bab 4

9.8K 804 30
                                    


*

*

Sasuke menghela nafas lelah. Daripada memikirkan masalah rumah tangganya, lebih baik ia memikirkan gadis pirang nakalnya. Hmm... Hukuman apa yang akan ia berikan pada gadis itu.

Kemarin setelah pulang dari mall, dia tak bisa mengantar kekasihnya itu karena harus kembali ke perusahaan. Tenyata Naruto tak langsung pulang, tapi malah ikut kencan buta dengan teman-temannya. Katanya sih Kiba yang menariknya ikut. Tak tau saja Kiba, jika Naruto bahkan sudah punya kekasih dan tinggal bersama.

" ini di kantor, jangan berwajah mesum seperti itu Sasu-nii "

Sasuke yang berada di balik meja kerjanya mendongak, dan mendapati sosok anak dari rekan kerja atau orang yang berstatus sebagai kakak dari kekasihnya.

" ma'af.. Aku tak mendengar kedatanganmu "

" memikirkan istrimu? "

" hn "

Kata-kata ambigu Sasuke membuat Yunho tak mengerti apa yang dimaksud oleh rekan kerja ayahnya itu, ya atau tidak.

Yunho mengedikkan bahu tak peduli, ia kemudian duduk di kursi depan meja Sasuke. Tangan tan itu mengulurkan sebuah dokumen yang berisi surat perjanjian.

" ma'af jika aku datang tanpa pemberitahuan, tadi aku sekalian keluar mengantar adikku "

" adikmu? Setauku kau tak punya adik "

Sasuke hanya mencoba netral. Walau dia sudah tau latar belakang sang kekasih, dia tak akan maju sebelum kekasihnya sendiri yang bicara. Jadi biarlah dia bersikap seperti tak tau apa-apa.

" dia adik tiriku... Ah... Lain kali akan ku kenalkan, dia seumuran dengan tunanganku.... Bahkan mereka satu universitas "

" semangat sekali "

Komentar Sasuke, ia melayangkan senyum tipis kearah Yunho yang terlihat bersemangat menceritakan adik tirinya. Matanya kembali membaca deretan kata yang ada di surat perjanjian di tangannya.

" tentu.... Sudah lama aku ingin adik perempuan. Semenjak appa menikah lagi, aku bisa merasakan keluarga lengkap kembali. Apa lagi ada seorang adik yang menemaniku "

Tangan putih itu mengambil bulpoin dan membubuhkan tanda tangan di surat perjanjian itu.

" yah... Walau dia itu keras kepala, tapi dia gadis yang baik "

Dua kalimat itu memang menggambarkan bagaimana sifat Naruto. Gadisnya itu memang keras kepala, apa lagi kalau sudah mengambil keputusan dan itu harus apa yang gadis itu katakan.

" tentu, kapan-kapan ajaklah dia saat kau bertemu denganku "

Tangan putih itu mengembalikan dokumen yang barusaja ia tanda tangani.

" dan aku berharap kerja sama kita akan berjalan lancar "

" tentu "

Yunho menyambut uluran tangan Sasuke sebagai tanda mulainya kerja sama mereka.

*

*

Sasuke menatap sendu kearah dimana sang kakak berbaring dengan masker oksigen, dan beberapa alat rumah sakit untuk menunjang kehidupan pria berambut panjang itu.

Sudah terlalu lama Itachi tertidur setelah operasi pencangkokan jantung dilakukan.

" kapan kau bangun ?!"

Tanyanya yang pasti tak akan berbuah jawaban. Dia sudah lelah, dia sudah tak tahan lagi dengan semuanya. Ia mempunyai kehidupan sendiri, dengan orang yang ia cintai. Bukan dengan jodoh orang lain, dia hanya pengganti kakaknya.

PelakorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang