part 3

710 76 1
                                    

Suho, dia ada di depan sebuah apartemen.
Berjalan kesana sini.
Sudah berulang kali dia membunyikan bel rumah itu, belum juga ada tanda-tanda orang didalam sana membuka pintu.

"chorong, tolong buka pintunya aku ingin bicara."
Dia terus mengedor pintu. Tapi sahutan tak kunjung juga di dapatnya.

"aku tahu kau di dalam."

Dari jauh suho melihat sosok yang di cari. Chorong dengan chorim berjalan kearahnya.

"apa yang kau lakukan di situ suho?"
Bukanya menjawab pemuda itu memeluk chorong erat. Chorim menatap suho heran sedangkan chorong, dia begitu terpanjat.

"ahjussi.... Lepaskan eomma ku." chorim menarik-narik tangan chorong agar menjauh dari suho.
Suho melepasnya kemudian memeluk chorim juga.

"eomma... Dia kenapa?" ucap chorim takut.

"lepaskan suho. Kau membuat anak ku takut." chorong mendorong suho menjauh.

"untuk apa kau kemari?" bicara chorong sedikit meninggi.

"aku?? Tentu saja menemui kalian. Aku merindukan kalian."

"nappeun. Dari mana kau tahu tempat ini?"

"itu mudah sayang. Aku punya banyak informan." suho tersenyum simpul.

Falsback on.

"ayo lah aku hanya ingin menebus kesalahan ku."

"tidak aku tidak bisa. Dia sudah bahagian dengan baekhyun."

"cik... Kenapa kalian harus sama sih? Ayo irene. Aku butuh bantuanmu."

"tidak suho."

"please."

"huh... Baiklah tapi ingat jangan katakan kalau aku...."

Iya iya aku tahu."

Falsback off

"ayo sayang kita masuk." chorong menarik chorim ke apartemen sebelah.

"bukan ini?" suho menujuk apartemen yang dia gedor tadi.

Chorong tidak menghiraukan suho dia terus saja menarik chorim.

"tunggu." suho menarik chorim juga.

"lepaskan chorim suho."

"jawab pertanyaan ku dulu. Chorim anakku?" suho menatap chorong intens.

"kau gila? Tidak mungkin. Dia anak baekhyun. Untuk apa kau mengaku-aku sedangkan kita tidak pernah berhubungan." chorong meninggikan suaranya.

"dulu chorong waktu mabuk, kau tak ingat?"

Chorong terdiam menatap suho

"Jika kau terdiam seperti ini berarti iya, chorim memang anak ku."

"sudah pergi sana. Ayo sayang."

Mereka meninggalkan suho di luar.

Chorong menangis bersandar di pintu kamarnya.
Sedang kan suho tampak frustasi di luar sana.

"dia anak ku bukan anak mu suho." tangisnya.

"baek tolong kembali. Aku takut."

***

Eunji, istri sah dari suho menatap suaminya dengan heran. Suaminya tampak berantakan. Bau busuk tercium dari mulut pria itu.
Pemuda itu mabuk merancau kata chorin dan chorong.
Eunji yang mendengar suaminya menyembut nama gadis masa lalu suaminya.
Sahabat lamanya.
Tapi siapa chorim?

"oppa..." eunji pelan menepuk pipi suho.
Suho tertidur.

"kenapa kau menyebutnya lagi?"

___________________________________________

Seorang pria dengan stelan seperti anak muda berjalan menarik koper hitam miliknya di incceont airport dengan kaca hitam bermerek masih bertender di mata sipitnya.

Senyumannya membuat para gadis-gadis di airport menatap kagum ke arahnya.

"chorong aku sampai." gumamnya.

"byun baekhyun??"
Pria itu menoleh menatap si pemanggil.

"appa." teriak pria yang di panggil baekhyun itu.

"anak nakal kenapa kembali? Kau pikir aku tidak bisa hidup tanpa mu? Hah? Jawab bodoh. Sudah kembali saja ke New York. Kami tidak butuh kau bodoh."

"appa bigoshipeo " baekhyun memeluk pria paruh baya itu.

"tuan byun bagaimana keadaan chorong?" tanya baekhyun.

"kacau bodoh sangat kacau."

"maksud appa?"

"sudah cepat pulang dan temui mereka. Hey jangan lupa nanti datang ke rumah, eomma mu tambah garang tambah hari."

"arasseo."

***
Chorong sudah beberapa hari dia mengurung diri di rumah.
Suho terus saja datang kerumahnya. Pria itu seperti teroris saja.
Ketakutan yang dulu dengan sulit di hilangkan nya kembali muncul seketika.

Chorong mengurung diri di kamar, sedangkan chorim sudah seperti ibu.
Gadis kecil itu selalu melihat ibunya.
Melihat siapa tamu yang datang.
Dia juga sudah berteman dekat dengan suho.
Gadis kecil itu memesan pizza untuk chorong dan dirinya.

Ting tong.

Pesanan pizza sampai. Gadis kecil itu berlari ke arah pintu.

"ini uangnya." katanya imut.

Dia berlari ke kamar ibunya, membawa pizza juga secangkir teh.

"eomma."

Perlahan gadis itu mendekati chorong yang masih terlelep.

"aku lapar" rengeknya.

"kau lapar? Baiklah ibu siapkan dulu."

"tidak usah. Ini sudah aku pesan."

Chorong menatap pizza di sebelahnya.

"maafkan eomma chorim."
Chorong terisak. Ketakutanya membuat anak gadisnya terabaikan.

"gwaenchana." jawabnya seperti orang dewasa.

Ting tong.

"biar aku bukakan, eomma tunggu di sini."

Chorim seperti tahu situasi chorong.
Angel kecil itu berjalan santai ke arah pintu. Betapa kagetnya chorim melihat pria di depanya.

"annyeong chorim." pria itu tersenyum manis ke arah gadis kecil itu.

Tinggalkan jejak ya.
Typo? Ya
Bahasa non baku? Ya

Who Is My Appa??? (17+) End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang