02

428 69 18
                                    

Rumah rasanya ramai sekali, bayangkan kak Jason tertawa keras keras sekali. Mungkin tetangga ngebatin mau gebukin masal kakakku yang satu itu.

"Daf, masa ya inget ga si xbsjnsjsnsjsns." aku gak denger apa yang kak Jason omongin, sumpah ini udah jam 8 malem dan mereka semua belum pulang.

"Yaampun ini mah kayaknya bakal sampe pagi." batinku.

Akhirnya aku niatin buat neriakin mereka, masa bodo reaksi mereka bakal gimana.

"WOI BRISIK!"

Teriak aku dari lantai atas.

Sepi cuma sebentar, terus rame lagi.

Akhirnya aku mutusin buat turun kebawah buat marahin kak Jason.

"Kak, jangan berisik kenapa. Ini udah malem. Aku bilangin ayah kalo kak Jason bukanya urusin aku malah main ama temen."

"Ih apa sih dek, marah-marah terus yang baru putus."

"KAKAK!"

Eh mereka malah ketawa. Yaampun aku ga lagi stand up comedy disini.

"Oh ini son adek lo yang lo omongin itu."

Ucap salah satu dari tiga temen kak Jason. Emang aku digibahin mereka ya? Ini kerkom apa arisan?

"Iya ini adek gua yel, ris kenalan gih."

"Halo aku Carisa, adeknya kak Jason. Salam kenal."

"Kamu lucu banget sih, masih aku-kamu ngomong nya" kata temen kak Jason yang wajahnya lumayan tampan.

"Iya lucu ya, jarang jaman sekarang yang masih ngomong aku-kamu padahal pertama ketemu." kata salah satu dari mereka lagi yang matanya paling minimalis.

Yang satu diem aja sambil fokus liatin laptop.

"Yailah yel, lu tadi yang ngegas biar dia ngenalin diri ke lu. Sekarang lu nya malah sok fokus begini." goda kak Jason.

"Bacot."

Singkat. Padat. Bermakna banyak.

"Oh iya, gapada laper? Gua mau beli makan nih. Gua beli mekdi pada mau ga?"

"MAUUUUU!!" sahut 2 teman kak jason dan yang satunya cuma diem.

"Yaudah gua pergi dulu, lu pada jagain adek gua. Jangan diapa-apain. Sampe lecet sedikit kepala lo semua gelinding dijalanan." ancam kak Jason sambil ngambil kunci motor.

"Gademen ah sama yang masih kecil."

"Tenang."

Dan yang satu tetap diam.

Gak lama kak Jason menghilang dari pandangan dan suara motor yang bunyi mulai menghilang juga.

Akhirnya yang tersisa cuma rasa awkward disini, bingung mau ngomongin apa.

"Oh iya tadi lo udah kenalan kita belom. Gua Daffa Fabian."

Oh ini yang matanya minimalis namanya Daffa. Oke oke.

"Halo, aku Rafa Guntoro."

Ini yang paling gemas mukanya, manis banget dari cara ngomong dia.

"Yel, jangan sok cool napa, kenalan gih." dorong kak Gabriel.



"Gabriel, salam kenal."

Sumpah, dia antara irit ngomong sama sariawan beda tipis.

"Yel, gua sama Rafa mau beli pulsa. Lo disini aja ya tugas lo kan belom selesai sekalian jagain Erisca."

"Hm."

Kak Daffa dan kak Rafa akhirnya pergi.

"Lo pacar nya Farell kan?"

Aku yang awalnya sedang fokus ke ponsel langsung tercekat. Sebenarnya orang bernama 'Gabriel' ini siapa? Kenapa dia berpura-pura pendiam didepan yang lain tapi begitu hanya ada aku, sekali bicara langsung menusuk.

"Kamu siapa emangnya, ga sepantesnya kamu ngomong hal random ke orang yang baru kamu kenal." dari sini aja aku malas memanggil orang didepan aku ini dengan sebutan 'kakak'.

"Gua nanya apa dijawab apa, pantes Farell mutusin lo."

Aku langsung berdiri dan nampar Gabriel.

"Kamu udah keterlaluan ya, mendingan kamu pergi sekarang." ucapku dengan emosi yang masih tersulut.

Gabriel yang tadinya hanya berkutik dengan laptopnya langsung menaruh barang tersebut dan memojokan aku ke tembok.

"K-kamu ngapain?!" ucapku setengah teriak.

"Ssst." Gabriel meletakan jari telunjuknya di bibirku.

















"Farell si keparat itu, dia ga sebaik apa yang ada dipikiran lo. Gua lega banget dia mutusin lo. Pertama dia gabakal nyakitin lo lagi kedua gua punya kesempatan lagi."

"Aku ga ngerti."

"Lo ga akan ngerti, rumit. Tapi gua yakin secepatnya lo bakal tau apa yang terjadi."

"Apasih?!" aku berusaha untuk lepas dari posisi yang kurang mengenakan ini, tapi Gabriel terus nahan aku sampai akhirnya.










Chup






"Kali ini gua ga akan nyerah gitu aja, Farell udah gua kasih kesempatan sekali buat milikin lo. Tapi dia sia-sia in."

Terdengar posesif. Aku gasuka.

"Gabriel, aku mohon lepasin aku sekarang atau aku bakal teriak."

"Ris, jangan buat gua terlihat seperti penjahat yang bakal nyakitin lo. Karna gua gaakan pernah ngelakuin itu."




Gabriel memelukku, dan aku jadi benar-benar bingung sekarang. Apa yang sebenarnya terjadi. Dan ada hubungan apa antara dia dengan Hyojin?






--
HOLAAAAA, ciyaaa update juga awowkwowkok. Btw maapkan aku hyojin sayankkkk. Gua buat misterius"gitchu disini

stand by me ㅡkim hyojin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang