Malam ini hujan mengguyur Potsdam, kota yang letaknya tak jauh dari Berlin yang saat ini memang memasuki musim dingin. Liona, gadis berambut kecokelatan panjang tak berponi dan berparas khas Asia Timur ini tengah bersiap untuk pulang. Warna rambutnya sengaja ia rubah dari hitam menjadi kecokelatan dan dicatok menjadi bergelombang untuk menghadiri acara pesta perpisahan tidak resmi yang di buat ia dan teman-temannya. Ya, Liona sudah menyelesaikan masa SMP-nya di Jerman. Acara ini diselenggarakan di sebuah restoran cepat saji.
Ia memilih menyudahi lebih dulu, padahal acara belum selesai. Ini semua karena Elwin -Kak El biasanya disapa oleh Liona- menghubunginya dan menyuruhnya pulang. Ponsel milik Liona lagi-lagi berdering. Liona mendengus sebal melihat nama yang tertera pada layar ponselnya. Dengan cepat ia menggeser ikon berwarna hijau.
"Okay, Okay! Lio pul-."
"Kamu dimana? Kak El udah deket kok nih sama restoran tempat kamu itu," ujar si penelepon di ujung sana yang membuat kata-kata Liona terputus.
"Kak El jemput? Kan Lio udah bilang Lio naik taksi aja."
"Anak seumuran kamu keluyuran sendiri malem-malem gini. Kamu pikir apa kemungkinan yang akan terjadi!" Elwin gemas. Liona menjauhkan ponselnya dari telinga dan menatap pada bagian pojok kanan atas layar. Jam setengah sebelas. Pantas saja Elwin sangat cerewet bak kekasihnya. Liona kembali mendekatkan ponselnya ke telinga.
"Iya bawel! Lio lihat mobil kakak. Lihat Lio lambai-lambai nggak?"
Elwin memutuskan sambungannya. Menepikan mobil yang ia kendarai tepat dimana Liona berdiri. Liona memutari mobil dan masuk ke dalam. Tak ada pembicaran berarti, Elwin langsung tancap gas menuju rumahnya.
Sudah enam tahun Liona tinggal bersama keluarga Alya di Potsdam, Jerman. Bahkan kini Liona sudah menyelesaikan SMP-nya dan Elwin masih melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Liona sudah menganggap Elwin adalah kakak kandungnya, terlebih sifat protektif Elwin pada Liona.
Banyak perubahan yang Liona alami. Contohnya saja tubuhnya yang tidak sekecil dulu juga wajahnya yang semakin cantik dan bahasa yang digunakannya tidak seformal dulu. Dahulu ia berbicara formal kepada siapapun dan siapapun yang berbicara padanya harus menggunakan bahasa yang formal juga. Karena itu didikan dari Papanya, Rizqi. Namun sekarang ia menggunakan bahasa yang lebih santai, bahkan terkadang kata 'gue-lo' keluar dari mulutnya ketika berdebat dengan Elwin. Yang hasilnya malah mendapat teguran dari Hamsyah.
Tak butuh waktu lama mereka sampai di kediaman mereka. Liona turun disusul Elwin yang terlihat lebih diam dari biasanya. Apa kakaknya itu marah? batin Liona. Tapi kalau Elwin marah biasanya Elwin akan langsung memarahinya bukan mendiaminya. Lagi pula sebelumnya Liona sudah diberi izin oleh Elwin.
Liona berjalan menuju ruang tengah. Sepertinya Hamsyah dan Alya kedatangan tamu. Benar saja ada seorang laki-laki berparas Indonesia sekali. Liona menebak ia seumuran dengan Hamsyah namun sepertinya lebih tua. Ia berpakaian formal lengkap dengan jenggot tipis di sekitar rahang dan dagunya. Laki-laki itu tersenyum hangat pada Liona dan di balas oleh Liona. Liona seperti mengenali wajah itu, namun ia tidak ingat siapa namanya.
"Lio, sini sayang. Ada yang mau Om dan Tante omongin."
Alis Liona berkerut. Kakinya melangkah menuju sofa di dekat Alya dan duduk disampingnya. Ia menatap bingung Tantenya.
Sofa yang di dudukinya bergerak. Ternyata Elwin sudah duduk di sampingnya.
"Nona Lio sudah tumbuh besar ya dan terlihat bahagia selama tinggal disini," ujar laki-laki yang Liona simpulkan seperti om-om. Liona hanya mengangguk.
"Saya hanya ingin menyampaikan bahwa Bapak Rizqi menyuruh Nona Lio pulang," lanjutnya. Liona makin mengkerutkan keningnya.
"Maaf tapi saya tak punya keluarga lain. Hanya ini keluarga yang saya punya," Liona mengatakannya dengan wajah datar. Kemudian ia bangkit menuju kamarnya. Buru-buru Elwin mengekor di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Dalam Sangkar
Romance"Hidup mewah bak putri adalah impian semua perempuan di dunia. Tapi itu percuma jika kau pada akhirnya hanya menjadi Putri Dalam Sangkar"