Chapter 10 : Mantan

1.6K 167 128
                                    

Teruntuk mantan yang dulu selalu terngiang ...,

Selamat tinggal!

Karena ...,

Kini aku sudah punya gebetan.

Haha ....

.

.

.

Hole in the Wall

Naruto © Masashi Kishimoto

Sasuke x Naruto

Itachi x Kyuubi

Sasori x Deidara

“Cerita ini hanya untuk hiburan saja, bukan untuk menyinggung mereka yang belum bisa melupakan si dia.”

.

.

.

“Aku mohon, Sakura-chan .... Izinkan aku meminjammu sehari saja ....”

Itachi kehilangan harga diri. Bersikap out of character. Bersimpuh di depan Sakura yang masih dalam mode singa karena habis memarahi si bodoh yang anu-nya kejepit ritsleting.

“AKU BUKAN BARANG, ITACHI-KUN. DAN LAGI—” Gadis itu duduk di kasur, sedangkan tiga laki-laki lainnya lesehan di bawah. “—AKU BELUM SELESAI DENGANMU, NARUTO!!”

Naruto terkesiap dengan wajah tololnya. Ia membela diri. “Sakura-chan, sudah kubilang bahwa akulah korban di sini ....” Tangis imajiner pecah. Naruto meratap, merayap kaki si merah jambu.

“Diminum dulu, Kak. Biar tenang.” Sasuke menyodorkan segelas air putih. Remaja itu cukup pintar untuk mengamankan diri dengan memilih pihak yang kuat.

Sakura meluluh, semu merah menyapu pipinya yang mulus. “Terima kasih, Sasuke-kun. Kau memang adik yang baik, nggak akan macam-macam kayak dua orang ini!” Lirikan sadis dilayangkan ke kedua orang yang langsung merinding. Sekali lagi, tidak mampu membela diri.

Gelas air diambil dengan anggun, lalu diminum per teguk secara pelan bagai dibayar untuk iklan. Emosi Sakura padam, tetapi cuma sebentar.

“Naruto.” Napas tanpa sadar ditahan oleh si pemilik nama. Itachi dan Sasuke sudah bersiap dengan telinga disumpal rapat.

“JANGAN MENGAJARI SASUKE-KUN DENGAN AJARAN TAK BERMORALMU!!”

Kratak!

Retakan baru tercipta di tembok sensitif. Sakura lupa diri, ia lekas menutup mulut dan menahan napas. Perasaannya tak enak.

Derap kaki cepat menuju kamar mereka. Semua otomatis ambil posisi siaga. Naruto yang tak tahu apa-apa, malah dijadikan benteng pertahanan garis terdepan.

Hawa mencekam seolah teror menghadang. Aura ketakutan. Peluh meluncur mulus melewati dagu. Jantung berdentum kencang. Gemanya terdengar ke permukaan.

Saat pintu terbuka. Setiap orang memasang kuda-kuda.

Ano, Nyonya Chiyo berpesan agar tidak ada keributan selama dia pergi, un.”

Ternyata cuma Deidara. Napas langsung dihela panjang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hole in the Wall [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang