Rosanna menangis seraya berdoa untuk kedua orang tuanya di atas sana. Bekas air mata terlihat samar di pelupuk mata Ro.
Bukannya ia ingin terus larut larut dalam kesedihan, tapi tidak ada yang dapat Ro lakukan selain berdoa kan. Berdoa untuk orang tuanya selalu mengingatkan Ro akan kejadian itu, Ro selalu tidak bisa membendung tangisnya.
Sudah 3 bulan semenjak kepergian orang tuanya, seluruh rutinitas Rosanna berubah drastis.
Biasanya Rosanna akan berangkat kuliah dengan menyalami kedua punggung tangan kedua orang tuanya. Namun, saat ini tidak ada yang perlu ia salami karena tantenya pun jarang pulang ke rumah.
Biasanya ia akan bercanda dan tertawa dengan kedua orang tuanya setiap akhir pekan, sekarang ia hanya bisa tertawa sendiri di depan layar televisi.
Setelah kedua orang tuanya pergi, Rosanna diasuh oleh tantenya yang super sibuk, lebih tepatnya di fasilitasi.
Tantenya pulang ke rumah hanya satu minggu sekali, itupun Rosanna yakin hanya untuk sekedar melihat keadaannya saja. Uang jajan, tempat tinggal, kebutuhan yang selama ini ia terima dari ayahnya beralih menjadi tanggung jawab tantenya.
Ayahnya tidak mewarisi banyak materi kepada Rosanna, ayahnya dahulu adalah seorang PNS dan ibunya adalah Ibu Rumah Tangga biasa.
Walau begitu, banyak sekali nilai nilai moral yang ditanamkan kedua orang tuanya pada dirinya, yang Rosanna janji akan meneruskannya kepada anak cucunya kelak, dan akan terus Rosanna bawa sampai mati.
Ponsel Rosanna yang berbunyi membuyarkan lamunan tentang kedua orang tuanya, tertera nama sahabatnya disana. Valerie
"Hallo" sapa Rosanna
"Ro!! jalan jalan yuk ke mall, temenin beli baju. Ada diskon 50%! Gue yakin pasti lo suka"
Rosanna tersenyum tipis mendengar kegaduhan yang dibuat oleh Valerie. Valerie memang sangat amat kegirangan apabila menemukan apapun yang ditandai SALE atau DISKON atau POTONGAN HARGA.
"kayaknya gak bisa deh Val. Maaf ya,lagi gak enak badan"
"Yah.. Sayang baneget sih, Ro. Btw, mau nitip gak?"
"Nggak deh Val, makasih"
"Okedeh! Nanti aku telfon lagi ya. Bye"
"Bye"
Rosanna mematikan sambungan telfonnya.
Valerie satu satunya sahabatnya sejak sekolah dasar, berlanjut sampai SMP kemudian SMA, walaupun jurusannya berbeda saat SMA mereka masih akrab dan kemana mana bersama. Bahkan sampai kuliah pun Valerie ngotot akan mengikuti kemana Rosanna pergi.
kata 'satu satunya sahabat' agak menyedihkan untuk Rosanna kan. Kalau dibilang teman, Rosanna punya banyak teman,lebih tepatnya teman sekelas.
Rosanna memang bukan orang yang gampang bergaul dengan semua orang, tapi yang bisa ia pastikan adalah orang orang memandangnya dengan baik, walaupun banyak juga orang yang ketakutan dengannya.
Rosanna bisa tertawa bersama temannya, bercanda, membicarakan sesuatu tentang minat yang sama, hang out. Tapi itu semua hanya dari luar. Rosanna dan teman temannya hanya tahu sebatas itu, mereka tidak pernah mengetahui apa isi hati dan pikiran Rosanna yang sebenarnya.
Kecuali Valerie.
Rosanna membuka ponselnya untuk mengecek jadwal kuliah untuk besok. Kini dirinya sudah ada di semester 5, semester sebelum ia menuju internship atau hal hal semacamnya, dan itu membuat Rosanna semakin semangat dan juga malas secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Efflorescence of Wallflower
ChickLitHidup Rosanna sudah berubah semenjak kehilangan kedua orang tua yang sangat ia hormati dan sayangi. Rosanna yang dulu ceria berubah menjadi monster Rosanna yang siap memakan hati para manusia yang berkomunikasi dengannya. Sang tante yang mengambil...