Part 3 - Syarat dan Ketentuan Berlaku

51 10 1
                                    

satu.

dua.

tiga.

empat.

EMPAT!

Rosanna mengontrol emosi wajahnya lantaran di hadapannya kini ada 4 orang pria yang sama sekali tidak ia kenal.

Mereka ber-4 menatap Rosanna dengan pandangan yang beraneka ragam.

Siapa gadis ini?

Kok kayaknya aku takut ya?

Kayaknya bakal jutek banget , mukanya flatTT_TT

Yaelah, ada apaan sih ini, ngerepotin aja.

Rosanna yang malas untuk menebak pikiran 4 pria itu kembali menatap wajah tantenya yang dari tadi tidak kunjung bicara. Padahal kata anak yang bernama Nervin itu, semua penghuni sudah kumpul disini.

Jadi benar ini rumah mafia?

Tapi kok mafia..

EHEM.. Ganteng?

"Ya! sudah cukup kalian berkenalan diri lewat telepatinya?" Tante Lidya beralih menyandarkan tubuhnya kini pada single sofa di depannya.

Kedua tangannya di katupkan, kakinya dilipat. Seolah sekarang ini ia berperilaku seperti bos mafia!

"Jadi anak anak, Di depan Tante ini Rosanna. Keponakan Tante"

Rosanna yang merasa diperkenalkan oleh tantenya kemudian menatap kepada 3 orang yang sedang duduk di sofa dan satunya di pinggiran sofa yang ada di sebelah kirinya.

Rosanna hanya menganggukan kepalanya sebagai tanda perkenalan.

Satu dari pria di depannya menatap kaget Rosanna. Kaget atau seram?

Kemudian Rosanna membuang tatapannya lagi. Seperti tak ingin berlama lama menatap para laki laki itu.

"Sekarang, Rosanna akan tinggal di sini bareng kalian!"

Semua orang terkejut. Baik itu Rosanna, Nervin dan 3 pria lainnya.

"Tapi Tan, di sini laki laki semua, gak ada perempuan. Tante gak takut kalau nanti keponakan tante di apa apain sama Ray?" Nervin bertanya pada Tante Lidya.

Rosanna Mengamati.

"Kenapa gue, Bazeng? Yang ada elo!" Seorang yang bernama Ray itu melakukan pembelaan.

Jadi, pria itu namanya Ray.

"Ya, Karena itu. Tante punya syarat dan ketentuan yang udah Tante buat tadi"

Jadi, selama hampir setengah jam berdiam diri, Tante Lidya memikirkan syarat dan ketentuan itu. Rosanna mengerti

"Lagian Tante gak yakin kalian berani apa apain Rosanna. Yang ada kalian yang akan takut sama dia"

Tante Lidya tersenyum sambil menatap keponakannya yang datar itu.

Kebiasaan lagi penyakitnya kalau ada di lingkungan baru. Seperti tidak punya emosi. Batin Lidya.

Dulu, saat pertama kali pindah ke rumah tantenya. Rosanna harus beradaptasi selama kurang lebih 1 bulan. Padahal itu rumah saudarannya sendiri.

Ia lebih memilih untuk ada di kamar. Keluar hanya untuk makan dan ke kamar mandi.

"Tujuan Tante apa?" Tanya Ray.

"Seperti biasa, Ray. Kamu paling mengerti Tante" Tante Lidya mengedipkan sebelah matanya pada Ray yang dibalas cibiran kesal pria itu.

The Efflorescence of  WallflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang