Semua siswa tumpah ruah meninggalkan sekolah, Ambar masih memberengut pada temannya itu.
"Ambar, ayolah... jangan seperti ini, saya ngga suka sama ka Riko kok...." ujar Ina meyakinkan Ambar."Huhh... ok, saya percaya. Tapi, kalo saya tau kamu suka sama dia. Pertemanan kita putus," ancamnya.
"Siap bos... ! Tenang itu ga akan terjadi." Tegas Ina.
"Sebelum pulang, kita jalan-jalan dulu ya... pusing nih otak sudah terkuras," celoteh gadis bermata sipit.
"Boleh. Kamu yang traktir," Ina mengusulkan, dan Ambar pun tidak keberatan.
Mereka berjalan ke parkiran, mobil mini berwarna merah itu pun berbunyi. Mereka hendak masuk ke mobil, tapi ponsel Ambar berbunyi. Dia pun mendekatkan ponselnya ke telinga. "Sebentar ya. Hallo mah.... huh, sekarang ? Tapi mah..... huh, baiklah." Ambar menutup ponsel nya dengan raut muka memberengut.
"Ada apa dengan ibumu ?" Tanya Ina."Na... maaf ya, acara jalan-jalan nya batal. Saya juga ga bisa antar kamu. Soalnya saya harus jemput mama..."
Suara tidak ikhlas terdengar jelas, namun Ina memahami teman cerewetnya. "Ngga apa apa, saya bisa naik bis." Kata Ina tidak keberatan.Setelah lima menit berlalu ketika Ambar meninggalkannya, sejenak dia memikirkan sesuatu lalu melangkahkan kaki dengan ringan. Tiba-tiba sebuah motor ninja merah berhenti di depannya. "Na, saya antar pulang ya ?" Tanya orang yg menunggangi ninja merah. Ina masih tidak merespon orang tersebut karena dia memakai helm.
"Hai Ina, saya antar pulang ya, mau kan?" Orang itu membuka helm nya."Eh ka Riko. Ngga usah ka, saya bisa naik bis atau taksi."
"Bagaimana kalau saya memaksa. Ayolah... lagi pula tidak ada alasan kamu menolaknya." Bujuk Riko.
Ina berpikir. Dia takut kalau Ambar mengetahuinya dan marah pada dirinya. Ina tidak mau itu terjadi, dia pun tidak enak menolak Riko. "Bagaimana Na ? Mau ya...? Saya jamin kamu akan selamat sampai tujuan." Riko masih berusaha.
"Mmm, baiklah." Ina memutuskan. Mungkin hanya kali ini saja, ujar Ina dalam hati.
Riko senang mendengarnya, dia kembali memakai helm nya setelah Ina sudah duduk di belakangnya. Ninja merah itupun melaju, namun saat di depan gerbang sekolah dia berhenti.
"Azka... besok kumpul dulu aja ya." Ujar Riko pada cowo berkulit putih."Ya... paham." Azka mengerutkan kening, lalu memiringkan kepala, untuk melihat siapa yang di bonceng Riko ini.
"Cewe nya ya?" Tanya Azka sedikit bergurau saat melihat Ina. Wajah Ina memerah, dia menunduk tidak berani melihat Azka. Kenapa? Karena Ina salah satu fans berat Azka."Bukan. Ini Ina, saya cuma mau ajak pulang bareng." Jelas Riko dengan wajah berharap.
"Modus tuhh... hahaha," ejek Azka.
"Hai Ina, hati-hati loh sama Riko, soalnya dia ini kalo naik motor suka ngupil... hahaha..." tambah Azka, dengan tawa semakin keras, Ina hanya senyum simpul menanggapinya.
"Sssttt... sembarangan aja kalau ngomong. Jangan dengerin, dia ini cuma syirik aja." Kata Riko jengkel.
"By the way. Mana Vero, biasanya kalian nempel terus ?" Lanjutnya, mengalihkan pembicaraan. Lalu terdengar suara cewe yang memanggil mereka. "Hey... Azka... Riko..." lantas kedua orang itu menengok, cewe berambut panjang menghampiri mereka.
"Nih orangnya, baru ditanyain sama Riko tuh " ujar Azka.
"Oh ya ? Ada apa Ko ?" Tanya Veronica, "tidak ada apa-apa, cuma penasaran aja biasanya kalian nempel kayak sendal." Jelas Riko."Ohh, ada urusan sedikit." Ucap Veronica,
"siapa ?" Tanyanya saat melihat Ina yg dari tadi hanya diam, sebelum Riko menjawabnya, Veronica mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri."Hai, saya Veronica. Panggil saja Vero. Dan kamu... ?"
Ina menyambut uluran tangan Veronica, "saya Indi Agustina, panggil saja Indi atau Ina." Ujarnya dengan senyum manis.
"Hai Ina... hmmm. Hati-hati sama Riko, dia itu..." sebelum Vero melanjutkan, Riko langsung memotong kalimatnya.
"Sstttt... Jangan ngawur, sudah ya, kasihan Ina nunggu lama. Ok, sampe ketemu besok." Riko langsung menembus jalan raya.
««« »»»
"Jadi ini rumahnya ?" Riko berbasa basi,
"Iya ka, terimakasih sudah antar saya pulang." Ina mengucapkannya dengan tulus,
Riko mengangguk, "jangan panggil ka, panggil aja Riko. Sampai jumpa besok Na, salam buat ibu aja ya."
"Pasti saya sampaikan. Ka. Ehh... maksudnya Riko." Riko hanya tersenyum mendengarnya.
"Na, besok ada acara kegiatan sosial. Kalo kamu ada buku bekas boleh dibawa ya,"
"Boleh. Hmmm... bukunya langsung dibawa ke ruang OSIS atau gimana?
"Langsung ke ruang OSIS aja. Ga harus besok, waktunya sampe minggu depan."
"Oke."
"Bye Na..."
"Bye ka, ehhh... Riko."
Setelah Riko pergi, barulah Ina masuk ke rumahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Bayangan
RomanceDua malaikat, ya... Dia menyebut mereka dua malaikat. Karena kebaikan dan perhatian mereka yang besar. Namun suatu waktu, dimana dia harus memilih salah satu dari malaikat tersebut. Di saat Indi mengira cinta lamanya lenyap. Dia mulai ragu dengan c...