bab 5

9.7K 801 45
                                    


*

*

Naruto kembali di sibukkan dengan jahitannya. Kali ini tangannya tak lagi terluka, karen ia sudah mulai mahir menjahit. Senyum tak henti-hentinya pudar dari wajah ayu itu. Tangannya terus bekerja membuat sebuah baju mungil bewarna biru langit dengan corak beruang.

Cklek~

Sasuke yang barusaja pulang kerja langsung berlari kearahnya, saat manik kelam itu menatap apa yang di lakukan sang kekasih. Oh... Dia takmau lagi tangan kelasihnya itu terluka.

" sayang, apa yang kau lakukan huh ?! ...... Bukankah ak - "

Sebelum Sasuke menyelesaikan kalimatnya, Naruto sudah terlebih dahulu memberikan apa yang sudah di jahitnya tadi.

Sasuke menatap tak mengerti kearah sang kekasih yang tengah tersenyum, dengan tangan mengulurkan sebuah baju mungil yang lucu.

" ada apa lov ?"

" coba tebak "

Tangan Sasuke meraih pakaian mungil itu dan membolak-baliknya.

Ok... Itu pakaian bayi, lalu? Apa kekasihnya itu tengah menjahit untuk hadiah temannya yang baru saja melahirkan?? Atau -

" tunggu....tunggu... Kau- "

Naruto mengangguk semangat. Sebelah tangannya meraih tangan Sasuke dan menaruhnya diatas perut datarnya.

" 5 minggu "

Dan sebelah tangannya membuka kelima jarinya, menunjukkan angka lima.

" oh tuhan ... Haha, kau tak bercanda kan sayang "

Wajah ayu itu merengut tak suka atas perkataan sang kekasih.

" apa aku terlihat bercanda "

" tidak "

Jawab Sasuke cepat. Tangannya melempar baju bayi yang sejak tadi ia pegang.

" kenapa kau membuangnya "

Sasuke langsung memeluk tubuh mungil itu dengan kedua lengan kekarnya, dan menghujani seluruh wajah Naruto dengan ciuman. Mereka berpelukan dengan Naruto yang ada di atas pangkuan Sasuke, duduk di atas sofa yang ia dudukinya tadi.

" karena aku ingin memeluk dan mencium-mu "

Naruto hanya terkikik geli melihat bagaimana reaksi Sasuke atas berita kehamilannya. Ya... Naruto hamil 5 minggu, dan itu adalah anak Sasuke. Uh... Dia tak sabar untuk meresmikan hubungan mereka.

Tangannya mendorong dada bidang itu menjauh untuk memberikan jarak pada mereka berdua.

" uh.. Kau harus segera menikahiku Sasu-nii "

Masih dengan wajah yang berhias senyuman, Sasuke mengangguk mantap.

" tentu, lagi pula kakakku sudah sadar dan perceraianku dengan Sakura sudah di proses "

" benarkah.... Hmm, tapi masih ada satu masalah "

Sasuke menaikkan alisnya tak mengerti, saat wajah cerah kekasihnya berubah murung. Tangannya terangkat membelai bibir bawah Naruto yang tengah digigit oleh sang punya bibir.

" appa ~"

Ah ternyata itu... Sasuke tersenyum, tangannya yang masih ada di pinggang sang gadis bergerak. Ia mengelus pinggang ramping itu untuk mengurangi keresahan kekasihnya. Sebelah tangannya mengelus pipi tembem Naruto.

" ehem... Sayang, apa kau masih ingat memar yang ada di pipiku tiga hari yang lalu "

Naruto mengangguk, tangannya terulur ke sudut bibir Sasuke yang beberapa hari yang lalu memar dan mengeluarkan darah. Ya tuhan .... Saat itu ia sangat khawatir atas keadaan Sasuke.

PelakorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang