SL | 23

3.9K 254 10
                                    

1 tahun berlalu dan kini mereka berada di hotel milik keluarga Raphael yang berada di Massachusetts, Amerika Serikat. Talia berhasil masuk ke Boston University. Sedangkan Raphael ia melanjutkan studinya di Harvard. Talia mendaftar di Harvard, tapi tidak lulus. Tidak heran, ia memang tidak sepintar Raphael. Untung saja ia berhasil masuk di Boston, hokinya masih melekat pada dirinya.

Mereka sedang membuat sebuah pesta. Pesta megah yang kebanyak dihadiri oleh orang - orang yang mempunyai bisnis. Raphael menjadi CEO sekarang. Tidak heran banyak koleganya disini. Walaupun masih kuliah, ia sudah dipercayai untuk memegang jabatan itu.

Raphael sedari tadi mengelus tangannya. Tepatnya pada jari manis milik Talia. Disana terdapat sebuah cincin yang melingkar indah di jarinya. Talia lelah berjalan karena hak tingginya itu. Yang membuatnya terus berjalan adalah Raphael. Karena ia mengenalkan Talia pada temannya ataupun koleganya.

Ya, saat ini adalah pesta pertunangan Raphael dengan Talia.

Talia juga mengundang Safira kemari. Ia menggunakan gaun soft pink yang panjang sampai mata kakinya dan dipadukan dengan high heels putih yang cantik.

"Sap, pijetin kaki aku yah," ucap Talia saat berhasil lepas dari genggaman Raphael dan menuju ke tempat Safira.

"Masih aja lo gak berubah," balas Safira disertai gelengan kepalanya.

"Aku bukan power ranger."

Talia melepas high heelsnya, tidak peduli beberapa orang melihatnya dengan aneh. Kakinya itu serasa ingin putus dari tempatnya. Ia melihat Kevin, sahabat Raphael berjalan ke arah mereka berdua.

"Ngapain Kevin jalan kesini Sap?" Tanya Talia.

Safira tersenyum penuh arti. Dan itu menyeramkan menurut Talia. Safira berbisik, "Gue pacaran sama Kevin."

"APA?!"

"Ssstt, mulut lo bocor banget," Safira mengomel.

Talia tentu saja kaget. Safira pacaran dengan si irit bicara? Safira dengan Kevin jadi satu?

Apa Kevin tidak risih ya denga Safira yang sering mengomel?

"Let's go home, sweet."

Geez, entah kenapa Talia geli mendengarnya.

"Kok kamu gak bilang - bilang sih?"

Safira hanya mengendikkan bahu mendengar ucapan Talia. Ia pamit pulang padanya. Setelah Safira pulang dengan Kevin, Raphael menghampiri Talia.

"Ngapain lo disana?"

"Tadi sama Safira. Kamu tahu kalau Kevin pacaran sama Safira?"

Raphael mengangguk dan ia mengajak Talia pergi dari tempatnya.

"Bentar. Aku pakai sepatunya dulu."

Sepatu? Raphael melihat kaki Talia yang sedang ia angkat gaunnya. Raphael terkekeh. Akhirnya ia mengendong Talia di depan. Talia yang kaget langsung melingkarkan tangannya di leher Raphael.

"Ih, sepatu aku," ucap Talia sambil melihat sepatu yang dibiarkan disana.

"Biarin aja. Mending lo istirahat."

Raphael menggendong Talia sampai ke kamar yang ia gunakan di hotel ini.

"Ganti baju, bersihin make up, terus tidur. Gue masih harus ke bawah," ucap Raphael sambil mengecup kening Talia dan berlalu.

Talia melakukan apa yang disuruh Raphael. Sedangkan Raphael kembali ke pesta yang ia rayakan.

"Akhirnya lo milih dia ya?"

Raphael berbalik dan melihat seorang wanita dengan gaun emas yang panjang yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Noela.

Raphael tersenyum.

"Selamat atas pertunangan lo," Noela tersenyum tulus. "Gue gak bakal bisa dapatin lo lagi, kan?" Ucapnya bercanda.

