4

1.5K 159 3
                                    

Minggu siang Jisoo dan Seokjin pamit pulang, sebelumnya Seokjin telah menjelaskan keinginannya untuk tinggal di rumah saja namun di tolak mentah mentah oleh kedua orang tuanya. Mau tidak mau ia harus menurut. Jisoo segera pulang kerumahnya di antar oleh Seokjin.

"Sampai bertemu lagi nanti Jisoo-ah"

"Ne, hati-hati oppa! Kau akan bertemu lagi denganku besok!" Namun hanya di balas lambaian tangan oleh Seokjin.

Jisoo segera masuk ke rumahnya yang besar dengan keadaan sangat bahagia, semua orang bingung dengan sikap nyonya mereka tersebut. Termasuk ayah Jisoo yang penasaran apa yang terjadi pada anaknya.

"Sepertinya anak appa ini sedang jatuh cinta"

"Ah appa kau ini mengganggu saja" ucap Jisoo

"Ku dengar kau kemarin membantu restauran temanmu atau kekasihmu?"

"Calon kekasih" yang di ikuti tawa keduanya.

"Semester ini kau jadi rajin kuliah, juga kemarin kau membantu seseorang. Anak appa sudah berubah ya, appa senang mengatahui hal itu."

"Iya, kemarin aku pergi ke daerah di pinggir kota ini dan membantu Seokjin oppa, appa harus mencoba masakannya! Bahkan jauh lebih enak daripada buatan chef rumah ini"

"Apa benar?"

"Iya!"

"Kalau begitu bawa ia kemari, jika memang enak aku bisa bekerja sama dengan restaurannya untuk menyediakan makanan tiap menyambut tamu perusahaan di keluarga ini"

"Wah appa, terimakasih" lalu Jisoo memeluknya.

"Tapi appa, aku ingin bertanya"

"Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Apa tidak apa-apa aku bersama dengan Seokjin oppa? Maksudku, dia bukan dari keluarga ternama seperti itu.

"Kebahagiaanmu itu yang terpenting, hanya kau yang ku miliki saat ini. Aku tidak ingin kau tidak bahagia"

"Gomawo appa"

"Ya, aku jadi merindukan ibumu. Mungkin jika ia masih ada disini ia akan sangat antusias mendengar ceritamu tadi itu"

"Aku juga merindukan omma, tapi aku tau dia sudah tenang disana"

Sementara itu Seokjin yang sedang berjalan menuju tempat tinggalnya memikirkan banyak hal, bagaimana jika Jisoo mempermainkannya? Bagaimana jika ia tidak di terima karena berasal dari keluarga biasa saja? Namun sekali lagi Seokjin sadar, cinta tidak pernah salah hanya saja kita yang terkadang membuatnya menjadi salah.

Esok harinya...

Saat Seokjin tiba di kampus, seorang laki-laki menariknya ke lapangan basket dan mendorongnya hingga ia terjatuh. Lelaki itu adalah Bobby, di lapangan tersebut juga terdapat banyak orang.
"Hei ada apa ini?" Tanya Seokjin

"Apa kau tidak sadar kesalahanmu keparat!"

"Apa maumu?"

"Kau telah kerebut Jisoo dariku, lalu kau masih bertanya mauku?"

"Apa kau tidak malu?"

"Kau yang seharusnya malu"

"Apa kau bilang?"

"Kau seharusnya malu, dengan kau menarikku kesini di lapang ini dengan banyak orang. Secara tidak langsung kau mengakui kekalahanmu. Cintamu tak terbalaskan begitu? Kalau aku yang berhasil mendapatkan Jisoo, lalu kau mau apa? Merebutnya? Memang Jisoo mau bersamamu?"

"Sialan kau" setelah itu Bobby segera memukul Seokjin dan menghajarnya. Sementara itu Jisoo yang baru datang tidak mengetahui apa yang terjadi, saat melihat ke lapang basket ia segera lari ke tengah dan menghentikan Bobby yang menghajar Seokjin.

"Apa-apaan kau ini?!"

"Apa kau lebih memilih lelaki miskin itu di banding aku?"

"Memang kau siapa?"

"Kau lupa Jisoo?"

