Jisoo memutuskan menaiki bis umum, ia meninggalkan mobilnya di kampus karena jalanan di rumah Seokjin tidak cukup untuk mobil. Setelah itu ia mengabari ayahnya dan juga meminta untuk mengambil mobilnya. Hari itu hujan sangat deras namun tidak menghalangi keinginan Jisoo.
Saat sampai ia segera berlari ke restauran Seokjin, ia sangat takut, entah kenapa ia takut lelaki itu akan meninggalkannya. Seokjin terkejut saat melihat gadis itu datang di restaurannya, kebetulan saat itu tidak ada pelanggan di restauran tersebut. Jisoo segera berlari memeluk Seokjin.
"Oppa kenapa tidak bilang padaku? Kenapa?""Ini bukan urusanmu Jisoo-ah"
"Oppa, apa kau tidak mengerti? Apa tidak cukup jelas untukmu?"
"Jisoo-ah, aku ingin mengatakan sesuatu."
"Katakan saja oppa katakan" ucap Jisoo sambil mengeratkan pelukannya sambil menangis.
"Aku ingin kau melupakanku" lalu Jisoo membeku.
"Aku ingin kau melupakan segalanya tentangku, akan tidak akan pernah bisa membalas dirimu."
"Lalu apa yang kau katakan saat itu saat kau bilang kau mulai jatuh padaku? Saat aku menginap disini"
"Aku sadar ini salah"
"Tidak, tidak ada yang salah"
"Jisoo-ah, aku bukan dari keluarga yang setingkat denganmu, kau bisa menemukan laki-laki lain yang lebih baik. Kau cantik, kau sudah menjadi gadis baik sekarang, kau mempunyai segalanya. Aku tidak bisa, maafkan aku" Seokjin menahan tangisnya, sebenarnya ia juga tidak sanggup namun keadaan membuatnya harus mengatakan itu.
"Oppa aku mencintaimu, jangan seperti ini"
"Jisoo-ah, aku tidak bisa. Maaf" lalu Seokjin melepaskan pelukan Jisoo. Gadis itu menangis, rasanya ingin memeluk gadis itu, ia tidak sanggup. Lalu Seokjin masuk ke dapur dan meninggalkan gadis itu sendirian. Jisoo menangis, lalu ia pergi pulang ke rumahnya, ia tidak memperdulikan lagi hujan dan keadaan tubuhnya. Hatinya sangat sakit, rasanya hampir sama sakitnya saat Ibunya meninggalnya. Kali ini ia menyalahkan takdir, kenapa ia bukan berasal dari keluarga yang biasa saja? Kenapa ia tidak bisa bersama Seokjin? Apa memang dari awal ia bertemu dengan Seokjin adalah kesalahan? Tidak, ia tidak menyesali bertemu dengan Seokjin.
Saat sampai di rumah ia segera masuk kamar dan mengganti pakaiannya, lalu ia menghampiri ayahnya dan memeluknya.
"Appa, rasanya sangat sakit"
"Kenapa sayang?"
"Dia menolakku, alasannya karena ia merasa tidak layak untukku, ia sedang kesusahan sekarang aku ingin menolongnya namun ia menolaknya. Sakit, sakit sekali hampir sama sakitnya sama omma meninggalkan kita dahulu. Appa apa yang harus aku lakukan sekarang?"
"Kau hanya perlu melanjutkan kehidupanmu, ia lelaki yang bertanggung jawab. Ia tidak menerima pertolonganmu karena ia ingin menyelesaikan masalahnya sendiri. Dahulu juga appa seperti itu, kau hanya perlu menunggunya atau menghentikan perasaanmu. Jika kau merasa dia sudah tepat untukmu, biarkan dia menyelesaikan masalahnya sendiri hingga dia kembali padamu. Jika kau merasa dia tidak tepat maka lepaskan." Jisoo mendengarnya hanya terdiam saja lalu kembali ke kamarnya. Ia tertidur karena terlalu lelah menangis. Ayahnya yang melihatnya sangat khawatir karena baru melihat anaknya sesedih ini setelah kematian ibunya. Lalu ayahnya memiliki rencana untuk membantu gadis itu mendapatkan lelaki impiannya.
Esok harinya...
Seokjin sedang menjaga restaurannya hari itu, pengunjung hari ini cukup sepi di banding biasanya. Lalu datang beberapa orang pria menggunakan jas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Will Find the Way // JINSOO
FanficCinta tak pernah salah, hanya saja kita yang membuatnya menjadi salah.