05

309 56 27
                                    

Sekarang aku sedang berada dihadapan kak Jason dengan Farell disampingku.

Kak Daffa terpaksa aku suruh pergi, aku pikir dia gaperlu tau kejadian ini.

Suasana rumah menjadi lebih tegang. Ya, selepas aksi rusuh kak Jason di kafe tadi, dia langsung mengajaku keluar dan menyuruhku pulang.

"Jadi siapa yang mau jelasin?" ucap kak Jason dingin.

Aku dan Farell hanya diam, padahal dulu rasa nya saat bertemu Farell aku ingin mengatakan banyak hal walaupun itu tak penting, rasanya sekarang lidahku kelu untuk mengucapkan barang sepatah kalimat.

"Mau diem-dieman sampe kapan?" kak jason buka suara lagi, aku takut dia pukulin Farell secara brutal lagi.

"Hft, kalian tuh ya bener-bener."

Kak Jason bangkit dari sofa dan nendang sofa nya, aku hanya bisa menundukan kepala. Begitupun Farell.

"Otak kalian dimana? Masih perlu umur udah gede gini dimarahin?"

"....."

"Lo juga jin, anjing lu ya mainin adek gua."

Farell masih tertunduk.

"Kamu ris, kamu kenapa biarin cowok kayak gini bertindak semaunya ke kamu? Kamu bucin atau gimana sih? Kamu ga ngelakuin apa-apa hah?!" nada bicara kak Jason meninggi dari sebelumnya.

"Gila gila gila, gua aja yang ga ngejalanin hubungan ini mau gila. Gimana adek gua yang diputusin pake alesan konyol. Bukan gila lagi, mau mati aja." sarkas kak Jason ke Farell.

"Gua gamau tau, lo jangan pernah deketin adek gua lagi ya rell. Ga sudi adek gua dideketin cowok sok ke gantengan sok most wanted kayak lo. Cukup ya adek gua bengong kayak orang ketempelan rell pas hari itu lo putusin dia. Gamau gua liat adek gua begitu lagi."

"Maafin gua son." akhirnya Farell buka mulut, aku otomatis kaget dan menengok kearahnya.

"Maaf? Lo pikir bisa kembaliin keadaan?! Mikir sat!." kak Jason ancang-ancang ingin memukul Farell namun aku langsung memasang badan untuknya.

Ya aku bodoh, dan aku terus melakukan hal bodoh ini karna perasaan yang orang biasa sebut, cinta.

"RIS YAAMPUN WAKE UP! dia udah nyakitin kamu, masih mau kamu bela kamu pertahanin?! Jangan begini, aku makin ngerasa ga becus jadi kakak kamu."

Aku hanya menggelengkan kepala, dan tiba-tiba aku mengeluarkan air mata. Aku merasa benci pada diriku sendiri karna aku tidak bisa membenci orang yang telah menyakitiku.

"Serah kalian, pusing gua. Kalo masih mau hidup lo harus udah pulang pas gua udah balik. Gua pergi, selesain masalah lo berdua. Serah mau pake cara apa."

BLAM

Kak jason keluar dengan pintu dibanting.

Aku masih termenung dengan pikiran kosong ku, aku membatin 'apa yang barusan aku lakukan?'

Tiba-tiba Hyojin memegang pundakku, namun aku menjauh. Perlahan tangisan ku yang tadi nya sudah reda sekarang justru makin menjadi.

"Aku minta ma-"

"Cukup rell, cukup. Tiga kali kamu nyakitin aku. Pertama disaat putus, kedua disaat kamu posting foto cewek di ig, ketiga hari ini kamu perkenalin cewek ke aku yang jelas-jelas aku mantan kamu. Hati kamu kemana?" ucapku dengan sesegukan.

"Aku bahkan masih berharap ini mimpi tapi enggak, ini terlalu menyakitkan untuk dibilang mimpi. Kamu yang dulu selalu aku pikir bakal jadi cowok terbaik setelah ayah dan kak jason. Sekarang presepsi itu hancur rell. Kamu justru jadi cowok pertama yang selalu nyakitin aku secara batin. Aku capek rell, aku capek."

Seketika Farell menarik ku kepelukannya. Disitu aku menangis sejadi-jadinya, mungkin air mata ku sudah membasahi seluruh kemejanya.

Aku merasa tangan Farell membelai puncak kepala ku, dia menenangkanku sama seperti dulu dia menenangkanku saat aku ingin melaksanakan Ujian Nasional. Aku merasa nyaman, tapi sekarang dia bukan siapa-siapa ku lagi.

"Aku salah, maafin aku." ia terus mengatakan itu sampai tangisanku mulai reda.

"Aku bahkan udah maafin kamu disaat kamu bilang kamu mau akhirin hubungan ini. Aku gapernah dendam sekalipun sama kamu. Cuma mungkin aku nya aja yang terlalu posesif dan sayang sama kamu." ucapku yang terkesan tegar, padahal sebenarnya aku rapuh.

"Makasih udah maafin aku ris, makasih udah selalu jadi wanita terbaik kedua setelah ibu aku. Maaf udah bikin kamu sakit. Aku emang sebenernya ga pantes kan buat kamu. I don't deserve girl like you. I'm such an asshole, cause i can't protect what i had."

Aku menangis lagi.

"No no no, jangan nangisin cowok kayak aku." Farell mengelap air mata ku menggunakan ibu jari nya.

"Sebelumnya aku pernah bilang untuk terima aku lagi ketika aku udah yakin sama semua nya. Tapi itu bukan sekarang. Ini bukan soal aku Cinta sama cewek lain atau gimana. Ini semuanya tentang aku dan aku pikir aku bisa selesain ini tanpa kamu."

"Tapi ini bukan berarti aku seenak hati buang lalu pungut kamu. Gak, ga kayak gitu. Ini bukan waktu nya. Someday, i will give you the reasons why i'm being like this."

Aku hanya mengangguk tanda mengerti.

"Aku berharap kamu bisa tunggu aku sampai saat nya nanti. Tapi kalo kamu ga kuat, gapapa. Cari orang lain yang lebih baik dan ga brengsek kayak aku."

"Dan izinin aku buat milikin kamu dalam waktu singkat."



Chup.








Farell mengecup bibir ku untuk pertama kali nya setelah sekian lama dia tidak pernah bertindak sejauh ini. Ciuman pertama saat aku menerima dia menjadi pacarku.

Akan kah ini menjadi ciuman terakhir? Aku gatau, yang pasti aku takut kalau suatu saat nanti aku gakuat nunggin kamu dan mencari pengganti kamu.












--

Ini gua nulis naon si? Galau bet galau. Biasa halu an tengah malem CIAH. Jangan dibenci atuh hyojin nya :(

stand by me ㅡkim hyojin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang