peringatan

140 3 0
                                    

Sore ini langit mendung.
Aroma petrichor menguar ke permukaan.
Kaki ku dipenuhi dengan tanah merah.
Sebab jalan yang ku tapaki terbuat dari tanah bukan aspal.

Berjalan menyusuri satu persatu.
Menggenggam sebuket bunga yang sengaja ku beli untuk mu.
Sampailah aku di rumahmu.
Di bagian terdalam dari area pemakaman ini.

"Hai" ucapku sembari menaruh bunga di dekat nisanmu.
"Apa kamu betah disana?, bagaimana, sudah sampaikan salamku untuk manis?, manis bilang apa?, kamu tau akhir-akhir ini aku rindu." ucapku dengan suara yang parau

Hening.
Tak ada yang menjawab segala rentetan pertanyaanku.

"Kenapa tidak menjawab hmm?, bukankah dulu kamu yang selalu protes jika aku tak menjawab pertanyaanmu?, kali ini bolehkan aku marah?" ucap ku lagi-lagi memaksa

Namun yang terjadi tetap sama.
Hening.
Dia tak menjawab sama sekali.
Tangisku pun pecah.
Seperti orang kesetanan.

"Aku rindu, kembali lah, semua merindukanmu" ucapku meracau setelah tangisku mereda.

Akupun memutuskan untuk beranjak pergi meninggalkan sesak yang kian menghimpit.

Hari ini tepat setahun kamu memilih menyerah dengan keadaan.
Dan aku belum bisa untuk baik-baik saja.

-akuza_

Kumpulan KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang