16. Automatic Invasion

82 14 0
                                    

Lyla_ss

Genre : Science fiction

Bunga : Daffodil

Arti : Rasa Hormat

Percaya atau tidak, kiamat sudah datang, dari dulu.

000

Sudah lebih dari 20 tahun berlalu, dunia yang porak poranda kembali teratur. Meski bekas-bekas dari bencana alam besar masih terasa, namun bukan berarti peradaban runtuh begitu saja.

Oh ya.... Mungkin banyak diantara kalian yang tidak tau tentang bencana itu, bencana yang telah melahap kepulauan pasifik. Yang membakar hutan-hutan lereng gunung Selandia Baru-Nikaragua, serta air asin yang membasahi Mesir dan sebagian besar Afrika.

Aku ingat saat itu, ketika bocah itu masih kecil wanita itu sering bercerita mengenai pengalamannnya, menonton tarian kecak, bercengkrama dengan kadal raksasa serta menjelajahi Raja Empat.

Yang kini hanya bisa kunikmati lewat gambar-gambar dan video-video. Terkadang jika memungkinkan, melalui layar D3 milik ayahnya.

000

Ruang auditorium ITB, Bandung.

Dari sini aku dapat melihat seorang pria dengan janggut tipis berwarna putih, sedang menjelaskan sesuatu melalui mikrofon. Terdapat empat layar besar yang melayang diatas

"Radithya Dharmawangsa!"

Ah... pemuda itu, mungkin nasibnya sedang sial sekarang. 70 pasang mata terfokus kearahnya, membuat ia mau tak mau harus merasa kaget.

"Y-y-y-ya!" ucapnya tergagap,

"Ini sudah ke-lima kalinya kamu tidur di kelas saya! Jika kamu memang tidak berniat mengikuti lebih baik keluar sebelum saya menendangmu!"

Radithya-atau kita panggil saja Radith-mengangguk dengan cepat, pemuda dengan manik mata dan rambut segelap malam itu lalu mulai membuka bukunya, menarikan pena diatas kertas.

000

Radith berjalan sempoyongan menuruni tangga menuju lantai pertama.

"Hari yang buruk, hm?" komentar Santa

"Tidak juga," kata Radith sambil menguap lebar,

"Acaranya sukses besar, Selamat ya!"

Radith tersenyum-meski terlihat lelah "Terima kasih, untuk tidak datang."

Santa tertawa, "Ahahahaha... maaf-maaf gue bener-bener lupa."

Radith mendengus. Santa Ranggaputra, orang itu merupakan koor untuk seksi dokumentasi namun entah kemana orang itu selama 3 minggu. Ia menghilang tertelah bumi.

Padahal dua minggu pertama Santa bekerja dengan sangat baik-untuk acara ulang tahun universitas mereka-namun di minggu ketiga dan seterusnya pemuda itu hilang.

Santa lalu merangkul Radith, "Kalau begitu gue traktir lo hari ini!"

Radith tersenyum juga, mumpung hari ini kondisi keuangannya sedang buruk, serta ibu kos yang dengan tega menagih di akhir bulan.

Terkadang aku menertawakannya saat ia sedang dalam mode pasrah, lalu sedetik kemudian ia memukulku, membuatku terkapar di lantai.

Kafetaria seperti biasa ramai oleh sejumlah mahasiswa yang sedang kelaparan. Mereka berdua memilih untuk duduk di pojokan. Santa memilih banyak sekali makanan, tiga piring nasi goring serta dua milkshake. Sedangkan Radith sudah cukup dengan satu piring nasi goreng dan sebotol air putih.

HanakotobaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang