Sudah seminggu, Naruto menempati Apartemen CINTA nomor lima. Sudah seminggu tidak ada inspeksi dadakan. Sudah seminggu pula kejadian abnormal tidak pernah terjadi lagi.
Kesimpulannya, sudah seminggu ini, Naruto dikabarkan hidup damai.
Mungkin?
.
.Hole in the Wall
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : SasuNaru
.
.
.
Kuapan lebar di fajar yang dingin ini menandakan si penghuni telah tidur dengan tenang. Bagaikan sudah melekat dengan tempat baru, betah sampai lupa waktu.
Bayangkan saja tidur di kasur air yang empuk dan dingin. Ditemani udara segar yang belum tercemari. Lantunan musik dari hewan-hewan bersayap, membentuk melodi indah penyenyak tidur. Sungguh, harmoni yang indah.
Padahal, nyatanya sangat berbanding terbalik.
Beralaskan tikar tipis yang bersentuhan langsung dengan lantai. Angin masuk lewat celah retakan dinding tanpa permisi sebagai pendingin alami, serta suara radio yang disetel dengan volume lumayan tinggi oleh induk semang di lantai bawah.
Sungguh, harmoni yang membuat—
—mulas.
.
.
.
"Sakura-chan, aku pinjam balsam ...."
Wajah nelangsa dipajang di lubang yang tak kunjung berhasil ditambal. Tirai untuk menutupi disingkap agar kepala bisa melongok ke kamar si penolong.
Naruto memohon sambil tangan melingkupi perut yang melilit kesakitan. Rupa pias didramatiskan dengan ringisan agar lebih meyakinkan. Keringat mengucur serupa minyak yang dituang ke wajan.
Naruto di ujung penghidupan.
"Ke toilet, Naruto!" Gesture mengusir dipraktikkan Sakura dengan mengibaskan tangan. Perempuan itu bahkan tak perlu repot untuk melihat wajah memelas dari orang bodoh yang semakin gencar memohon.
Badan Naruto kini melayang. Separuh badan dari dada ke kepala berada di kamar Sakura, sedangkan sisanya menggantung di balai-balai kamarnya.
"Sakuraa-chaaan ..., mulasku karena kedinginan ..., bukan karena ingin setor ke jamban ...." Naruto masih bersikeras meminta pertolongan. "Tolongin, kamu kan bekas anggota palang merah dulu."
Sakura abai. Menyiapkan santapan untuk sarapan lebih penting daripada mengurus bocah besar itu. "Tak ada hubungannya, Bodoh!"
Naruto yang mendengar hampir menangis. Batin meraung, betapa tega temannya ini. Katanya perempuan itu lebih dominan menggunakan perasaan ketimbang otak. Tapi, mengapa perempuan satu ini seperti tidak punya perasaan?
"Jangan-jangan Sakura-chan bukan perempuan." Lirih saja. Hampir pudar malah karena ketiup angin. Namun, entah mengapa bunyi potongan sayur Sakura menjadi lebih keras. Seakan-akan bisa memotong papan talenan menjadi dua dalam sekali belah.
Dasar Naruto memang kurang cerdas. Kurang irritabilitas kalau menurut ciri makhluk hidup. Artinya, Naruto kurang peka terhadap rangsang. Maka, ia tak dapat menangkap kode kemarahan dari Ratu Shannaro itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/136834156-288-k147631.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hole in the Wall [SasuNaru]
FanficApartemen murah, bobrok, dan jauh dari pusat kota, bukan kombinasi yang baik bagi Naruto. Menyandang julukan sebagai mahasiswa melarat membuatnya harus menyewa apartemen yang bisa roboh kapan saja. Belum lagi dindingnya yang berlubang, menjadikannya...