Chapter 1 : Apartemen C.I.N.T.A

8K 600 144
                                    

Hole in the Wall

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : SasuNaru

Rated : T-M

Warn : AU, yaoi, PelajarSMA!Sasuke x Mahasiswa!Naruto, etc.

Terinspirasi dari Apartemen Matazure di Crayon Shinchan volume 29 dan volume 31.

"Tidak bermaksud menyinggung atau menjelek-jelekkan pihak lain. Hanya untuk kesenangan belaka."

Selamat membaca~
.

.

.


Dingin, gelap, dan hampa.

Bukan cuaca, melainkan isi dompet kodok hijau milik seorang pemuda.

Hanya tinggal koin lima ratus yen yang dikerubuti lalat saat dompet terbuka.

Miris nian nasib sang pemuda. Terlunta-lunta di kota rantauan, tanpa papan, kurang pangan, hanya sandang seransel yang ia punya.

Baru saja ia diusir dari kost dekat universitas lantaran tunggakan pembayaran. Nasib ... nasib, kini ia diharuskan mencari goa baru sebagai tempat tinggal.

Haruskah ia tidur di emperan??

Tidak! Walaupun ekonomi melarat, harga diri harus tetap diangkat!

Pemuda tahan banting itu rela berjalan berpuluh-puluh kilo demi mencari rumah atau kontrakan atau kosan atau apa pun itu dengan sewa paling termurah meriah.

Biarlah ia menjadi pujangga alay yang suka kalimat-kalimat berlebihan seperti di atas. Nyatanya keuangannya saat ini telah mencapai batas.

Agen-agen persewaan rumah yang didatangi justru menertawakan nasib malangnya.

Cemoohan seperti,

"Mati saja kau! Dengan uang segitu, bernapas pun menjadi hal yang mahal untukmu!"

"Kau bercanda?!? Uang muka saja kau tak punya, masih mau menyewa? Kaukira ini rumah-rumahan barbie?"

Bahkan, sebelum masuk ruangan sang agen pun pemuda iti sudah ditolak dengan perkataan menyelekit.

"Maaf, rumah yang disewa di sini untuk kalangan atas. Saya pikir, Anda tidak akan menemukan rumah yang sesuai untuk Anda di sini."

Pemuda itu menggeram kala mengingatnya.

Tidak bisakah mereka memberi keringanan untuknya? Dia berjanji akan melunasi kelak. Kelak saat ia beruang, dan ia sendiri pun tak tahu kapan.

Menghela tanda lelah, pemuda itu terduduk di undakan selokan. Jika ini di dunia penuh keajaiban dengan kuda poni yang bisa terbang, ia berharap mendapat wangsit berupa bidadari yang menawarinya persinggahan.

Sungguh, dehidrasi akibat mencari gubuk termurah ini membuat imajinasi melalang buana sampai ke dimensi seberang.

Karena khayalannya, bidadari itu menampakkan parasnya tepat di hadapan si pemuda. Berbaju putih sutra dan memegang tongkat sakti berlambang bintang.

"Sehat, Nak?"

Ah, dia pasti bermimpi di siang bolong.

Tangan itu mengelus rambut mataharinya. Terasa lembut, walau memiliki banyak kerut.

Hole in the Wall [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang