Part 4

12 1 0
                                    

10 Years Latter......

Seorang Pria sedang fokus dengan kertas-kertas yang berserakan di atas meja kerjanya. Beberapa hasil rancangan yang tidak sesuai dengan keinginannya, ia sudah geram dengan Team Editornya ini. Ia tidak bisa berbuat apa-apa karena memang Team Editornya adalah pilihan Langsung dari kolega bisnis Ayahnya. Mau tidak mau ia harus mempertahankannya.

Intercom ruangannya berbunyi.

"Halo" Laki-laki itu mengangkat sambungan teleponnya sambil trus fokus pada kerjaannya.

"Pak. Ada seseorang yang mencari bapak"

"Siapa? Apa ada dijadwal saya?"

"Kelvin. Dari-" Tanpa harus dijelaskanpun ia tahu.

"Biarkan dia masuk. Dan tolong buatkan Teh cofee less sugar"

"Baik Pak."

Pintu ruangan tersebut terbuka. Pandangan laki-laki itu langsung menyisir interior ruangan dihadaannya

"Busettttt Dit. Ini ruang kerja apa Hotel" Aditia Haqata. Ya seorang CEO dari Qata Groups yang berdedikasi di dunia Real Estate dan Pendidikan salah satunya adalah memiliki Universitas Terbesar di Asia. Ya Adit kini menjadi CEO, impiannya menjadi Arsitek pupus karena saat itu ia harus mengambil alih perusahaan ayahnya yang hampir saja Collapse karena sang Ayah jatuh sakit, satu persatu para pemegang saham mengundurkan diri. Untung saja Ayah Kekasihnya membantunya saat itu. Ia tidak bisa membayangkan jika saja Adit tidak dibantu pria itu. Adit mengorbankan mimpinya, tapi ia tidak menyesal. Karena seyiap kejadian memiliki hikmah dan arti tersendiri. Takdir

"Ck! Ada perlu apa loe?" Kelvin menyerahkan sebuah Undangan pada Adit

"Loe nikahhhh???" Adit tertawa. Bukan mengejek, tapi lebih tepatnya tidak menyangka bahwa pada akhirnya satu persatu sahabatnya akan memiliki pendamping hidup.

"Bosen gua diejek terus sama kalian yang statusnya suami. Gua juga pengen hahaha" Adit mengangguk.

"Tapi jauh banget loe di Bali! Berat diongkos" Kelvin mendelik

"Hehhhh! Pelit amat hidup loe! Loe pulang Pergi Bali-Jakarta 20x sekalipun nggak akan bikin loe fakirmiskin. Itungan bener loe sama temen!" Sewot Kelvin, Adit hanya terbahak-bahak.

****

Di sisi lain...

Dari kejauhan Wanita itu sedang menatap seorang gadis yang sedang terlelap dipojok meja dengan latop yang masih menyala. Sudah 4jam gadis itu disana. Seperti seorang pelajar SMA. Hampir setiap hari berlangganan dan selalu ditempat itu ia duduk.

Kini sudah pukul 21.00 WIB. Kafe sudah mau tutup beroperasi. 2 karyawan itu kebingungan untuk membangunkan gadis itu.

Wanita itu berjalan menghampiri 2 karyawan yang nampak gelisah.

"Kalian beres-beres di belakang, gadis itu biar saya yang urus" 2 karyawan itu mengangguk lalu kembali ke belakang. Wanita itu perlahan berjalan ke arah gadis yang sedang terlelap, ia berusaha agar suara heelsnya tidak mengganggh kenyamanan gadis itu. Ia menarik kursi di hadapannya lalu melihat arloji ditangannya 'Sepuluh menit lagi deh kasian' Wanita itu membereskan buku-buku yang sangat berantakan itu, iseng-iseng ia melihat sebuah buku paket Matematika yang tertulis PR diatasnya. Ia tersenyum lalu menggulung rambutnya, ia mengambil sebuah pensil dan menggoreskannya di atas kertas itu untuk mengisi soal.

21.30 WIB. Gadis itu terbangun dengan sendirinya, dengan wajah yang sangat mengantuk ia mencoba mentap sekelilingnya, dan sontak matanya terbelalak saat menyadari sekelilingnya sudah sepi. Dan dia di café!!!

Past for PresentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang