena terhadap kami.”
Demikianlah sosok ibu teladan Arwa’ binti Abdul Muththalib yang selalu mencurahkan perhatiannya kepada perjuangan Rasulullah SAW dan selalu menyeru kepada putranya untuk mendukung dan membela perjuangan Rasulullah SAW. Arwa’, sang ibu teladan meninggal pada sekitar tahun 15 H.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Penghuni Syurga
SpiritualDiriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu 'anhu dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮُﻛُﻢْ ﺑِﻨِﺴَﺎﺋِﻜُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ؟ﻗُﻠْﻨَﺎ ﺑَﻠَﻰ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪ ﻛُﻞُّ ﻭَﺩُﻭْﺩٍ ﻭَﻟُﻮْﺩٍ، ﺇِﺫَﺍ ﻏَﻀِﺒَﺖْ ﺃَﻭْ ﺃُﺳِﻲْﺀَ ﺇِﻟَﻴ...