Tak lama kemudian terbukalah pintu Ruang UGD dan menampakan joyan dan airyin dengan raut muka seduh menatap kearah-arah teman-temanya.
"Airyin, devan nggakpapa kan?"ucap marsha khawatir
"Devan ngalemin pendarahan di kepala. Kata dokter kemungkinan devan buat bertahan kecil banget"ucap joyan dengan raut yang sulit diartikan.
Setelah nya airin tak dapat menceritakan apa lagi pada marsha. Ia pun memilih meninggal kan marsha dan yang lain nya. Melihat airyn pergi membuat joyan pun mengikuti langkah nya.
.
.Saat ini Fia, Rahel, Al, dan Fari sedang berada di kantin rumah sakit.
"Gue ngak habis pikir sama marsha. Devan kecelakaan karena dia, dan sekarang dia baru mau minta maaf sama devan? Ditaro dimana otak nya"
Fia mulai kesal kembali saat menggingat terus kejadian yang di alami devan. Aldi yang berada di sebelah nya tak bisa berkata apa lagi.
"Ri, gue kasian sama devan. Gimana kalo dia kenapa-napa?" kata rahel yang bersandar pada bahu fari yang berada di samping nya
Fari mengusap pelan kepala rahel, "kita doain aja, semoga devan ngak papa" jawab nya.
Aldi dan fia juga ikut mengganguk. Fia juga ikut bersandar pada pundak aldi.
Tak lama kemudian Airyn dan joyan datang bersama menemui mereka berempat. Wajah airyn terlihat sedih kala menghampiri teman-teman nya.
Airyn mengambil tempat duduk disebelah rahel. Rahel pun segera menatap kearah nya lalu bertanya
"Ryn gimana kata dokter? Devan baik baik aja kan? Di ngak kenapa napa kan" tanya rahel cepat
"Iya ryn, apa kata dokter" tanya fia juga. Ia dan rahel memasang muka khawatir saat airyn belum juga menjawab.
Saat airyn berusaha mengatakan pada kedua temannya, joyan lebih dulu memberi kode agar ia saja yang bercerita.
"Devan ngalemin pendarahan di kepala dan..." Semua menatap serius kearah joyan
"...Kata dokter, kemungkinan dia buat hidup sangat kecil" ucap joyan lalu menundukan wajah nya.
Mereka tak dapat berkata apa apa lagi. Kaget? Sudah pasti. Devan mengalami pendarahan, dan ia berada di antara hidup atau mati.
"Fari~" Airmata Rahel lolos begitu saja dari matanya. Ia langsung memeluk fari dan menyembunyi kan wajah nya pada pundak fari. Fari pun langsung mengelus lagi kepala rahel.
Fia dan Airyn juga ikut mengeluar kan air mata nya. Fia mengepal kan tangannya diatas meja, ia ingin sekali memberi pelajaran pada marsha. Fia berdiri dan berniat menemui marsha.
"Fia! Lo mau kemana" aldi segera menahan tangan fia agar ia berhenti
"Gue mau nemuin marsha, gue mau nyelesain masalah ini"
"Ini bukan saatnya. Biarin semua nya tenang dulu, baru kita urus masalah ini sama-sama. Ya?"
Fia hanya mengangguk,setelah itu semua hening dan fokus dengan kepentingan mereka.
****
Setelah itu Devan dipindahkan diruangan lain untuk melakukan operasi.Marsha hanya bisa menangis melihat devan dipindahkan diruangan lain.dia merasa bersalah kepada dirinya sendiri kalo saja dia tidak cemburu melihat lita bersama devan mungkin devan akan baik-baik saja sampai sekarang.
.
.
.
.
Hiks...hikss"Loh nggak usah nangis lagi sha,gue tau kok devan orangnya kuat"ucap kesya sambil mengelus pundak marsha
"Gue nggak tega liat devan kayak gitu key, Tapi gimana kalo devan nggak bisa disela---"ucap marsha dipotong oleh feli
"Loh nggak boleh ngomong kayak gitu sha, loh harus yakin kalau devan bisa melewati masa kritisnya sha"ucap feli untuk menenangkan
"Udah-udah nggak usah debat lagi, mendingan kita berdoa aja kepada Tuhan agar devan bisa selamat"ucap andro untuk menyemangatin marsha
"Dan loh Sha mendingan tenangani pikir sama hati loh, dan jangan-jangan pikir hal-hal yang aneh tentang devan"ucap rio sambil menunjukkan jari telunjuknya kearah marsha.
