pro-log

1.2K 114 37
                                    

Aku terus melihat jam sekarang terpasang di lengan kiri ku, menunggu orang yang selama tiga tahun ini mengisi relung hatiku.

Sudah terhitung tigapuluh menit aku duduk dibangku kafe bernama 'onefeu' ini.

Aku mendengar bel yang terpasang di pintu kafe berbunyi, aku melihat kearah pintu. Dia datang!.

"Kamu kok lama banget siih?" aku membuat suara seimut mungkin.

"Maaf."

Hanya kata itu yang terucap dari bibirnya yang biasanya mengomeliku karna aku telat makan atau tidak tidur karna sibuk mengerjakan tugas dari sekolah.

"Fine, aku gapapa kok."
"Kamu gak mesen minum-"

"Aku mau kita mengakhiri hubungan ini."

Belum selesai aku berbicara, bahkan bibir ini belum terkatup.

"Aku pikir selama ini aku belum jujur dengan perasaanku sendiri, maaf."

Aku merasa jantungku tidak berfungsi sejenak, begitu juga syaraf dari semua indraku.

"Maaf untuk semuanya." pria itu ingin menggenggam tanganku namun entah mengapa tanganku refleks menjauh dari nya.

Pria itu akhirnya menjauhkan tanganya dari jangkauan ku sambil menatap kearah lantain seakan matanya menyorotkan 'aku tau ini akan terjadi'.

Aku juga ikut menatap lantai, bahkan sebenarnya otak ini memiliki ratusan pertanyaan untuk pria di depanku sekarang. Namun otak dan perilaku tidak pernah sejalan. Justru bulir air mulai keluar dari mataku.

Aku ingin mengumpat, ingin menyiram pria didepanku ini dengan air seperti drama yang kutonton. Namun tindakanku nol besar.

Aku terlalu menyayangi pria di depanku sekarang, bahkan dalam keadaan dimana dia sudah memutuskanku beberapa menit yang lalu.

Dengan sudut mataku aku bisa melihat raut wajahnya yang menunjukan rasa menyesal dan khawatir karna bulir air yang keluar dari mataku mulai deras.

"Apa salah aku?"

Akhirnya aku mengeluarkan suara walau jawaban sederhana yang bisa menunjukan alasan dari tindakan yang dia lakukan.

Dia sedikit berpikir sampai akhirnya.

"Ini bukan salah kamu, ini salah aku yang masih belum bisa-"

"Ada wanita lain di hatti kamu?" Aku memotong perkataannya.

Ucapanku tadi mungkin langsung menohok pria didepanku sekarang ini, raut muka nya berubah 180 derajat berbeda dengan yang tadi.

"Enggak, aku gamau kamu berpikir kayak gitu."

Dia kembali terdiam, aku merasa dia sudah cukup dengan penjelasanya.

Kalau kalian anggap aku adalah tipe wanita yang langsung menampar dan pergi ketika diputuskan pacarnya. Aku lebih baik mencerna semuanya mendengar penjelasannya dan aku akan menarik kesimpulan. Logis.

Tapi perkataan pria didepanku sekarang sama sekali tidak masuk akal, jadi aku lebih baik pergi sekarang.

Aku mengambil tas ku berniat ingin pulang, namun pria didepanku sekarang menahanku dan berkata.


"tolong terima aku lagi disaat aku sudah jujur dan yakin dengan perasaanku sendiri, aku tau aku terkesan egois disini. tapi aku benar-benar memohon sekarang. sejujurnya aku sendiri belum siap ngelepas kamu. tapi,,,,"

"Omong kosong nya udah selesai kan? aku mau pulang."

Tapi kali ini aku tidak bersikap logis, dan penyebabnya karna pria ini.




stand by me ㅡkim hyojin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang