"Disatu sisi gua pacaran udah lama sama Sintia, tapi disatu sisi juga gua nggak suka setiap kali liat Tiara deket sama cowok lain. Contohnya Rehan tuh!" gerutu Adit. Aldi menepuk bahu Adit
"Bro, loe umur berapa sih?" Adit menatap Aldi tidak mengerti
"18"
"Yakin umur segitu?"
"Maksud loe?"
"Jelasin Vin, mager gua berkhotbah sama manusia kaku gini" Adit meninju bahu Aldi
"Sialan loe!"
"Gini Dit maksudnya si Aldi. Umur loe itu udah bukan lagi waktunya diajarin soal percintaan gini. Loe seharusnya udah bisa ngikutin apa kata hati loe, bukan galau-galau gini." Adit mengehela nafasnya berat.
"Lagian juga loe sama Tiara udah kenal lama, She knows you so well, dan begitu juga sebaliknya. Cinta bukan buat dipaksain, lamanya hubungan seseorang nggak menjamin ketahanan perasaan hati masing-masing. Kalau udah nggak bisa sama-sama, lepas. Bertahan cuma buang-buang waktu loe. Don't waste your time"
"Justru karena itu, karena dia sangat tahu gua, karena dia orang yang kenal gua lama. Karena dia satu-satunya perempuan yang entah kenapa bisa tahan sama gua, bahkan Sintia aja nggak bisa kaya Tiara. Tiara special men!" Kelvin, Aldi, dan Gian tidak mengerti maksud arah pembicaraan Adit. Lalu apa yang salah? Apa yang membuat Adit ragu?
"And the problem is????"
"Lebih baik memendam jika yang terucap hanya akan menambah jarak"
Teman-teman Adit terdiam. Sudah mereka duga, Adit masih takut dengan resikonya. Sangat dimaklum, mengingat hubungan Tiara dan Adit sudah sangat lama dan berjalan dengan baik layaknya sahabat sejati.
Tapi ingat, perasaan juga bisa berubah seiiring berjalannya waktu, dan Adit, sudah terlalu nyaman dengan Tiara...
"Yaudah loe renungin dah apa yang harus loe lakuin, kita-kita juga nggak bisa maksa. Tapi yang harus loe tahu, kita dukung apapun keputusan loe" Ucap Kelvin
"banyak-banyak belajar dah loe urusan hati, biar nggak cemen-cemen amat hahaha."
"ikutin kata hati bro! Soalnya kalau ngikutin kata Aldi sesat. Hahahaha"
"Sialan loe kuda sipit!!!" Gian langsung berlari kencang disusul Aldi yang mengejarnya.
"Kita-kita pamit dulu ya Bro! Jangan galau-galau loe, kesannya loe nggak pantes kalau galau" Adit memutar bola matanya
"Emang loe pikir Galau itu stylist, cocok atau enggak" Kelvin tertawa.
****
Café de Joline
Tiara sedang kerja shift malam, dan karena ini malam minggu, cake pun rame, banyak pengunjung yang rata-rata dari kalangan seusianya yang datang bersama pasangannya.
Malam minggu untuk sebagian orang mungkin special, tapi enggak untuk gua. Jangankan ngedate, waktu aja gua habisin disini. Sedikit iri, pasti. Tiara menghembskan nafas beratnya, bukan saatnya untuk mengeluh. Ponselnya bergetar, Tiara merogoh saku clemeknya, ternyata ada WhatsApp masuk dari Adit.
From : Adit
Temenin makan sate dong, yang di deket sekolah lama. Loe selesai jam berapa? Nanti biar gua jemput
Tiara langsung mengetik balasan untuk Adit.
To: Adit
Duhhh Dit ngedadak amat sih, nggak bisa woy, gua lagi shift malem, kafe juga lagi rame banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past for Present
RomanceTidak akan ada yang bisa menebak tujuan akhir dari sebuah Perasaan...