Chapter 8: to own you

2.7K 445 171
                                    

"Kemari." Minhyun mendudukkan tubuhnya di kasur segera setelah memasuki kamar terbaik di sebuah hotel mewah yang berada di Busan.

Sejak tadi Seongwoo hanya mengikuti Minhyun dalam diam, tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia hanya menundukkan kepalanya, tidak berani bicara atau bahkan menatap Minhyun yang berjalan di depannya.

"Kemari." Ulang Minhyun, suaranya merendah dan datar. Seongwoo tau kalau dia berada dalam masalah besar. Minhyun yang marah bukanlah hal yang ingin dia lihat.

"Hyun, aku jelaskan. Aku--"

"Master. Aku sudah bilang berulang kali. Bukan Hyun. Master."

Seongwoo menatap Minhyun yang balik menatapnya dengan dingin.

"Maaf, master."

Minhyun menganggukkan kepalanya puas mendengar jawaban dari Seongwoo.

"Sekarang katakan padaku. Kenapa kamu menjual dirimu, Sayangku." Minhyun menggeser duduknya, memberikan tempat untuk kekasihnya yang masih berdiri dan menundukkan kepalanya.

Seongwoo berjalan mendekat dan duduk di samping Minhyun. Begitu bokongnya menyentuh kasur, Minhyun menelusurkan jari panjangnya pada pipi Seongwoo, menelusuri tulang rahang kekasih tercintanya sebelum memberikan ciuman singkat pada rahang tegas Seongwoo.

"Kenapa kamu menjual dirimu?"

"Kamu tau panti asuhan yang merawat kita?"

Minhyun mengangguk, kali ini memberikan kecupan singkat pada leher jenjang Seongwoo.

"Mereka mau menutup panti asuan. Masalah biaya. Mereka berhutang ke bank 10 juta won dan tidak bisa membayarnya, jadi.."

"Kamu menjual dirimu? Saat kamu memilikiku?"

"Aku tidak mau membebanimu. Lagipula aku sudah berjanji mau meninggalkanmu, Hyun."

Minhyun menggeram rendah, tidak suka dengan jawaban yang terlontar dari bibir Seongwoo.

"Aku tidak mau kamu tinggalkan. Berhenti memutuskan hal yang berhubungan denganku tanpa seizinku."

Jari Minhyun menelusuri leher putih Seongwoo yang tadi dikecupinya, kemudian turun hingga sampai di bagian kancing kemeja Seongwoo. Dengan cekatan Minhyun membukanya, hingga kini tubuh indah Seongwoo terpampang jelas di hadapannya.

"Kita lanjutkan diskusi kita nanti. Sekarang aku akan menikmatimu. Aku mengeluarkan uang mahal untuk membawamu kembali, Sayang. Jadi jangan pernah berpikir kamu akan meninggalkanku setelah kita selesai bercinta."

Minhyun bangkit dari duduknya.

"Tutup matamu."

"Buat apa?"

"Turuti mastermu, Sayangku. Jangan bertanya sedikitpun. Itu peraturan pertama."

Seongwoo menganggukkan kepalanya, menutup mata indahnya sehingga dia hanya bisa mendengar suara resleting yang dibuka, lalu suara gemerincing benda yang entah apa.

Langkah Minhyun terdengar mendekat. Semakin dekat hingga berhenti tepat di hadapan Seongwoo.

"Aku akan memberikanmu sedikit hadiah, Sayangku." Seongwoo merasa sesuatu melingkar di lehernya. "Ini untukmu.." terdengar sedikit jeda pada ucapan Minhyun. "Dan ini untukku."

"Hyun-- maksudku master, ini apa? Boleh aku menyentuhnya? Atau membuka mataku?"

"Ya. Kamu boleh melakukan keduanya."

Seongwoo membuka matanya begitu mendengar ucapan Minhyun.

Hal yang pertama kali tertangkap pada bayangan Seongwoo adalah Minhyun yang sudah melepas kemejanya, menyisakan celana jeans hitam pada bagian tubuhnya.

To See You [OngHwang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang