Hole in the Wall
Naruto © Masashi Kishimoto
SasuNaru
Warn: Sudut pandang Sakura
“Hanya untuk hiburan.”
.
.
Aku menyayangi Sasuke.
Dalam artian yang sebenarnya, bukan rasa suka kepada lawan jenis, tetapi sebagai seorang kakak yang bertanggung jawab.
Aku ingin melindunginya.
.
.
Kisah hidupku bermula di panti asuhan. Dua belas tahun bernapas, yang kutahu hanyalah sendirian. Aku tak tahu siapa ibuku, siapa ayahku, atau mengapa rambutku berwarna merah jambu.
Bagai misteri, ketika terbangun yang kulihat hanya sepi. Ranjang bertingkat dengan kasur tipis, selimut yang harus berbagi dengan anak lain, dan sunyi.
Aku selalu terbangun di tempat yang sama, sejak dulu. Di kamar yang muat empat ranjang, tetapi entah mengapa selalu sendirian.
“Sakura-chan, rapikan dirimu. Akan ada orang yang datang untuk mengadopsi.”
Rambutku disisirnya, dirapikan dengan gunting agar potongannya merata. Bukan pertama kali aku mencoba memotong sendiri dan hasilnya di luar dugaan, panjang sebelah. Kakak inilah yang selalu datang untuk membenarkan.
“Wah, maaf, Sakura-chan. Rambutku harus dipotong pendek biar rapi ....”
Guntingan rambut berjatuhan, sebagian tertiup angin dari jendela yang terbuka, sisanya menempel di kulit yang basah oleh keringat.
“Shizune-san, apa tak masalah?”
“Tenang saja. Kau tetap cantik dengan rambut pendek.”
“Bukan itu ....”
Shizune-san, pekerja paruh waktu di panti, sekaligus teman terdekat untukku. Ia menghentikan kegiatannya, menatap diriku penuh tanya.
“Ma-maksudku, orang yang mengadopsi selalu mencari anak yang manis dan ..., kupikir semua dandanan ini akan percuma.” Kaki ditekuk, rok kupilin dengan pandangan menunduk.
Shizune-san tertawa, lalu kembali merapikan potongan rambutku. “Uhm, tidak selalu yang mereka cari adalah yang imut. Kautahu, seseorang yang terlihat dewasa di usianya yang masih muda–” Hidungku disentilnya. “–juga bisa menarik perhatian, Sakura.”
Aku menunduk malu. Shizune-san kembali tertawa, membuatku mau tak mau ikut tersenyum pula.
“Nah, sudah selesai. Lekas mandi, dan pakai pakaian terbaikmu.”
Aku mengangguk, berlari kecil menuju pintu kamar mandi. Sebelum kubuka, aku menoleh lagi. “Jika aku tak terpilih lagi diadopsi, apa aku akan dikeluarkan dari sini, Shizune-san?”
Tersentak, tetapi segera dibalas dengan semringah menenangkan. “Kalau itu sampai terjadi, akulah yang akan mengadopsimu, Sakura-chan ....”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hole in the Wall [SasuNaru]
FanfictionApartemen murah, bobrok, dan jauh dari pusat kota, bukan kombinasi yang baik bagi Naruto. Menyandang julukan sebagai mahasiswa melarat membuatnya harus menyewa apartemen yang bisa roboh kapan saja. Belum lagi dindingnya yang berlubang, menjadikannya...