"Lo bakal dapat yang lebih baik dari gue La," ucap Raphael.

"Terakhir kalinya, gue boleh meluk lo?"

Raphael segera memeluk Noela, sebagai temannya. Tapi ia tidak akan berlama - lama. Raphael segera melepasnya. Noela tersenyum dan pamit kepada Raphael.

"El, kamu istirahat aja. Biar sisanya mama sama papa yang ngurus. Tamu juga kebanyakan udah pada pulang," ucap mamanya.

Raphael mengangguk. Ia lelah memang. Raphael segera melonggarkan dasinya dan segera menuju kamar hotelnya. Ia melihat Talia duduk diatas kasur dan melihat ponselnya.

"Kenapa belum tidur?"

Talia tiba - tiba mendelik ke arahnya. Raphael bingung, apa salahnya?

Talia melempar bantal kearah Raphael dan ia menangkapnya sebelum terkena wajahnya.

"Lo kenapa sih?"

Talia memberikan ponselnya tanpa sepatah kata apapun. Raphael melihat apa yang disodorkan.

Deg !

Raphael segera melihat nama pengirimnya. Danur sialan, batinnya. Ia kembali melihat Talia. "Lo salah paham Ta. Gue udah gak ada apa - apa sama dia."

Danur mengirim pesan kepada Talia dan isinya adalah, fotonya dengan Noela. Saling berpelukan. Jika Raphael bertemu dengan Danur, ingatkan ia untuk segera menonjoknya.

"Kamu tidur di sofa." Kata Talia datar dan segera berbaring.

Apakah ini tanda - tanda tipe suami takut istri?

Raphael segera mendengus keras. Ia menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Memakai kaos dan celana panjang santai dan segera menuju sofa.

Raphael tentu saja tidak tertidur. Ia menunggu sekitar satu jam lalu berjalan kearah kasur dan tidur bersama Talia. Ia memeluk Talia erat. Raphael menyesakkan kepalanya di leher Talia dan menghirup harum tubuh Talia.

Stroberi.

Masih sama seperti dulu.

Tidak ada satupun aroma manis yang ia sukai selain harum tubuh Talia. Hanya aromanya yang membuat Raphael nyaman. Ia bersyukur. Tinggal sebentar lagi ia akan menjadi seorang lelaki yang mendampingi hidup Talia dan membuat sebuah keluarga bahagia.

"Rel?"

Sebenarnya Talia juga belum tidur. Ia tidak bisa tidur karena tidak ada pelukan Raphael.

"Kebangun?"

Talia mengabaikannya. "Dulu kamu sering bilang, kalau kamu jatuh di pelukan aku dua kali. Itu maksudnya apa?"

Talia mendongakkan kepalanya sehingga wajahnya dekat dengan Raphael. Raphael yang melihatnya langsung mengecup bibir Talia.

"Waktu dulu saat lo masih kecil, masih di sekolah dasar, ada seorang anak laki - laki kecil yang buat surat cinta untuk lo. Tapi lo bilang, kalau anak kecil itu terlalu tampan untuk jadi pacarnya," Raphael terkekeh.

Samar - samar ingatan itu terlihat jelas di otak Talia. Talia kaget, "Jangan bilang..."

"Itu gue."

Talia malu sekarang. Ia menyembunyikan wajahnya di dada Raphael. Raphael tertawa. Ia mengelus rambut Talia dan mengecupnya.

Ia bahagia.

"Tuh kan. Waktu kecil aja aku gak mau pacaran sama kamu. Kita nikah sekarang yuk."

Raphael tersenyum.

My strawberry girl.

****
THE END

SELESAI 🎉🎉

Makasi buat pembaca dan yang udah vote buat cerita aku. Mungkin cerita ini tidak semenarik cerita - cerita lainnya, tapi aku tetap berterimakasih udah mau baca ceritaku ❤️❤️

Tunggu di karyaku selanjutnya ⭐️⭐️⭐️

🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓

Strawberry LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang