Chapter 2 : Apartemen Berlubang

5K 472 86
                                    

"Lu-lu-lu-lubang ...."

Paras sewarna chocolate creme caramel pias, pigmen coklat serasa diserap ekstraknya hingga transparan. Helai serupa sunrise lepek oleh hujan keringat. Basah di ketiak menimbulkan bau mirip sigung. Kondisi Naruto saat ini : enggak ketulungan.

Hole in the Wall

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : SasuNaru

.
.
.

Sasuke duduk santai di tepi ranjang bercover kembang sakura. Satu kaki ditimpakan pada kaki yang lainnya, tangan bersedekap di dada, mata mengawasi tajam bak elang memburu mangsa, targetnya tentu si baka pirang penyebab utama.

Sosok yang diperhatikan malah kurang sensitif. Atensi iris birunya hanya tertuju pada lubang berdiameter kurang dari lima senti di dinding dekat ranjang.

Naruto –tersangka nomor wahid atas segala kesalahan tersebut– menggigigiti kukunya hingga tumpul, berjalan mondar-mandir layaknya mandor, atau malah mirip ingus yang gagal disedot.

Sakura meneruskan bobok cantiknya, sama sekali tidak terganggu dengan dua individu kontras di kamarnya. Earphone menyumbat telinga, membatasi suara-suara pemicu emosi dari kedua entitas raven-blonde di sebelahnya. Telentang, selimut menutupi sampai dagu. Damai.

Naruto berpikir akan membungkus Sakura seperti permen buntal dan segera mengirimkannya ke peti kemas saking sebalnya. Uhh, sayangnya orang itu adalah Sakura. Mustahil untuk merealisasikan mimpi fana tersebut.

Remaja raven itu menguap. Dalam hati berujar janji, jika dalam waktu semenit si Dobe ini tetap diam, maka ia tidak akan segan-segan mendepaknya.

Naruto panas-dingin. Kuku-kukunya kini telah terpangkas rapi, dan ia tidak punya objek lainnya untuk digigiti. Haruskah ia menggigiti kuku kaki sebagai pelampiasan diri?

Lama berkutat di otak tumpulnya, Naruto tak sadar ketika Sasuke memanggulnya dengan mudah bak gas elpiji tiga kilo.

THE HELL!!

APA YANG DILAKUKAN ABEGE INI PADA ORANG YANG LEBIH TUA??

MANA ETIKAMU, NAK???

Naruto mencak-mencak dalam panggulan, remaja yang memanggul sampai harus membenarkannya berkali-kali.

"APA YANG KAULAKUKAN PADAKU? ASDFGHJKL!!"

Sasuke menulikan pendengaran. Berhati-hati ia melangkah menuju pintu kamar. Ketika sudah sampai di ambang, remaja itu mendekatkan bibirnya ke telinga si mahasiswa pirang.

"Tutup mulut manismu itu jika kau tidak ingin membangunkan singa yang tidur."

Desisan mirip ular itu membikin tengkuk Naruto meremang. Posisinya yang dapat melihat langsung si singa –Sakura yang tidur cantik– sontak bergidik ngeri.

Membayangkan singa itu terbangun dengan rambut berantakan, taring yang keluar, mata merah tak kenal lawan atau kawan, dan kuku-kuku yang siap menerkam ....

Mahasiswa blonde itu segera menutup mulut dengan kedua tangan.

"Anak pintar!"

Pujian datang tak terduga dari Sasuke. Tangannya terangkat untuk membelai Naruto sebagai imbalan karena telah berbuat benar.

Hole in the Wall [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang