Hari ini merupakan hari yang paling menegangkan bagi Anita dan Arlin. Mereka akan mulai magang di salah satu perusahaan ternama di Indonesia.
Awalnya, Anita cukup pesimis. Melihat hampir seluruh teman-temannya sudah mendapatkan tempat magang, dan hanya dia dengan Arlin yang belum dapat. Bahkan hanya sekadar memanggil untuk wawancara saja tidak. Sempat putus asa, kemudian seseorang akhirnya merekomendasikan mereka untuk bekerja di perusahaan itu. Katanya, perusahaan itu memang sedang membutuhkan kinerja tambahan. Mau ada project akhir tahun katanya. Dengan sangat bersemangat, tanpa pikir panjang lagi, jelas mereka langsung menerima tawaran itu.
Di kampus Anita dan Arlin, magang itu diwajibkan. Sebab, magang merupakan langkah yang harus mereka tempuh dari proses untuk melakukan skripsi. Jika telat mengambil magang, maka akan semakin molor juga skripsinya. Akan semakin lama juga bagi mereka untuk lulus. Oleh karena itu, magang merupakan suatu hal yang sangat sensitif akhir-akhir ini di kampus mereka.
Sudah cukup bagi mereka merasakan susahnya mencari tempat magang. Dan benar, rasanya sungguh seperti mencari pekerjaan sungguhan. Bahkan, Anita sempat menangis karena tidak kunjung mendapatkan tempat magang. Karena doa Bundanya lah, pada akhirnya dia bisa diterima di perusahaan hebat. Masuk tanpa perlu wawancara. Senangnya!
Seperti itulah Tuhan menciptakan kebahagiaan untuk segala ciptaannya. Awalnya, Dia jatuhkan seseorang dengan segala penderitaan. Semata-mata agar orang itu mengingatNya. Setelah itu, barulah Ia turunkan kenikmatan-kenikmatan yang melahirkan segala kebahagiaan tak terkira. Romantis bukan?
Maka dari itu, jika ditimpa suatu musibah, jangan segera menyimpulkan bahwa Tuhan tidak adil. Dan kalimat-kalimat menyumpahi yang lain. Mungkin saja, Tuhan memberikan kamu cobaan agar kamu mengingatNya. Dia hanya rindu padamu yang semakin lupa dengan-Nya.
__
Anita dan Arlin memasuki ruangan mereka untuk bekerja selama tiga bulan di perusahaan itu dengan sangat gugup. Terutama bagi Anita. Mengharuskan ia untuk berhadapan dengan orang-orang baru membuat perutnya mulas bukan main. Sedangkan Arlin, dia tak segugup Anita. Arlin menoleh ke sebelah kirinya, melihat sahabatnya yang berkeringat dingin itu, dia lalu menggenggam tangan Anita erat. Mencoba memberikan ketenangan untuk sahabatnya itu. Berharap dengan genggaman tangan yang diberikan, Anita akan sedikit tenang dan tak begitu gugup lagi.
Pandangan Anita menyapu setiap sudut ruangan. Suasana kantor tersebut begitu nyaman. Terlihat semua orang tampak tengah sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Tidak terlalu banyak pekerja di ruangan itu. Tetapi masih ada pekerja lain di lantai atas. Dan tidak semua orang tengah sibuk dengan komputernya, ada beberapa yang melakukan aktivitas lainnya; seperti bercengkrama satu dengan yang lainnya. Atau bahkan hanya sekadar bersenda gurau. Mungkin untuk menghilangkan kepenatan. Anita merasa sedikit tenang. Selain karena genggaman tangan yang diberikan Arlin, dia merasa bahwa orang-orang di ruangan ini begitu hangat. Semoga akan menjadi menyenangkan. Ya, Semoga saja. Pikir Anita.
"Semuanya, tolong perhatiannya sebentar. Kita kedatangan anak magang baru yang akan membantu kita," ucap lelaki paruh baya berkacamata. Kalau tidak salah namanya Angga. Anita dan Arlin mencoba tersenyum ramah yang justru malah terlihat agak kaku.
"Nah, pada bagian ini, tugas mereka adalah mendesain," Angga mengarahkan tangannya pada bagian yang berada di sebelah kanannya. "Anita nanti ditugaskan di tim ini, ya," Angga melanjutkan. Anita hanya mengangguk sambil berusaha tetap tersenyum. Meski tubuhya benar-benar terasa kaku. Mungkin saja kini senyumannya terlihat begitu menyeramkan.
Anita dan Arlin diajak berkeliling untuk bersalaman sekalian memperkenalkan diri mereka masing-masing pada setiap karyawan yang ada di sana. Kantor department mereka tidak terlalu besar dan hanya sebagian saja yang dikenalkan kepada mereka. Hanya orang-orang yang saling terhubung saja. Tujuannya, supaya jika nanti akan diberikan pekerjaan, akan lebih mudah untuk saling berkomunikasi, dan sudah tahu harus mendatangi dan berhubungan dengan siapa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANALOGY #1 : Merayakan Kehilangan [EXTENDED]
RomanceSemua kisah terjadi dan bermula dari cafe itu. Tentang cinta yang tak mungkin terbalaskan. Tentang rindu yang memuncak. Dan tentang pertemuan-pertemuan yang terjadi secara acak. Buku ANALOGY #1 Merayakan Kehilangan sudah dapat dipesan melalui DM Ins...