"Iya-iya,maafin guenya kalo gue sering susahin kalian"ucap marsha lalu menundukkan kepalanya
Setelah itu semua hening tidak ada lagi yang memulai percakapan.
.
.
.
Hari sudah mulai gelap tapi mereka semua masih tetap menunggu devan.tetapi sampai jam 7 malam belum ada yang keluar dari dalam ruangan tersebut.Ckleekk...
Tiba-tiba pintu terbuka seorang dokter dengan pakai operasi dengan muka-muka biasa-biasa saja.
"Dok, apa pasien bernama 'devan' itu baik-baik saja"ucap marsha dan langsung berdiri dihadapan dokter tersebut
"Iya,tapi dia masih belum sadarkan diri"
"Apakah kita bisa masuk kedalam dok?"
"Tapi nggak bisa semuanya masuk satu kali,jadi kalian harus ganti-gantian"
"Baik dok"
Dokter itu lalu pergi meninggalkan mereka. Mereka saling bertatapan dan menunjuk marsha untuk masuk lebih dulu. Marsha mengganguk setuju dan masuk kedalam ruangan devan.
Saat masuk, ia dapat melihat devan terbaring lemah dan menutup matannya rapat. Marsha mendekat kearah devan lalu menatap kekasihnya itu.
"Hai van! Gue minta maaf yah"ucap marsha yang duduk dikursi disebelah ranjang devan.dan setelahnya itu marsha merasa bersalah kepada devan dan langsung meninggalkan devan yang masih terlelap.
Setelah itu digantikan oleh rahel,fia,fari,dan aldi.mereka ber-4 merasa kasian kepada devan tubuhnya berbalut perban dan selang infus ditangannya dengan muka pucat pasih.
"Van, cepet sadar. Bentar lagikan ulang tahun gue, masa lo ngak ada. Entar jadi nya ngak rame kalo ngak ada elu."ucap rahel menatap sendu kearah devan yang masih tertidur pulas.
Fari mengelus pundak rahel lembut, ia lalu berali menatap aldi yang tengah melakukan hal yang sama seperti nya.
"Van, kita bakalan setia nemenin lo kok sampe lo sadar" ucap fia lirih.
Setelahnya mereka berempat keluar dari dalam ruangan devan, dan membiarkan ia istirahat. Didepan pintu itu, Rahel dan Fia berhenti lalu menatap tajam kearah marsha.
Marsha yang melihat mereka berdua terhenti dan menatap nya tajam, ia memberanikan diri untuk mendekat kearah dua temannya itu.
"Fi, Hel, gue minta maaf~ i-ini semua salah gue--"
"Akhirnya lo sadar juga! Seharusnya lo minta maaf sama devan." Rahel ingin segera menampar wajah marsha namun dengan cepat fari menahannya membuat pergerakan rahel terhenti.
"Karena lo, devan jadi kayak gitu" tambah fia tajam sambil menunjuk kearah marsha, "Untung gue masih nganggap lo itu sahabat gue. Kalo ngak-" fia ingin melayangkan kepalan tangannya, namun ia masih menahannya walau sudah emosi.
"Udah deh Hel,Fi, inikan masih dirumah sakit bukan dirumah"ucap feli sambil melihat kearah fia dan rahel yang masih marah kepada marsha
"Ohiya,kalian yang cewek-cewek pulang aja inikan udah larut malam,besokan masih sekolah nanti kita yang cowok-cowok aja yang disini,nanti pas pulang sekolah kalian kesini lagi"ucap rio sambil mengelus pundak kesya yang terlihatnya kelelahan karena menunggu devan sadar.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATERS
Random"Namanya juga haters suka banget cari masalah , cari sensasi , cari muka dan lebih parahnya lagi perebut cowok orang." -haters vs bad girl-