Part 4 - Sarapan Pertama

43 12 2
                                    

Rosanna mengernyitkan dahinya tatkala ia merasa ada orang yang menginterupsi tidurnya.

Rosanna bangun kemudian berjalan ke arah pintu yang sedari tadi diketuk. Rosanna membuka pintu dan terpampanglah 4 wajah di hadapannya.

Axel, Leo, Nervin dan Ray.

Ada apa mereka sepagi ini?

"Pagi Rosanna. Aku Leo" Leo mengulurkan tangannya pada Rosanna. Namun, gadis itu bergeming menatap uluran tangan Leo.

Mereka diam selama beberapa menit.

Nervin berinisiatif untuk menyambut uluran tangan Leo karena dilihatnya Leo sudah pegal mengulurkan tangan yang tak kunjung mendapat sinyal tanggapan dari Rosanna.

"Pagi ini kita akan sarapan bersama. Kita membangunkan kamu untuk bersiap" Ucap Axel langsung ke initi.

Rosanna masih bergeming menatap Axel, begitu juga sebaliknya.

Mereka berdua sama sama saling menatap tanpa rasa canggung selama beberapa menit. Nervin dan Leo yang melihatnya merasa ngeri dibuatnya.

Seperti mata mereka sama sama mengeluarkan sengatan listrik yang siap mematikan diri masing masing.

"Hm, Rosanna! Kita tunggu di meja makan ya. Jangan lama lama" Nervin yang melihat itu berinisiatif lagi untuk mengalilhkan perhatian mereka berdua.

Seram. Itu yang bisa Nervin katakan untuk saat ini.

Nervin kira kedatangan Rosanna akan membawa suasana baru karena kehadiran perempuan di rumah ini. Tapi ternyata kehadirannya seperti copy-an Axel. Menyeramkan.

Interupsi Nervin berhasil untuk mengalihkan perhatian mereka berdua. Kini Rosanna menatap Nervin.

"Aku tidak sarapan"

Rosanna berujar cepat kemudian menutup pintunya tanpa aba aba. membuat Leo yang hatinya selembut bayi ketakutan dan langsung memeluk Nervin.

"Lebih serem dari Axel TT_TT"

Nervin yang biasanya akan menghindar saat dipeluk Leo kini ikut berpelukan bersamanya.

Ray yang melihat itu merasa sangat kesal.

Ray maju untuk menggedor pintu kamar Rosanna.

"Heh wanita di dalam. Kedatang lo udah buat repot. Jangan semakin ngerepotin kita lagi. Kalo lo mau mati kubur diri sendiri!"

Ray berteriak dengan sangat kencang dan tentu saja teriakannya itu sampai ke telinga Rosanna.

Rosanna membuang nafas. Rasanya malas sekali kalau ia harus menyesuaikan diri dengan orang orang itu. Tapi apa boleh buat. Mereka tinggal bersama kan.

"Ray, jangan ngomong begitu. Kalau dia ngadu sama Tante gimana?" Leo kini menarik narik tangan Ray yang masih menggedor pintu kamar Rosanna.

Ray menghembuskan nafas kasar dan berhenti menggerakan tangannya, tapi tidak dengan mulutnya.

"Jangan mentang mentang Tante lo yang punya tempat ini bisa seenaknya nggak ikutin aturan, atau lo emang orang yang ga punya aturan?"

Ray kemudian berhenti dan pergi dari tempat ia berdiri. Hidupnya sudah sulit, sekarang makin sulit karena ia harus mengurus anak orang yang bahkan tidak ia kenal selain namanya.

"Ray, tunggu!" Leo mengikuti kemana Ray pergi, diikuti juga dengan Nervin. Tinggal Axel disana.

"Kami tunggu di meja makan" Axel pergi setelah memastikan bahwa Rosanna mendengarkan ucapanannya.

-

Rosanna keluar dari kamar mandi dengan bathrobe yang melekat pada tubuhnya. Kini ia sedang membuka kopernya dan bersiap untuk merapihkan baju dan barang barangnya kalau saja tidak teringat bahwa ia harus turun untuk sarapan.

The Efflorescence of  WallflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang