MOVING #2

26 6 0
                                    

Kamu seperti sebuah misteri.

*****************

Semenjak Tiara ingin mengetahui tentang siapa cowok manis yang bertatapan dengannya kemarin, ia semakin semangat untuk datang ke sekolah. Sungguh Tiara penasaran dengan cowok itu, entah dia merasa seakan dirinya memiliki suatu rasa terhadap cowok itu. Hatinya seakan bahagia saat membayang tentang cowok manis itu. Karena saking senangnya, sampai-sampai hari ini Tiara selalu tersenyum sendiri. Hingga membuat ketiga sahabatnya heran dengan tingkah Tiara hari ini.

"Ra,lho kenapa senyum-senyum gitu?"
Tanya Gisell yang heran dengan kelakuan sahabatnya, Tiara. Ia takut kalau sahabatnya yang telah menjadi teman duduknya selama dua tahun ini, berubah menjadi orang aneh. Namun, sepertinya Tiara tidak mendengarkan pertanyaan Gisell barusan, ia terus saja tersenyum. Tingkah Tiara yang seperti ini, membuat kedua sahabatnya, Cica dan Nadya, yang duduk di belakangnya jadi gregetan dan jadi semakin kepo dengan apa yang terjadi.

"Ra, lho kenapa sih?"
Tanya Cica pada Tiara, dengan sedikit menjitak kepala Tiara. Sehingga Tiara sadar dan merasakan sakit akibat mendapat jitakan dari tangan Cica.

"Awww, Ca, sakit".
Aduh Tiara yang sekarang sudah sadar.
"Kenapa sih? Kalau mau ngomong tu ngomong aja, nggak usah pake pukul kepala gue, sakit tau".
Ucapan Tiara pada Cica dengan memasang wajah bete dan kesal.

"Yaelahh Ra, kita bertiga tu dari tadi ngomong sama lho. Lho-nya aja yang nggak tau".
Ucap Cica yang juga kesal karena kelakuan sahabatnya ini.

"Lagian, lho kenapa sihh, Ra?. Senyum-senyum sendiri dari tadi".
Tanya Nadya yang sudah semakin kepo.

"Emang, gue senyum-senyum tadi? Perasaan nggak deh".
Ucap Tiara menjawab pertanyaan Nadya. Nadya, Cica dan Gisell semakin kesal karena jawaban Tiara barusan. Ditanya kenapa jawabannya apa.

"Kalau nggak kita nggak bakal nanya sama lho,Ra".
Sahut Gisell yang sudah kesal.
"Emang ada apa sih,Ra? Cerita dong".
Lanjut Gisell, yang meminta Tiara untuk meminta Tiara menceritakan alasan kenapa Tiara senyum-senyum sendiri.

"Gue juga nggak tau sih, kenapa? Tapi, setiap kali gue mikirin tentang cowok manis itu, gue kayak seneng aja".
Ucap Tiara pada ketiga sahabatnya, yang membuat ketiga sahabatnya makin bingung dan pusing. Mereka heran, siapa cowok manis yang dimaksud oleh sahabatnya. Karena cowok manis di sekolah mereka itu banyak banget, nggak salahkan kalau mereka bingung?.

"Tunggu, cowok manis? Cowok manis yang mana,Ra?".
Tanya Nadya pada Tiara.

"Itu Loh cowok manis yang ada di kelas sebelah, kelas yang satu kelompok sama kita pas latihan pramuka kemarin".
Jawab Tiara, memberitahu siapa cowok manis yang ia maksud. Tapi, penjelasan Tiara tidak dapat menghilangkan kebingungan dari ketiga sahabatnya. Cowok manis kelas sebelah, maksudnya kelas XI IPA II.
Tapi, siapa nama dari cowok itu?terlalu banyak juga cowok manis yang ada di kelas IPA II. Jadi, cowok manis yang dimaksud Tiara, siapa?.

"Ra, kita bertiga nggak tau siapa cowok manis yang lho maksud itu. Lagian cowok manis dari kelas sebelah kan banyak,Ra."
Tanya Cica mewakili kebingungan dari kedua sahabatnya,Nadya dan Gisell.

"Iya Ra, kita nggak tau siapa cowok manis yang lho maksud sekarang. Coba, lho jelasin deh gimana ciri-cirinya."
Ujar Gisell, yang meminta Tiara untuk menjelaskan ciri-ciri dari cowok manis yang dimaksud. Mungkin, dengan begitu ketiga sahabatnya akan mengetahui siapa cowok manis yang dimaksud oleh Tiara, yang mampu membuat Tiara jadi aneh.
Tiara coba mengingat kembali wajah dari cowok manis itu.

"Emmm, dia manis, rambutnya nggak terlalu lurus, kalau dia berdiri mungkin tinggi, dan kayaknya dia bisa main gitar dehh, soalnya kemarin aku lihat dia bawa gitar."
Cerita Tiara pada ketiga sahabatnya tentang ciri-ciri cowok manis yang bertatapan dengannya kemarin. Gisell, Cica dan Nadya mencoba untuk mencari sosok cowok manis yang mempunyai ciri-ciri seperti yang diucapkan Tiara tadi. Tak lama kemudian, Cica mengetahui sosok cowok manis yang dimaksud Tiara,sahabatnya.

"Jangan sampai lho suka sama cowok yang namanya, Valento Pratama."

--------------------------------

Tiara terus memikirkan nama yang disebut oleh Cica, sahabatnya. Mulai pulang dari sekolah sampai di perjalan pulang dan tiba di depan rumah, dia selalu memikirkan nama itu. Tiara mikir kan kemungkinannya, kalau nama itu mungkin nama dari cowok manis itu, cowok yang disukainya sekarang.

"Selamat siang, ma. Ara udah pulang."
Sapa Tiara pada mama tercintanya, yang sekarang entah ada dimana. Tiara mencium aroma masakan dari arah dapur, ia yakin pasti mama tercintanya sedang berada di dapur, sedang memasak tentunya. Dengan segera Tiara menuju ke dapur, tentunya untuk menemui mama tercintanya itu. Tiara melihat seorang wanita paruh baya yang sedang memasak sesuatu, Tiara mendekat kearah mamanya dan langsung memeluk mamanya.

"Coba mama tebak, ini pasti Ara kan? Anak mama yang paling manja."
Ucap Merlin-mama Tiara, yang membuat Tiara cemberut karena ucapan mamanya barusan, yang mengatakan bahwa Tiara adalah anak manja. Pastinya,Tiara tidak terima dengan perkataan mamanya barusan.

"Ihhh mama,Ara bukan anak manja ma. Ara kan udah gede."
Ucap Tiara pada mamanya.
"Tapi, ma masakan mama kayaknya enak deh, tercium dari aromanya. Ara boleh nyoba nggak?".
Ujar Tiara yang memuji masakan mamanya, dan meminta untuk mencoba masakan mamanya dengan memasang ekspresi sok diimut-imutin. Namun, jawaban dari mamanya membuat Tiara cemberut kembali.

"Eittss, pergi ganti baju kamu dulu habis itu mandi. Baru kamu makan, kamu bau keringet soalnya."
Ujar mama Tiara, yang menyuruh anaknya itu untuk mengganti pakiannya terlebih dahulu, setelah itu makan. Merlin memang paling anti dengan yang namanya kotor apalagi kuman, itu sebabnya ia selalu menyuruh anak-anaknya untuk membersih diri dulu,sebelum mereka memakan sesuatu atau memegang sesuatu. Namun, dia sangat sayang terhadap anak-anaknya serta suaminya tercinta.

Tiara berjalan menuju ke kamarnya, ia kembali memikirkan nama itu. Ia tak mampu untuk tidak memikirkan nama itu, apalagi orang yang kemungkinan pemilik dari nama itu. Sampainya di kamar,Tiara menaru tasnya di meja belajarnya dan merebahkan dirinya di kasur empuk miliknya. Ia memejamkan matanya sejenak, ia memikirkan nama itu. Ia berpikir bahwa, nama itu belum tentu nama dari cowok manis itu, tapi kenapa ia merasa yakin kalau nama itu adalah nama dari cowok manis itu.

"Ahhh, padahal baru kemarin gue ngelihat dia. Kenapa sekarang jadi kepikiran dia terus sihh?".
Gerutu Tiara, yang heran dengan dirinya sendiri. Ia pun bergegas menuju kamar mandi untuk membasuh diri dan setelah itu ia akan pergi makan karena cacing dalam perutnya sudah meronta sejak tadi.

Namanya aja keren, pantes orangnya manis.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hii guyss.
Selamat membaca cerita MOVING.
Semoga tetap suka ya sama ceritanya meskipun ceritanya gaje sih. Hehehe.
Jangan lupa vote sama coment ya ceritanya.

DLS 1: MOVINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang