Berguling~
Dan
Berguling~
Hanya itu yang Jihoon lakukan sejak pulang dari kampus.
Ia bosan dan kesepian padahal ini adalah hari ulang tahunnya. Namun, secara kebetulan seluruh teman dekatnya mempunyai urusan, membuat Jihoon harus menikmati hari spesialnya sendirian.Jinyoung, Daehwi dan Daniel sedang mengikuti kegiatan klub agrikultur menjadi volunteer membantu petani memanen hasil kebunnya.
Sedangkan Guanlin, diminta datang ke Taipei karena Kakaknya akan menikah.
Dan Woojin...
Pria itu bahkan belum menghubungi Jihoon sejak 3 minggu yang lalu. sudah hampir sebulan ia sibuk dengan pekerjaannya hingga melupakan kekasih imutnya ini.
Bahkan Jihoon sudah beberapa kali datang ke kantor Woojin untuk menemuinya. Tapi tetap saja ia tidak dapat bertemu.
alasannya..
"Woojin-nim sedang ada rapat dengan kliennya saat ini"
"Woojin-nim sedang diluar"
"Maaf, Woojin-nim sedang ada pertemuan di LA"
Ck.
Jihoon sampai muak mendengar suara sekretaris Woojin itu.Jihoon kesal.
Ingin marah.
Ingin memukul.
Tapi kenyataannya, yang bisa ia lakukan sekarang hanya menunggu.
menunggu Woojin menghubunginya.
hhh~
Jihoon bangkit dari kasurnya berniat untuk mengambil air. Hanya berguling-guling dikasur sendirian ternyata membuatnya haus.
Line!
Jihoon sedang menenggak minumannya ketika ponselnya berbunyi menandakan ada Line masuk. Ada sedikit harapan bahwa yang mengiriminya Line adalah Woojin.
Tapi-
k.daniell
Kau tidur?Harapan tidak sesuai kenyataan. Jihoon hanya membaca pesan itu tanpa berniat membalasnya. Sudah terlanjur tidak mood.
Jihoon menekan tombol keluar dari roomchatnya dengan Daniel dan matanya tertuju pada satu roomchat yang tepat berada dibawah roomchat Daniel
Roomchatnya dengan Woojin.
Jihoon menekan roomchat itu dan terlihatlah pesan terakhir dari Woojin.
woojin.prk
Sekarang tidurlah sayang, aku tak ingin kita terlambat untuk kencan besok
Kau tau aku tak bisa melakukannya setiap saat bukan?
Pesan itu dikirim 3 minggu yang lalu semalam sebelum mereka kencan dan Woojin yang menghilang tanpa kabar setelahnya.Mengingat tentang kencan itu membuat Jihoon sedih.
Ia rindu Woojin.
Meski ini baru 3 minggu, tapi terasa begitu sulit tanpa kehadiran gingsul penyemangatnya itu.Dia hilang begitu saja dan sama sekali tidak menghubungi Jihoon.
Apakah ia sudah bosan dengan Jihoon?
Apa ia punya selingkuhan?Jihoon hanya bisa menghela nafasnya lelah.
Karena tak ingin berlama-lama bermain dengan kegundahannya, Jihoon memutuskan untuk bermain game dilaptopnya.
....
....
11.02
Jihoon sedang merenggangkan tubuhnya yang lelah karena terlalu lama bermain game ketika seseorang mengecup puncak kepalanya. Dan disusul dengan dua lengan kokoh yang memeluknya erat dari belakang.
Jihoon terkejut dan langsung menoleh kearah orang yang sedang memeluknya erat itu.
Ternyata itu Woojin.
Tunggu!
Apa ini Woojin sungguhan?
Atau ini hanya ilusi karena matanya yang mengantuk?Jihoon mengusap matanya dan kembali menatap Woojin dihadapannya.
Woojin tersenyum manis menatap Jihoon yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu.
"Kau... Bagaimana bisa- ada disini? Tengah malam begini? Apa kau halusinasiku?"
Woojin terkekeh kecil melihat kekasih gembulnya itu. Lalu memberikan kecupan lembut di bibirnya.
"Coba pikir, apa bisa halusinasimu menciummu seperti ini?"
Woojin kembali mengecup gemas bibir Jihoon.
Hmm..
'Berarti dia Woojin yang asli?" - Park Jihoon yang telmi karena ngantuk.Woojin masih menunggu reaksi Jihoon. Sepertinya pemuda ini benar-benar mengantuk.
Sepersekian detik berikutnya, Jihoon langsung memeluk erat Woojin. Sudah sadar hm?
Woojin terkekeh melihat tingkah lucu kekasihnya. Woojin membalas pelukan Jihoon dengan yang lebih erat.
"Kau kemana saja hah? Aku merindukanmu tau" Jihoon menyembunyikan wajahnya dibalik ceruk leher Woojin.
Jihoon mulai menangis.
Woojin memilih untuk tidak menjawab. Ia hanya mengelus pundak bergetar Jihoon, mencoba untuk menenangkan pacar gembulnya yang semakin menangis heboh.
Woojin benar-benar tidak bermaksud untuk meninggalkan Jihoon tanpa kabar. Sungguh.
Ini semua terjadi secara tiba-tiba. Perusahaannya mengalami masalah yang cukup besar membuatnya harus fokus dulu ke perusahaanya hingga tak sempat mengabari Jihoon.
Lagipula, Woojin juga tak ingin membuat Jihoon khawatir karena dirinya. Woojin sangat tahu bagaimana Jihoon itu. Anak itu akan lebih panik dari Woojin jika tahu apa yang dialami Woojin.
Tangis Jihoon masih belum terhenti, ia meluapkan semua kerinduannya.
Woojin menatap pria yang sedikit lebih pendek darinya yang kini masih menangis tersedu-sedu dalam dekapannya. Ia semakin merasa bersalah karena Jihoon tak berhenti menangis.
"Sayang" Panggil Woojin.
"..." Jihoon diam tidak menanggapi.
"Hei, berhentilah menangis.."
Jihoon masih sesegukan.
"Maafkan aku dengar, aku tak bermaksud untuk mengabaikanmu, sungguh! Kemarin aku benar-benar sibuk hingga lupa mengabarimu. Sudah ya jangan menangis lagi"
Woojin mengeratkan pelukannya.
"Tapi Janji jangan lakukan ini lagi"
"Okey"
Jihoon mendongak menatap mata Woojin. Kemudian ia menangkup wajah Woojin.
Cup~
Keduanya tersenyum dalam ciuman panjang dan manis malam itu.
FIN.
Vomment Juseyoo ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet of Love • 2Park
RandomHanya imajinasiku tentang 2Park dengan bentuk drabble, ficlet, oneshoot atau twoshoot. Coba baca aja dulu, mungkin suka:) Warn! BxB!