Selamat malam Kevin lovaaaaa!
Sehat kah kalian?
Hari ini telah berakhir perhelatan Daihatsu Indonesia Masters 2018. Ini adalah tournamen BWF level 4 grade 2.
Awalnya sedikit bingung sih sama format baru tour BWF ini, tapi setelah dua hari belajar dan merenung akhirnya aku mengerti juga. Hahaha.
Penjelasan selengkapnya tentang format baru tour BWF silakan browsing aja ya. Saya juga pusing mau jelasinnya.
Indonesia Masters ini adalah tournamen ke tiga yang sudah di gelar BWF di awal tahun ini. Yang pertama yaitu Thailand masters super 300, dari situ Indonesia berhasil membawa satu gelar dari sektor MS, bang Tommy. Lalu Malaysia masters super 500, Indonesia juga membawa satu gelar dari sektor MD atas nama Fajar Alfian/Rian Ardianto.
Selama seminggu ini aku dibuat iri sama orang orang yang ngelive di Istora, apalagi yang foto sama dedek Siwei. Ah sudahlah aku menikmati jadi fans layar kaca lah.
Selama seminggu juga Kevin dan koh Sinyo main epik di hadapan publik Istora. Dimulai dari mengalahkan juara Thailand masters 2018, kemudian mengalahkan senior sendiri, koh dewa Hendra dan bang Rian Agung, lalu menghadapi perlawanan yang lumayan sengit dari ganda Taipe Wang Chi-Lin dan mas Harry Potter. Sempat lengah di set yang pertama, The minions berhasil revans di set kedua dan ketiga dan membawa mereka ke babak semifinal. Berjuang sendirian di sektor MD gak bikin mereka galau. Hahaha.
Lalu di semifinal mereka bertemu si anak ajaib (katanya), Rankireddy/Shetty. Di fase ini, minions tidak menemui kendala berarti, mereka menang straight set dan memastikan diri lolos ke final, bersama ketiga wakil sektor lainnya,
MS : Anthony Ginting
WD : Greysia Polii/Apriani Rahayu
XD : Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
MD : Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya.Dan pada hari itu saya sangat puas menjadi penggemar bulutangkis Indonesia. Hampir ada wakil di final di setiap sektor. I don't care about the result, yang jelas lihat draw final kayak gitu udah bikin bahagia banget.
Pada pertandingan final, the minions ditantang (lagi) oleh Li Junhi/Liu Yuchen. Kita semua tau gimana mereka berdua kalau main kan. Kuat. They've strong hand, fastest smash and good defence. But their footwalk is yeaa you know what I mean.
Mereka berambisi mengalahkan minions sejak jaman All England hahaha. I can see from their face yeyeyeye. Gimana gak ambisi lah head to head nya lebar banget gitu.
Dan akhirnya pertandingan final MD dimulai. Match terakhir di order to play. As always ya MD di akhir :') eh engga ding.
Set pertama, minions tertinggal jauh saudaraaa, terseok seok mereka bagaikan tidak berdaya bahkan skor nyaris diberi satu digit aja sama Junaedi dan Yuchen :')
Permainan sama sekali gak berkembang, dibawah tekanan, pokoknya seremnya kaya pas Ginting lawan Chen Long di set kedua QF kemarin.
11-21
Tapi saya masih percaya, nggak khawatir (cuma lemes) kalau mereka kalah.
Set kedua, kalau tadi the minions terseok seok sekarang kalau bisa dibilang bang junaedi sama Yuchen yang babak belur tanpa ampun.
Dengan nyamannya the minions meluluh lantahkan pertahanan, permainan yang solid dari mas tiang listrik di set pertama seakan hilang gitu aja.
21-10
Sama sama bonyok lah mereka berempat sama skor. Hampir afrika semua. Gantian.
Diwarnai acara mogok main yang dipersembahkan fault yang tidak diindahkan oleh tante wasit. Kevin ngambek saudaraaaaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevin Sanjaya
No FicciónJust my opinion about Kevin Sanjaya, world number one mens double badminton player from Indonesia~ Cover by: @kimijuliaaa