Warn!
1,3k words
Gaje dan AbsurdBaejin menghela nafas lelah melihat Jihoon yang mengikutinya kesana kemari daritadi.
"Hyung! Sama yang lain bisa kan? Aku mau malas-malasan hari minggu ini"
"Oh ayolah! Kau tega membiarkanku pergi reuni sendirian? Kalau aku dibully bagaimana?" Jihoon berlari mengejar Baejin yang kini sudah ada di kafetaria.
"Dibully kenapa pula?"
"Karena aku tidak punya gandengan bersamaku"
Baejin memutar bola matanya untuk kesekian kalinya. "Kau pikir aku mau jadi gandenganmu? Sama truk gandeng saja sana"
Jihoon merengut. Ia sudah menghabiskan waktu lebih dari lima belas menit, sepanjang jalan dari taman sampai ke kafetaria untuk membujuk Baejin supaya laki-laki itu mau menemani Jihoon untuk pergi ke acara reuni SMPnya. Namun selama lima belas menit itu, jawaban Baejin tetap sama. Ia tidak mau ikut.
"Atau sama mantan aja tuh sana" tunjuk Baejin pada Woojin yang baru saja lewat di dekat mereka. Laki-laki berkulit karamel itu tiba-tiba menoleh, merasa terpanggil ternyata.
Woojin memasang tampang bingungnya.
"Hehehe.. Halo Woojin hyung, apa kabar?" sapa Baejin sambil memasang senyum paling manis untuk Woojin.
"A-ahh.. Hai" Woojin menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Aku baik, seperti yang kau lihat" ujarnya sedikit canggung karena Jihoon. Saat ini Jihoon juga sama canggungnya karena itulah Woojin juga tertular kecanggungan.
Baejin yang melihat kedua hyungnya(yang dulu pernah menjalin hubungan spesial) itu sama-sama canggung membuat ia menahan tawanya. Karena, sungguh! Wajah mereka berdua sama-sama tidak mengenakkan sama sekali.
Sebuah ide konyol tiba-tiba saja terlintas di kepala kecil Baejin.
'Membuat Woojin hyungnya dan Jihoon hyungnya bersatu lagi.'
Baejin tersenyum senang dengan idenya. Ia tidak tahu hal itu akan berhasil atau tidak. Tapi setidaknya, ia bisa bermain-main dengan hyungnya ini kan?
"Woojin hyung, mau makan bersama kami tidak?" tanya Baejin.
Jihoon menarik ujung blazer Baejin seakan memberi kode untuk 'jangan lakukan itu'. Tapi Baejin seakan tidak merasakan tarikan kuat dari anak gajah disampingnya. Ia tetap mengabaikan Jihoon dan menunggu jawaban Woojin.
"Kalau diajak, aku sih mau-mau saja" jawab Woojin yang berusaha mengalihkan pandangannya dari Jihoon yang menarik blazer Baejin.
Sebenarnya Woojin sedikit khawatir. Tenaga Jihoon itu bukan main. Kalau Baejin jatuh terjungkal bagaimana?
***
"Woojin hyung nanti pergi reuni sama siapa?" tanya Baejin pada Woojin yang memang satu sekolah dengan Jihoon dulunya.
Kini mereka bertiga sudah duduk di kafetaria sambil makan ramyeon. Sejak tadi hanya Baejin yang berisik. Sibuk tanya sana tanya sini. Sedangkan Jihoon sudah seperti orang kebelet, ingin cepat-cepat pergi dari meja itu.
Sebenarnya Jihoon tidak tahu kenapa ia malah seperti ini setiap kali bertemu dengan Woojin, setelah mereka putus. Padahal jika dilihat, Woojin terlihat tenang dan santai saja jika ada Jihoon. Ia pun tidak ada mengganggu Jihoon. Malah Woojin sering menawarkan bantuan pada Jihoon kalau Jihoon sedang kesusahan dengan suatu hal. Yah, Woojin kan memang anak baik.
Tapi entah mengapa Jihoon tidak bisa bersikap santai jika ada Woojin. Rasanya, ia malu sekaligus deg-degan kalau sudah ada Woojin disampingnya.
Buktinya, saat mereka sekelompok di pelajaran Bahasa Inggris. Jihoon terus berkeringat dan salah tingkah setiap Woojin mengajaknya diskusi. Dan juga saat mereka kerja kelompok di cafe Jisung hyung, Jihoon benar-benar mau kabur saja!
Woojin begitu perhatian dengannya, walau kenyataannya mereka sudah jadi mantan. Tidak ada yang berubah dari tingkah laku bahkan sampai tutur katanya pada Jihoon. Semuanya masih sama seperti saat mereka pacaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet of Love • 2Park
De TodoHanya imajinasiku tentang 2Park dengan bentuk drabble, ficlet, oneshoot atau twoshoot. Coba baca aja dulu, mungkin suka:) Warn! BxB!