Love Maze

451 35 29
                                    

Naruto Cast © Mashashi Kisimoto
Story © Hwan Yuri
All pics and media in this story, belong to rightfull credit.
Enjoy reading and don’t forget to voment if u mind^^

.


Sakura menatap hasil kerja dia dan teman-teman sekelasnya dua hari belakangan ini dengan puas. Ruangan berbentuk balok itu kini telah berubah menyerupai café kecil dengan nuansa alam yang kentara.

Ya, berhubungan dengan akan diadakannya festival akhir semester di sekolahnya, kelas Sakura memutuskan untuk memakai konsep green café. Karena konsep-konsep café mungkin kelas lainpun akan banyak yang menggunakan, sebagai daya tarik, kelas MIPA 1 memutuskan untuk sekaligus cosplay baju pengantin. Baik itu gaun modern atau tradisional, pokoknya harus gaun pengantin.

Karena konsep busananya menggunakan gaun pengantin, tentu saja harus ada pasangannya kan? Dan yah, sesuai dugaan, yang menjadi pasangan Sakura adalah Sasuke. Entah bagaimana hal itu bisa terjadi, tahu-tahu saat pengambilan keputusan kemarin nama Sakura tertera bersandingan dengan nama Sasuke.

Sebenarnya, bukan masalah juga sih untuk berpasangan dengan Sasuke, toh Sakura juga merasa paling nyaman berada di dekat Sasuke dibanding dengan teman-teman lain di kelasnya. Tapi, melihat tatapan iri dari teman-teman perempuannya yang merupakan fans Sasuke membuat Sakura ngeri juga.

Mata emeraldnya kini teralihkan saat terdengar suara bising khas perempuan dari arah pintu kelasnya. Tak lama kemudian Kurama dan Shion muncul di ambang pintu sambil menenteng masing-masing dua tas besar di tangan mereka.

“Girls, coba tebaaak! Gaun-gaun kita sudah tiba!” teriak Shion semangat yang otomatis direspon histeris oleh teman-temannya itu. Membuat Shion dan Kurama diserbu oleh gadis-gadis remaja di kelas itu, termasuk Ino juga yang sudah histeris tidak jelas melihat gaun-gaun mereka.

Tinggalah di sana, Sakura dan Hinata yang hanya mengamati tingkah teman-temannya sambil tersenyum geli.

“Kenapa tak ke depan, Hinata?” goda Sakura pada Hinata yang kini berada di sampingnya sambil menatap teman-temannya. Sakura jelas mengerti Hinata bukan tipe gadis bar-bar yang akan histeris melihat hal-hal yang disukainya. Berkebalikan dengan Naruto, sang kekasih, yang mungkin tanpa pikir dua kali langsung akan ikut menerjang Shion dan Kurama. Sayangnya, saat ini para lelaki sedang bermain basket di lapang.

“A-aku tak mau jadi korban Sakura’chan, jika di sana, mungkin aku akan jadi langsung korban kan?” Ujarnya sambil terkikik lembut ditimpal anggukan setuju dari Sakura sambil tertawa kecil.”Sakura’chan sendiri? Kenapa tidak ikut melihat?”

“Aku sudah lihat semua gaun-gaunnya, hehe. Gaunnya disewa dari butiknya Mikoto’baachan. Ingatkan? Kebetulan kemarin aku ikut menyortir gaun-gaun di butik.” Jawab Sakura sambil tersenyum kemudian diiringi anggukan mengerti dari gadis Hyuuga di sebelahnya.

“Jidat! Kau mau pakai dress atau kimono? Hinata’chan juga!” teriak Ino dari depan kelas sambil menenteng dua gaun yang berbeda. Tampaknya dia sudah memilih gaun untuk dirinya sendiri dan memutuskan untuk mulai mencari gaun untuk sahabat-sahabatnya.

Belum sempat Sakura menjawab, gadis-gadis di depan sudah ribut duluan.

“Sasuke’kun harus pakai tuxedo, jadi Sakura harus pakai dress dong!” “No, no! Aku mau lihat Sasuke’kun pakai kimono!” “Iya, benar! Aku juga!” “Ah tidaak, aku setuju Sasu’kun pakai tuxedo!” dan ujaran heboh lainnya yang membuat Sakura, Ino, dan Hinata menghela nafas geli melihat tingkah teman-temannya.

“Oke Girls, tenang! Bagaimana kalau kita langsung tanya saja pada orangnya?” ujar Ino sambil mengerling pada para anak lelaki yang baru muncul.

“Wah, ada apa ini?” ujar Naruto semangat melihat teman-temannya itu.

“Kostumnya sudah ada?” Kiba berujar semangat sambil melongok pada gaun-gaun yang tengah dipegang gadis-gadis itu.

Selanjutnya yang terjadi adalah adegan para wanita yang menarik partner lelaki mereka  untuk memilih kostum yang akan mereka pakai besok, pengecualian untuk Naruto yang menarik tangan Hinata ke kerumunan.

“HEEEY! TENANG SEBENTAR!” teriakan Shion menggema di kelas membuat semuanya diam dan memperhatikannya.”Kostum ini disponsori langsung oleh Ibunya Sasuke teman-teman, kalian ingatkan? Jadi kita biarkan Sasuke memilih kostumnya duluan.” Ujarnya kemudian, menghasilkan anggukan setuju dari para perempuan dan protes kecil-kecilan dari para laki-laki –yang tentunya tidak dihiraukan oleh yang bersangkutan- matanya masih mengerling pada Sasuke.

“Tak perlu. Aku sudah memilihnya kemarin.” Sasuke berucap acuh tak acuh sambil berjalan menuju bangkunya. Mendengar jawaban Sasuke, Shion kemudian menghela nafas kecewa dan berlanjutlah kekacauan yang sempat terhenti itu.

Terlepas dari keributan di depan kelas, Sakura menghampiri Sasuke. Menarik kursi kosong di depannya dan duduk berhadapan dengan Sasuke.

“Sudah memilih? Tumben.” Tanya Sakura sambil mengerutkan dahi.

“Kaa’san yang pilih. Gaunmu juga. Nanti setelah pulang sekolah ambil dulu di rumah.”

“Hm, baiklah.” Jawab Sakura akhirnya. Kini dia telah memokuskan atensinya pada Ino dan Tenten yang entah sejak kapan sudah berada di pinggir bangku Sakura.

Just SuddenlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang