“geralll lepasin tanganku!” teriak ku, seakan tuli geral terus menarik tanganku
“geralll.. Maafin aku, aku gak bakal nyebarin rahasia kamu kok” sontak geral berhenti aku yang tak siap berhenti menubruk punggung tegap geral
“addduhhh sakit” pekik ku
“tadi lo bilang, lo gak denger apa yang gua omongin sama kayla? “
“ehhhh bu..bukan gitu aku gak denger apa-apa kok” ucapku meyakin kan kepada geral, geral yang mendengar perkataan ku tersenyum masam
“sekarang lo ikut gue ke kelas!”
“ke...kelas mana?” tanya ku bingug
“kelas gue” deg kelas geral berarti kelas XI ipa 1, geral yang melihat ku hanya diam saja langsung menarik tangan ku menuju kelas nya, aku tersentak kaget karena tangan ku di tarik tiba-tiba, ketika sampai di depan kelas geral aku panik karena takut bertemu dengan raka.
“geral berhenti!” pinta ku sambil menyentakkan tanganku dan terlepas dari cengkraman geral
“bentar dulu. Mau ngapain sih ke kelas kamu, bentra lagi bel masuk”
Geral menatap kudengan datar, dan aku pun menatap geral dengan muka memohon
Lantas geral pergi begitu saja di hadapan ku tanpa ngomong sesuatu
“syukurlah dia pergi gitu aja” batin ku
Aku pun langsung pergi untuk masuk kelas karena bel masuk sudah berbunyi
Di kelas aku tak memerhatikan guru yang sedanh mengajar, pikiran terus memutar kejadian di gudang tadi. Lalu tiba-tiba muncul wajah tampan geral yang terkena sinar matahari
Blussshh pipi ku terasa panas
“ada apa dengan pipiku, rasanya sangat panas” kataku pelan yang hanya bisa didengar oleh ku sendiri
“jadi ada yang mau bertanya? Jika tidak ada ibu kasih kalian tugas rumah. “ suara ibu guru terdengar sontak Aku kaget
“ yahhh bu jangan kasih kita pr dong bu, udah banyak pr kita bu “ seru anak laki-laki yang duduk di pojok belakang
“baiklah jika kalian tidak mau, ibu akan menambah soal tugas rumahnya.” Mendengar hal tersebut sontak seisi kelas protes mendesah dengan pasrah
“ ah lu sih kenapa pake protes coba!” seru seorang anak cewek dikursi tengah yang setau ku sih namanya bela cewek cantik memakai pakaian yang sangat ketat dan make up yang menghiasi wajahnya. Aku menghembuskan nafasku perlahan karna ikut merasa lelah seperti yang lainnya.
“malesin gak sih sya?” tanya vania di sebelah ku
“banget” jawab ku lesu
Suasana kelas pun kembali hening semua murid sibuk menyalin tugas di papan tulis ke buku masing-masing
“baiklah ibu akhiri jangan lupa tugas nya assalamualaikum wr.wb” ibu guru pun keluar semua murid mendesah pasrah
“capek tau gak sih kalau kita gini terus” celetuk vania keras
“bener van, kenapa tuh guru gak kasian banget ya sama kita jelas-jelas besok wekeend seharusnya dia mengerti dong kalau waktu wekeend itu bebas dari nama nya sekolah so berserta tugasnya. “ balas keisha tak kalah nyaring nya sontak seisi kelas menyutujui ucapan keisha sedangkan gadis itu hanya manggut-manggutkan kepala sambil tersenyum lebar, aku yang melihat nya hanya menggelengkan kepala
“ tasya.. “ tiba tiba ketua kelas ku bambang memanggil ku
“apa? “ jawabku
“lo dicariin geral tuh di parkiran cepetan katanya. “
Hahh.... Aku belum mengerti apa yang di katakan bambang
“maksudnya? “ tanyaku bingung
“lah gua juga gak tau tadi waktu gua mau pulang si geral nyuruh gua buat manggil lo, buruan deh lo samperin dulu si geral” kata bambang dan langsung pergi keluar kelas
Aku yang masih bingung tersentak ketika keisha dan vania melototi ku tajam
“aaa.. apa sih? “ kataku ragu
“kenapa geral bisa tau kamu? “ tanya vania lalu
“kenapa geral manggil kamu buat nemuin dia di parkiran?” tanya keisha
Aku merasa terpojokan hanya bisa menunduk ragu ragu, aku menatap ke sahabat sahabat ku
“bukan seperti yang kalian pikirkan kok? “ jawab ku meyakinkan mereka
“terus? “ jawab mereka bersamaan
“nanti bakal aku ceritain di group line oke, kalau gitu aku duluan bye vania keisha” buru buru aku pergi dari hadapan mereka berdua takut akan di introgasi lanjut. Aku berjalan menuju parkiran untuk menemui geral masih bingung kenapa geral memanggilnya toh aku pun bakal jaga rahasianya kok, setelah sampai parkiran masih banyak kendaraan yang terparkir aku menoleh kanan kiri mencari geral
Mana sih orang nya? Apa jangan-jangan bambang bohong ya? Kata Batinku
Tiba tiba ada mobil mewah berhenti di depanku, ketika kaca mobil nya diturunkan oleh si pengemudi aku kaget ternyata dia geral
“masuk cepetan” perintah geral, aku yang masih terpana karna melihat geral yang memakai kacamata hitam masih mematung di tempat tak menghiraukan geral
“lo itu budeg atau gak punya telinga sih” bentak geral sontak aku tersadar lalu dengan cepat aku menarik handle pintu mobilnya dan langsung masuk kedalam
“ada apa? “ tanya ku langsung sambil melihat geral yang tampan
Geral tak menjawab pertanyaan ku dia menjalankan mobilnya, aku kaget ketika geral menjalan kan mobilnya
“ini mau kemana? Kamu mau nyulik aku? Please jangan aku orang sederhana percuma kamu minta tebusan.” Teriak ku panik , tiba-tiba geral mengerem mobilnya mendadak dan
Dukkk kepala terbentur dasbor mobil
“awwww” teriaku kesakitan jujur memang rasanya sakit sekali ku pegang dahiku yang terasa sakit
“ lo bisa gak sih diam” tanya geral dengan suara datar aku hanya menatap nya sengit karna merasa kesal akan ulah geral yang mengerem mendadak sehingga dahi nya sakit
Tak memerdulikan geral sontak aku membuka pintu mobil yang ternyata terkunci ku tarik pelatuk kuncinya tapi pintunya tetap tidak bisa di buka
“buka pintunya” teriak ku kesal geral tetap bergeming
“pasang sabuk pengaman nya gua anterin lo pulang” perintah geral masih dengan suara datar dan yang paling ku benci dia tidak meminta maaf atas kelakuan nya tadi
“gak usah aku bisa pulang sendiri, buka pintunya cepetan. “ kata ku sambil berusaha membuka pintu mobil
“pasang sabuk pengaman nya bego, gua paling gak seneng di bantah.” Bentak geral, aku yang kaget karna bentakan geral dan di tambah dahiku yang sakit tubuhku bergetar ketakutan air mataku lolos begitu saja, aku menangis tanpa suara ku ambil sabuk pengaman ku dan mendudukan kepala karna takut geral melihat aku yang menangis.