Prolog

4.8K 163 2
                                    

Pesiar. Waktu yang di tunggu para Taruna/ni untuk melepas sejenak dari berbagai kegiatan di dalam Akademi. Dalam satu minggu terdapat 3 hari pesiar: Rabu, Sabtu, dan Minggu.

Namun pesiar di hari Minggu memiliki durasi yang lebih lama di banding hari Rabu dan Sabtu.

Pesiar di hari Rabu dan Sabtu waktunya sama, di mulai dari pukul 17.00 sampai pukul 21.00 WIB. Lalu, pesiar di hari minggu di mulai dari pukul 10.00 sampai pukul 21.00 WIB.

Dan setiap pesiar seragam yang di gunakan berbeda-beda, menyesuaikan dengan hari pesiar. Pesiar hari Rabu menggunakan seragam PDPS (Pakaian Dinas Pesiar Siang). Pesiar hari Sabtu menggunakan seragam PDPM (Pakaian Dinas Pesiar Malam). Dan persiar hari Minggu menggunakan seragam PDH (Pakaian Dinas Harian)

Dan kini, hari minggu telah tiba. Beberapa Taruna/ni sudah mengenakan seragam PDH dan sedang bersiap sebelum melakukan apel lalu di lanjutkan pesiar.

Di sebuah paviliun (tempat tinggal Sersan Mayor Taruna/senior) sudah terlihat kesibukan empat Taruna yang sedang bersiap untuk pesiar.

"Raf, nanti lo pesiar kemana? Mau ikut kita nggak?" tanya Tito yang sudah rapi dan siap untuk pesiar.

"Jangan bilang kalo lo pesiar di Akademi!" timpal Idris yang sedang memakai sepatu.

"Awas aja kali ini lo nggak ikut, Raf!" sahut laki-laki bermata sipit, Roy yang baru saja masuk ke kamar paviliun langsung menyuarakan kekesalannya.

Bagaimana tidak, sudah satu minggu ini Rafa tidak ikut keluar saat pesiar dan memilih menetap di dalam Akademi hanya karena alesan sepele itu, tidak ingin lagi dikenalkan ke wanita yang mereka bawa.

Roy, Tito, dan Idris terkadang jengkel melihat sahabatnya yang sangat cuek terhadap wanita. Sudah 4 tahun semenjak mereka saling mengenal hingga bersahabat layaknya saudara seperti sekarang, Rafa tidak pernah menjalain hubungan dengan wanita manapun, meskipun itu hanya pendekatan, Rafa tidak pernah terlihat melakukan hal itu. Bisa di bilang sejak tingkat 1 sampai tingkat 4 atau tingkat akhir, Rafa jomblo dan tidak pernah terlihat tanda-tanda bahwa Rafa ingin menjalin hubungan dengan wanita.

Maka dari itu mereka-Roy, Tito, Idris- sangat takut kalau Rafa 'tidak normal' karena tidak pernah dekat dengan wanita. Itu sebabnya mereka merencanakan kencan kilat untuk Rafa, siapa tau dari beberapa wanita yang mereka bawa bisa mencuri hati Rafa. Tapi ternyata justru sebaliknya, Rafa semakin kesal dan tidak pernah lagi keluar saat pesiar semenjak insiden tersebut seminggu yang lalu.

"Asal lo semua nggak bawa 'tentengan', gue bakal ikut." Rafa berucap datar sambil merapihkan seragam PDHnya di depan cermin.

Roy memandang ke arah Tito dan Idris silih berganti, meminta pendapat melalui tatapan mata. Tito dan Idris yang mengerti arti tatapan itu mengangguk ke arah Roy.

"Sial! Gagal lagi." rutuk Roy dalam hati.

Dengan berat hati Roy berujar, "Kali ini kita nggak ada 'agenda' kayak kemarin."

Bohong. Sebenarnya mereka sudah menyiapkan seorang wanita yang akan di kenalkan lagi ke Rafa, tetapi niat itu harus di urungkan untuk sementara waktu sampai menunggu waktu yang tepat.

Rafa berbalik dan menatap ketiga sahabatnya sambil tersenyum puas, "Yaudah gue ikut."

Dan ketiga sahabatnya hanya bisa menepuk jidat dan menggeleng pasrah.

"Sekali gagal, gagal terus." lirih Idris yang masih bisa di dengar Rafa.

Rafa tertawa menanggapi usaha sahabatnya yang sia-sia.

***

Regards,
Sakuraaafg🌸

Publish : 22 April 2018

Antara Darat dan UdaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang