The Reason

293 27 4
                                    

Naruto Cast © Mashashi Kisimoto

Story © Hwan Yuri
All pics and media in this story, belong to rightfull credit.
Enjoy reading and don’t forget to voment if u mind^^

.

.

Deidara kembali menghela nafasnya untuk ke sekian kalinya pagi ini. Retinanya mengerling pada Sasori yang sedari tadi hanya tertegun memandang gerbang masuk taman kota ini.

Demi apapun Deidara sudah sangat bosan berada di sini. Bayangkan saja, Sasori dan Deidara berangkat sekitar pukul 6 pagi untuk lari di sekitar kompleks dan sekarang jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 10 lebih 15 menit.

Rasa menyesal menyeruak di relung hati Deidara. Harusnya dia langsung sadar begitu tiba di rumah Sasori tadi malam, bahwa karibnya itu sedang ada sesuatu. Berhubungan dengan Sakura mungkin? Karena kemarin kalau tidak salah Sasori dan Sakura memang ada acara berdua.


Tapi jika dipikir lagi, akan sangat menyedihkan bukan jika semalam Sasori ditinggalkan sendirian dengan keadaan begitu?

“Ya Sasori! Sampai kapan kita mau di sini, sih?” entah ini sudah berapa kalinya pertanyaan Deidara yang diacuhkan oleh Sasori.

Tidak ada tanda-tanda sahabatnya akan menjawab, Deidara kemudian melanjutkan, “Yah, kau ini, wanita bukan hanya Sakura-chan, kau begini hanya karena dia kan? Ayolah bung, kita ini masih mud-“ “Ya ya ya ya ya, mau ke mana sih tiba-tiba?” racau Deidara ketika tiba-tiba Sasori beranjak, mau tak mau Deidara akhirnya mengikuti langkah Sasori.

“Kau berisik Dei, telingaku rasanya hampir pecah mendengar ocehanmu.” Ujar Sasori santai.

“Ya, memang ini salah siapa, hah? Kau duluan yang bertingkah menyebalkan.” Deidara menjawab sambil bersungut-sungut. “Ah iya, sekarang kita ke rumah Itachi saja, hari minggu pasti ada Hana, aku rindu masakannya.” Melihat gelagat Sasori yang akan protes, Deidara kemudian kembali berujar, “Tidak ada protes. Anggap ini sebagai permintaan maafmu karena mengacuhkanku.”

“Cih, terserah sajalah.” Tak mau semakin pusing dengan tingkah sahabatnya ini, Sasori akhirnya memilih mengalah saja. 

.
.

Sebenarnya, dari tadi Sasori menunggu Sakura untuk muncul, dia mau meminta maaf pada gadis kesayangannya itu. Tapi nyatanya yang ditunggu tidak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Padahal biasanya setiap minggu Sakura selalu lari keliling kompleks dan beristirahat di taman kota.

Demi apapun, Sasori menyesali kelakuannya kemarin malam. Pada awalnya, Sasori pikir Sakura akan merengek  akan tingkahnya yang menyebalkan, tapi tidak. Sakura tetap diam, mengikuti langkahnya kesana-kemari, hingga di restoran saat Sakura kembali dari toilet, Sasori dapat melihat hidung merah Sakura. Dari sana Sasori sadar kalau tingkahnya itu telah menyakiti Sakura dan tak pelak rasa bersalah menyerang relung hatinya. Hingga akhirnya Sakura mengajaknya untuk pulang, Sasori tak bisa berkata apa-apa untuk meleraikan keadaan.

Niat awalnya, setelah sadar dirinya telah menyakiti Sakura, Sasori berniat ingin meminta maaf pada Sakura, dan membuat janji lain sebagai pengganti hari ini. Tapi tidak sampai mata hazelnya menangkap bayangan Sasuke sedang duduk di depan teras rumah Sakura dengan dua kotak pizza di hadapannya.

Just SuddenlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang