Suasana kamar Leo menjadi sengit dan panas karena tatapan mata Ray yang begitu tajam.
Ray terus menatap Leo tanpa berkata apa-apa, membuat Leo sedikit bosan dengan situasi yang dia rasakan saat ini.
"Ray, udah belom nyekiknya? Bosen nih. At least, ngomong kek biar kayak di film-film"
Kalau dipikir-pikir benar juga kata Leo, Ray tidak benar-benar mengetahui tujuan dari hal yang ia lakukan saat ini.
Akhirnya, Leo bisa bernapas dengan lega setelah Ray memutuskan untuk menghentikan cekalan tangannya di kerah baju Leo.
Dari belakang punggungnya, Ray dapat mendengar cekikian tawa Nervin dan suara tawa tertahan ala Axel.
Leo tanpa bertanya lebih lanjut terhadap aksi Ray padanya langsung berlari mendekati Rosanna di sofa.
Mau tidak mau, Ray membalikkan punggungnya untuk mengetahui situasi apa yang sebenarnya terjadi.
Ray mendapati Nervin yang saat ini sedang berlutut terbahak-bahak dan memegangi perutnya.
Axel menutup kedua matanya dengan satu telapak tangannya sambil mengulum bibirnya kedalam karena menahan tawa. Ray dapat melihat dengan jelas wajah yang memerah Axel memerah.
Leo saat ini sedang menutupi Rosanna dengan tubuhnya yang entah mengapa membuat Ray jadi geram.
Ray menarik tubuh Leo menjauh dari Rosanna dan membiarkan Rosanna mendapatkan space yang lebih luas.
Tapi neraka apa yang sedang bocor di kamar Leo.
Nervin bangkit dan menepuk bahu Ray ia mengucap sambil tertawa
"Kelas make-up Leo dimulai lagi, Hahahahah"
Di dalam hati, Ray merasa sedikit simpati pada Rosanna.
BAGAIMANA TIDAK?
Wajah dan leher Rosanna terlihat sangat amat putih, tidak sesuai dengan kulit aslinya.
Kedua pipinya berwarna hot pink terang, kedua kelopak matanya berwarna gradasi merah, orange dan hitam. Alisnya terlihat sangat tebal dan menukik. Salah satu matanya memiliki bulu mata yang super tebal.
Mungkin Leo berusaha untuk memasangkan bulu mata di mata Rosanna tadi.
Yang paling penting, bibirnya terlihat sangat merah. Tapi bagian itu yang paling terlihat baik dibandingkan dengan keseluruhan kosmetik yang menempel di wajahnya.
Ray menahan napasnya. Orang mana yang tidak akan tertawa apabila melihat dandanan badut seperti ini.
"Udah Leo cukup! Terakhir kali lo dandanin cewe gue, dia minta putus saat itu juga" ucap Nervin masih sambil menahan tawanya.
"Yaa, aku kan saat ini cuma lagi mencari jati diri. Siapa tau kan emng bakat?" Ucap Leo ambigu.
"Tapi lo kan tau kalo emang bakat lo nggak disini!" Ucap Nervin sekali lagi
Rasanya Nervin benar-benar ingin menyadarkan Leo bahwa yang jago skincare bukan berarti jago make up juga.
"Rosanna juga mau kok. Iya kan Ro? Dia juga penasaran rasanya jadi cantik gimana" ucap Leo membela dirinya sendiri.
Rosanna tidak ingat kalau dia berkata secara langsung kepada orang lain bahwa ia ingin menjadi cantik.
Yang rosanna ingat, ia memang pernah berkata bahwa ia merasa penasaran dengan make up. Tapi Rosanna ingat bahwa ia hanya membatin.
Leo berjalan mendekati Nervin. Leo sedikit berjinjit untuk mencapai telinga Nervin. Nervin sadar kalau Leo ingin membisikan sesuatu kepadanya. Sehingga, nervin mensejajarkan tingginya dengan Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Efflorescence of Wallflower
ChickLitHidup Rosanna sudah berubah semenjak kehilangan kedua orang tua yang sangat ia hormati dan sayangi. Rosanna yang dulu ceria berubah menjadi monster Rosanna yang siap memakan hati para manusia yang berkomunikasi dengannya. Sang tante yang mengambil...