**
Jihoon melempar asal telefon genggamnya keatas meja kantornya. Didepannya seorang pria paruh baya berambut pirang hanya menatap kosong kearah meja.
" kau dengar sendiri apa yang dikatakan salah satu suruhanku "
Pria paruh baya di depannya mengepalkan tangannya erat. Tak dia sangka, wanita yang selama ini ia percayai hingga meninggalkan istri sah-nya bisa berlaku seperti itu.
" wanita licik itu ingin melukai anakku, Naruto-ku... Dan kau pasti tau aku tidak akan diam "
Tentu dia juga pun tak akan diam saja. Naruto adalah putri satu-satunya miliknya. Satu-satunya peninggalan Kushina di dunia ini, walau sekarang tidak lagi berada di rengkuhannya.
Ada rasa tak rela saat mendengar Jihoon meng klaim anaknya sebagai anak pria itu. Tapi wajar jika Jihoon meng klaim Naruto adalah anaknya, karena setelah Kushina bercerai dengannya wanita itu menikah dengan Jihoon.
Pria itu menghela nafas berat. Ia beranjak dari duduknya.
" apapun bisa kau lakukan, asal istriku tidak terluka "
Jihoon mendengus, pria itu tertawa sarkas melihat Minato yang terkesan sangat mencintai istri liciknya. Ia mengedikkan bahu tak perduli.
" aku tidak janji... Yang terpenting, awasi istri tercintamu itu untuk tidak menyentuh putriku seujung kukupun "
Minato berbalik. Dengan wajah datar yang kentara tengah menekan amarahnya.
' sungguh salah aku memilihmu dan melepaskannya '
" aku memang tak membiarkan Jihoon menyentuhmu, tapi aku sendiri yang akan memberikan pelajaran padamu "
Gumamnya.*
*
Naruto tengah memutar-mutar tubuhnya di depan kaca. Ia tengah melihat apakah dandanannya sudah bagus dan tidak berlebihan. Hari ini Sasuke mengajaknya makan malam di kediaman Uchiha.
Sasuke yang barusaja masuk kamar mereka mendekat kearah sang kekasih yang tengah sibuk mematut dirinya di depan kaca yang tingginya lebih dari tinggi gadis... Uhuk.. Wanita maksudnya.
Tangan besar itu menahan pinggang ramping sang kekasih untuk diam, dan ia menempelkan tubuh tegapnya ke punggung Naruto.
" kau sungguh menawan sayang "
" benarkah? "
" hn "
Sasuke melayangkan kecupan-kecupan di bahu dan leher terbuka Naruto, karena sang kekasih menyampirkan rambutnya di bahu kanannya.
" kenapa calon suamiku manja sekali ya?! "
Naruto terkikik melihat Sasuke dari cermin yang menumpukan dagunya di pundaknya. Wanita itu menarik pipi Sasuke dengan tangan kirinya. Sasuke sendiri hanya tersenyum melihat Naruto yang tertawa.
" bawaan bayi "
Sebelah tangan Sasuke mengelus perut Naruto yang masih datar.
" yang mengandung itu aku "
Chup~
Sasuke mincium bibir kesukaannya itu lembut. Sebelah tangannya terangkat, ia menatap jam tangan yang ada di tangannya.
" kita harus berangkat, sayang. Kita hampir telat "
Naruto melepaskan rengkuhan sang kekasih dan berbalik.
" uh... Aku belum memakai sepatu "
" ingat, jangan memakai yang berhak tinggi. Aku tak ingin kau jatuh nanti "

KAMU SEDANG MEMBACA
Pelakor
FanfictionKarena seseorang yang membuat keluarganya hancur, Naruto memendam dendam. Ia melakukan apa yang dilakukan orang itu dulu kepada keluarganya, dengan membalasnya kepada anak orang itu. Ia akan memunjukkan apa itu rasa sakit akan pengkhianatan dan diti...