"Kau bukan kekasihku! Apa aku pernah bilang padamu aku menyukaimu? Kau hanya terlalu percaya diri, dengan aku jalan bersamamu bukan berarti aku ini kekasihmu"

"Tapi Jisoo"

"Pergi sebelum aku marah dan menyuruh ayahku untuk memecat ayahmu itu dari jabatannya"

"Jangan Jisoo"

"Pergi"

"Baiklah" lalu setelah Bobby pergi, Jisoo segera berbalik dan memastikan keadaan Seokjin. Lalu datang Taehyung dan teman-temannya dan membawa Seokjin ke unit kesehatan.
"Oppa apa kau tidak apa-apa?"

"Tidak, hanya saja ini sangat perih"

"Maafkan aku"

"Kenapa minta maaf?"

"Gara-gara aku kau jadi berurusan dengan Bobby"

"Tidak apa-apa" setelah itu keduanya hening, Seokjin tidak tau merasa apa hingga ia mendekatkan dirinya pada Jisoo dan mencoba menciumnya namun sebelum ia bisa menciumnya tiba-tiba Jungkook datang.
"Hyung aku membawakan obat... oh astaga! Maafkan aku"

"Jeon Jungkoooookkk!!!" Ucap Jisoo lalu mengejar Jungkook yang lari keluar. Seokjin yang melihatnya hanya bisa tersenyum.

Setelah kejadian itu hubungan keduanya semakin dekat, walaupun terkadang Seokjin masih dingin terhadap Jisoo. Gadis itu kini benar-benar berubah sehingga membuat semua orang terkejut melihat perubahannya. Gadis itu menjadi rajin berkuliah, sifatnya sopan, dan juga sudah tidak dekat dengan banyak laki-laki lain lagi.

"Jisoo, apa kau sehat?" Tanya Jennie

"Tentu saja, mengapa?"

"Kau tiba-tiba berubah menjadi nggh... lebih baik"

"Oh benarkah?"

"Kau bahkan tidak pernah bolos kuliah lagi, apa karna Seokjin oppa?"

"Hmm bagaimana ya, aku ingin bercerita tapi janji padaku kau tidak akan tertawa mendengarnya"

"Baiklah aku janji"

"Sepertinya aku jatuh cinta padanya"

"WAH SEORANG JISOO?" jerit Jennie

"Hei kecilkan suaramu!"

"Maaf-maaf hehehe bagaimana bisa?"

"Entahlah, saat bersamanya semua hal terasa benar. Hatiku hangat ketika ia bersamaku, rasanya aku tidak ingin jauh-jauh darinya"

"Kau benar-benar jatuh cinta rupanya. Benar dugaanku"

"Aku tidak sadar kenapa ini bisa terjadi, aku hanya mengikuti kata hatiku. Aku sadar aku memiliki sifat yang buruk, ketika bersama Seokjin oppa ia sering marah padaku atau ketus padaku ketika aku melakukan hal buruk karena sifatku dan itu membuatku sakit. Aku tidak ingin ia seperti itu padaku, sehingga secara tidak sadar aku berubah."

"Apa ia mencintaimu juga?"

"Entahlah, saat di rumahnya aku pernah mendengarnya menggumam tentang perasaannya tapi aku tidak yakin"

"Lakukan saja hal yang menurutmu benar, cinta tidak pernah salah bukan?" Dan Jisoo hanya tersenyum.

Hari itu Jisoo belum bertemu Seokjin sama sekali, ia mencari keberadaan lelaki itu di seluruh kampus namun nihil. Pada saat akan mencari di gedung perkuliahannya ia bertemu dengan Taehyung.
"Hei Tae, apa kau lihat Seokjin oppa?"

"Oh dia tidak berkuliah"

"Kenapa?"

"Kau tidak tau?"

"Tidak tau apa?"

"Dia kemungkinan akan mengambil cuti karena ayahnya sakit keras sehingga harus masuk rumah sakit, keadaan ekonomi mereka hanya bergantung pada restauran sementara jika ayahnya sakit tidak ada yang mengurus restauran sehingga Seokjin harus pulang. Aku sudah menawarinya bantuan tapi kau tau sendiri bagaimana sifatnya"

"Terimakasih Tae" lalu Jisoo segera berlari.

"Kau kau kemana Jisoo?"

"Ke rumah Seokjin oppa!"

Love Will Find the Way // JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang