Apa yang terjadi ?

6 1 0
                                    

Reisya Franasti


Binggo! Aku sama sekali tidak menemukan Violin, tiba-tiba rasa khawatir menyeruak dalam hatiku. Sambil memegang tangan Rendi aku berusaha meyakinkan dia, bahwa kita akan menemukan siapa pelaku dibalik semua ini.

"Ren, tenang aja. Gue tau lo itu kepo banget soal kejadian ini. Gue juga bener-bener nggak bisa nemuin Violin" Rendi hanya tersenyum menanggapi ucapku. Rendi menggenggam tangaku, dan rasa itu berbeda. Aku merasakan Rendi sangat khawatir pada sahabatnya itu.

"Ren, aku mau tanya" Rendi menatapku dengan tatapan kosong, dan astaga! Rendi memeluku dan aku rasa dia sangat sedih. Aku tau perasaan ini, aku pernah mengalami ini. Ketika dulu aku mempunyai sahabat dan mati dengan cara yang mengenaskan. Dan betul-betul, saat itu aku merasakan frustasi berat. Dari luar sekolah, terdengar bunyi mobil polisi dan ambulans, dengan cepat kami mengikuti langkah mereka dari belakang.

Mereka meringkus Remi, dan polisi mengeluarkan pita kuning. Memasangnya pada tempat kejadian dimana Remi tergeletak tidak berdaya. Darah mengucur kemana-mana, astaga! Ternyata Remi belum mati, matanya yang terpejam mulai membuka dengan perlahan. "Remi..." Rendi berusaha meghampiri sahabatnya dan ditepis oleh para medis ambulans. Dengan ganas, Rendi menyingkirkan tangan-tangan yang berani menghalanginya. "minggir brengsek!". Namun Rendi hanya terdiam dan membisu saat Remi mengerang kesakitan. "lihat" pihak ambulans menghampiri Rendi "temanmu membutuhkan pertolongan dan jika kami menunda-nuda, maka akan berakibat fatal".

Dalam sekejap, Remi dibawa oleh anggota medis untuk dirawat dirumah sakit terdekat. Rendi duduk lesu di depan toilet, dengan bersandar pada dinding toilet. Perlahan-lahan Rendi menangis, dan keadaan ini membuatku kepingin ikut nangis. Perlahan aku membelai rambutnya, dan berbisik dengan lembut "Rendi.. aku tau kamu merasa terpukul, tapi kamu harus tau. Disini masih ada aku, aku akan selalu membantu kamu untuk menangkap pelaku itu."

Rendi terdiam, dan malah meninggalkanku. Mungkin dia membutuhkan waktu untuk merenungkan diri. Aku berjalan menuju koridor, dan semua benar-benar mengerikan. Semua serasa sekolah ini berhantu dan bulu kudukku tiba-tiba berdiri. Aku masih penasaran dengan Violin, apa dia tega mencelakai dan mendalangi semua ini.

Huh...aku merasa semua ini begitu melelahkan, apalagi kakiku yang masih saja nyeri. Sebenarnya aku berniat kembali ke kelasku, tapi setiap orang mempunyai sifat malas yang kadang-kadang memang menyebalkan. Jadi wajar kalau aku mempunyai sifat seperti itu. Haha!

Rasa kekepoanku makin menjadi-jadi, mungkin tertular oleh Rendi. Jadi aku harus bisa mencari bukti-bukti yang kuat untuk menuduh Violin. Aku kembali menghampiri toilet yang dilingkari pita kuning polisi, mataku tidak berhenti untuk mencari barang bukti... oh aku melihatnya, perlahan aku mengambil sebuah benda yang dilumuri darah Remi. Mungkin itu darah, sebab lampu toilet sudah rusak dan kadang-kadang mati dan hidup sendiri dan pasti membuat siswa-siswai disini merasa tempat ini ada hantunya. Yah padahalkan mana mungkin zaman sekarang masih ada hantu-hantunya. Bo!

Tapi belum sempat aku melancarkan aksiku, sebuah tangan membekap mulutku dan membawaku pergi keluar dalam toilet. Aku tidak menyadari kalau itu adalah Rendi.

"sst.." Rendi mengisyaratkan aku untuk diam dan tenang, sebab aku mendengar sebuah langkah kaki yang mendekat kemari, jadi mau tak mau kami harus bersembunyi. Dalam beberapa jam, aku tau perubahan sikap Rendi. Rendi yang biasanya cerewet, tengil dan juga narsis ini lebih banyak diam ketimbang banyak bacot. Dan ini menimbulkan rasa canggung antara aku dan Rendi. Dalam sesaat kudengar suara langkah kaki itu sudah tidak ada, jadi aku harus pergi secepat-cepatnya dan memberitahukan kepada polisi agar semua kejadian ini jelas. Mungkin orang yang tadi pergi ke toilet sudah mengahpus jejak kejahatannya, haha! Nggak ada yang bisa membodohi ku. Karena aku Reysa. Aku masih punya banyak akal untuk membuat ini menjadi jelas.

Reysa SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang