Salju

Tentang Ceritera

Halo! Aku sudah bilang kalau aku akan--agak--rajin up cerpen alias cerita-cerita pendek alih-alih up bab sebagai pelampiasan atas ide-ide (di titik ini aku gak tahu harus bahagia atau sedih).

Ya, oke, terus cerpen yang ini akar idenya dari mana ya ... hm. Dari salah satu komentar di Goodreads, waktu cari-cari review terjemahan buku Akiyoshi Rikako yang judulnya Silence. Akun tsb. berkata kalau keheningan salju pernah diliput lama sekali oleh NatGeo.

Akhirnya setelah ubek-ubek google, ketemu deh. Silakan linknya ditulis ulang wae:

1. https://www.washingtonpost.com/archive/lifestyle/2003/01/18/the-embracing-crystalline-silence-of-snowfall/d85177f3-4e78-4038-b813-ff97c71eeb7e/?utm_term=.8c2eaf23b64c

[di artikel ini aku menemukan istilah shinshin sebagai onomatope Jepang untuk suara salju]

2. https://medium.com/looking-up/the-silence-of-snowfall-acaa04bbbd1c

[Yang itu agak saintifik, semoga saja.]

3. Adegan basuh-membasuh dengan pemutih ini juga berakar dari Holy Mother karangan Akiyoshi Rikako! Silakan googling "Hydrogen Peroxide can damage DNA" untuk baca lebih lanjut. Di Holy Mother sendiri juga dijelaskan secara singkat saja kalau peroksida--bahan pemutih yang sekarang kita pakai--bisa merusak struktur DNA. Namun dijelaskan DNA yang dimaksud dari liur. Di sini aku agak menuliskan kalau darah termasuk juga dapat hilang karena dibasuh sih--ya walaupun pada prakteknya ga ada yang berdarah ehehe. Jadi aku menerima koreksi kalian dengan senang hati wahai kalian para pembaca yang bergerak di bidang forensik atau kimia.

4. Kebayang cerpen ini bisa diberi judul Holy Father, hahahah. /digampar penggemar Akiyoshi sensei (hei, aku juga penggemar).

Oke, sekian, ada koreksi silakan taruh di kolom komentar terdekat.

Omong-omong, kisah ini fiksi. Penulis tak pernah mengalaminya secara langsung dan pembaca jangan coba-coba ya. Aku pasang tombol dewasa supaya tidak ada tindakan yang ditiru oleh kalian-kalian yang masih di bawah 17 tahun.