Bab 5

98 12 2
                                    

Di kelas Sepuluh IPS 5, Alsyah meletakkan tas ke bangkunya dengan wajah kesal. Hhhh.. 06.15, kelas jelas masih kosong. Bahkan bel masuk masih satu jam lagi. Adiknya memang menyebalkan.

"Bangun..bangun kak bangunn... udah jam tujuh lho. Nanti kakak telat terus dihukum lagi"

Alsyah yang kaget langsung melonjak dari tempat tidurnya. Ia berlari terbirit-birit ke kamar mandi. Meninggalkan Sakra yang menahan tawanya mati-matian.

Well...nyawa kakaknya belum terkumpul ternyata.

'Aku kabur aja ah' Gumam pemuda bernama lengkap Sakra Yatul Fajra itu. Ia mengendap-endap keluar kamar kakaknya.

Alsyah yang mandi dengan kecepatan kilat, juga berpakaian dengan kecepatan kilat juga mulai tersadar.

Hei..kata adiknya kan udah jam tujuh?..

Lalu, kenapa sinar matahari belum muncul?.

Kepala Alsyah menoleh perlahan kearah jam dinding..

Dan...

05.15

Sialan!..

"SAKRA YATUL FAJRAAAA!..." teriaknya to the max.

Dan Sakra beserta orang tuanya, terkikik dibawah sana.

Saat sarapan.

Alsyah menyendok nasi gorengnya dan mengunyahnya dengan kasar. Ia mengalihkan tatapannya dari Sakra yang seperti biasanya, tersenyum lima jari.

"Alsyah, jangan marah kayak gitu dong" Tita menasehati anak sulungnya itu.

"Iya kak" lanjut Sakra.

"Sakra boongin kakak"

"Sakra nggak boong kok kak"

"Kalo nggak bohong ya Sakra bilang tadi jam lima pagi. Bukan malah jam tujuh" sungut Alsyah.

"Ya wong kakak aja yang keburu masuk kamar mandi" jawab sang adik.

"Maksudnya?"

"Sakra tadi kan bilang jam tujuh, eee..kakak udah ngibrit ke kamar mandi aja, padahal Sakra mau nglanjutin ngomong gini 'Tapi jam tujuh dikurang dua' gitu" jelas Sakra dengan wajah innocent.

Gerri tertawa mendengar ucapan anak bungsunya itu. Begitupun Tita. Sementara Alsyah, ia ingin sekali melayangkan garpu ke wajah tanpa dosa adiknya itu.

"Ee..tumben kau Syah, jam segini udah di sekolah. Biasanya kau kan berangkat sepuluh menit sebelum bel" Rakasurya yang baru memasuki ruangan, heran dengan pemandangan yang ada.

Jika biasanya, ia akan masuk ke ruang kelas yang masih kosong,  lalu duduk dan mulai berbicara sendiri dengan bangku dan meja seperti orang gila.

"Diam aja kau, Rak Kasur" ketus Alsyah yang masih bete dengan kelakuan adiknya tadi.

"Kenapa sih, kau ini?" Rakasurya duduk di bangkunya yang berada di depan meja Alsyah. Pemuda yang ditanyainya hanya diam, tak menjawabnya.

                              ^^^

Matahari telah turun dari puncak tertingginya. Seluruh siswa SMA Garuda keluar dari ruang kelasnya untuk pulang ke rumah masing-masing. Begitupun juga dengan Shakira dan Mentari yang memberesi buku-buku juga alat tulis mereka.

"Pertemuan hari ini kita akhiri sampai disini. Selamat siang..." Abdul, guru olahraga itu mengakhiri jam teori PenJasOrKes ketika mendengar bel. Pria paruh baya yang masih bertubuh tegap itu keluar ruangan.

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang