13. The Little Philantropis

114 13 4
                                    

By : loiruf

Bunga : Dafodil

Arti : Rasa Hormat

Genre : Science Fiction

"JANGAN PERNAH MEMASAK ITU!" Suara teriakan terdengar jelas menggema di dapur seseorang. Sepasang suami istri alien, tengah termakan dalam emosi serta perbedaan pendapat. Rasa putus asa terekspresikan dalam wajah dan tidakan sang istri. Sang istri yang ingin sekali lari dari kenyataan itu mendapat peringatan dari suaminya. Untuk sadar, untuk merelakan, untuk iklas akan hidup di bumi yang sekarat ini. Tak tahan akan penderitaan, sang istri alien itu pun memasak makanan dengan bahan tumbuhan, tumbuhan beracun. Memang beracun bagi manusia, tapi entahlah untuk alien yang kadar pertahanannya berbeda dengan makhluk asli bumi itu.

"Bunga ini telah susah payah ditanam oleh anak kita. Jika anak kita tidak ada di sini maka tidak ada yang menjaga bunga ini lagi. Aku tidak akan membiarkan bunga yang dia ditanam ini menjadi sia-sia," ucap si alien perempuan itu sambil menahan isakan tangis layaknya manusia.

"Jangan bertindak aneh-aneh, tindakanmu ini tidak bisa mengatasi apapun." Sang suami itu pun tak dapat menahan naik darahnya lagi. Apa yang ada telah dilakukan sang istri sedikit kelewatan menurutnya.

"Kau tak mengerti apapun!."

"Justru kau yang tak mengerti keadaan. Lihatlah kita sekarang, pertengkaran kita ini seperti sinetron saja. Kumohon istriku, tolonglah mengerti."

"Apa yang harus dimengerti di tahun 3018?"

"Jangan biarkan anak kita sedih karena kau telah mencabut bunganya. Bunga langka yang dia temukan, yang dia selama ini jaga dan rawat, yang mengenangnya pada seorang teman baiknya. Bunga itu sangat berharga baginya."

Deg

Sang istri itu mematung. Untuk sementara, dia menyadari sifatnya yang bagaikan pemain antagonis di sinetron lokal. Tapi, seberapa lamakah kesadaran dari sang istri itu dapat bertahan? Bagaimana keadaan suami istri alien ini setelahnya?

***

Mengapa kata-kata orang-orang terdahulu itu sulit dipercaya? Mengapa banyak yang mengira bahwa yang mereka katakan itu mitos? Dari sekian para tetua yang mengukir kisah, mengapa banyak di antara mereka yang salah sangka? Mayoritas para pendahulu berpikir bahwa yang namanya zaman sekarang, zaman 3018, zaman masa depan di mata mereka, yang harusnya dipenuhi kecanggihan IPTEK yang pesat, dipenuhi dengan metode-metode instan, dipenuhi dengan banyak benda yang mempermudah, tapi semua itu hanya dijadikan dongeng angin lalu yang melewati telinga saja. Hanyalah angan-angan. Tapi ... bagi yang memprediksikan zaman ini adalah zaman distopia, selamat. Mereka tidak salah.

Bumi ini sudah tertalalu rapuh. Bermilyar-milyaran tahun telah diusahakan untuk berjuang. Entah perjuangan apa sebutannya. Melindungi manusia dari perang atau melawan serangan-serangan manusia dari perang? Tapi sekarang, bumi tidak hanya ditinggali oleh manusia, hewan, tumbuhan dan makhluk astral khas bumi, tapi juga makhluk asing yang biasa disebut alien. Itu sebutan yang manusia tujukan untuk para imigran dari galaksi lain. Untuk yang dari dimensi lain, lain lagi ceritanya.

Lingkungan yang kumuh dan sekarat. Apa itu yang bisa didiskripsikan dari kata distopia? Apa karena lingkungan kumuh ini, rasa hormat yang harusnya ditujukan kepada pemerintah menipis? Jadi kepada siapakah sosok yang semestinya dihormati? Semua orang bebas menghormati siapa saja. Yang ini bisa menghormati yang itu, yang itu bisa menghormati yang ini, siapapun. Tapi, beberapa pengekangan mungkin akan didapat bila salah menghormati orang dan ...

HanakotobaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang