Jika kau ingin melihat pelangi, kau harus siap dengan hujan~
•••
Tangan panjang itu menjulur, mencoba mematikan alarm dari handphonenya. Sinar matahari belum terlihat. Kakinya bangkit bergerak menuju kamar mandi.
Selesainya mandi dan berseragam. Seragam baru yang dibeli karena kenaikan kelas itu melekat sedikit longgar pada tubuh Athdira. Ia memang tidak menyukai baju yang pas dengan tubuhnya, alhasil bentuk tubuhnya akan terlihat jelas.
Athdira melangkahkan kaki menuju meja makan yang berada di lantai satu. Sepertinya sudah berkumpul disana keluarga Athdira kecuali sang ayah. Karena masih sibuk dengan pekerjaannya di Semarang.
Gadis cantik itu menuruni anak tangga dengan membopong tas ranselnya. Ia mulai menarik kursi yang yang berseberangan dengan Ghea.
Eka telah menyiapkan sarapan untuk kedua anaknya berangkat sekolah. Mereka bertiga duduk bersama di meja makan yang cukup untuk orang berlima.
Tanpa sengaja Eka melihat Ghea yang sedang memainkan handphonenya dengan menyengir. Ia sudah paham akan hal itu. Karena Athdira diam-diam sudah menceritakan cewek disekolah mereka yang sedang di sukai oleh kakaknya itu. Tetapi ia belum menceritakan bahwa Karin adalah teman sekelas dirinya.
"Ekhem." Eka yang ingin menggoda anak lelakinya, sekarang malah mencoba meraih handphone Ghea. Dan lagi, Ghea berhasil menjauhkan handphonenya pada Eka. Ghea membalas dengan menjulurkan lidahnya mengejek sang bunda.
"Kakak ih gak pernah cerita sama bunda ya kalo kakak sukak sama cewek."
"Ya kalik Bun Ghea cerita. Masa bunda gatau kalo Ghea ini anak lelaki bunda. Ya normalah bun, kalo Ghea suka cewek." Ghea yang dipelototi malah tertawa melihat reaksi sang bunda. Athdira juga tak luput tertawa karena bundanya terlalu polos untuk dikerjai oleh Ghea. Anak tertampannya. Yaiyalah cowok.
"Udah lah kak. Jangan usilin mama terus. Dira sebut merk nih!"
"Jangan atulah. Hehehe gak Bun, bercanda aja." Ghea pun segera melanjutkan makannya yang sempat terganggu oleh handphone dan juga bundanya.
"Yaudah kalo gitu siapa cew---"
"Bun assalamualaikum. Aku sama Dira mau berangkat!"
Ghea mencoba mengalihkan perhatian dengan menarik lengan Athdira untuk segera pergi sekolah. Keduanya lalu memegang punggung tangan Eka, dan menempelkan ke hidungnya. Perempuan separuh baya itu hanya bisa sabar melihat kelakuan Ghea yang menurutnya itu 'nakal-nakal menggemaskan'•••
"He kuceng! Sini lo! Enak ya lo abis makan aja pergi!?!?" Teriak Ghea yang berakibat menarik perhatian se-isi kantin.
Entah apa yang membuat kakak beradik itu merasakan lapar lagi. Toh, mereka kan sarapan.
"Kak, sekali ya. Nantik gue ganti." Jawab Athdira meninggalkan Ghea dengan melambaikan tangan pada kakaknya yang sedari tadi mengumpati dirinya.
Athdira terus melangkah tak mempedulikan Ghea yang histeris sendiri karena uang jajannya yang lambat laun menipis akibat Athdira juga. Ia tertawa kecil mendengar ocehan ghea.
Athdira melangkah tak tahu arah. Hanya pesan itu saja yang sekarang berada di pikirannya. Tanpa berpikir lama Athdira mengarahkan kakinya ke arah kelas 11 IPS 2.
Gadis itu sekarang telah berada di depan kelas 11 IPS 2. Lama sudah Athdira menunggu tanda-tanda keberadaan orang yang telah mengiriminya pesan, siapa tahu itu penting. Ia juga cukup penasaran akan seorang yang melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athdira
Teen FictionAthdira namanya. Cewek berambut sebahu ini selalu berubah-ubah wataknya. Kadang lembut, kadang ketus, kadang murah senyum, kadang gesrek. ¦covermencaridigugel¦