part 1

1.1K 83 2
                                    

Memulai semua sendiri bukan hal yang mudah sebagai seorang ibu.
Mengurus anak tanpa dukungan suami di samping kita itu sulit. Dengan suami pun belum tentu berjalan lancar.
Tapi wanita muda ini tabah jika semua dilakukan sendiri.
Park chorong seorang ibu tersenyum menatap putri kesayanganya masih terlelap di ranjang empuknya.
Chorong menarik selimut menutupi tubuh mungil putrinya Chorin.

Cup....

Dia mencium pipi tembem chorin.
Di sebelah ranjangnya di meja terpampang foto seorang pria tampan.
Dia mengambil gambar itu mengelusnya lembut.
Chorong menitik kan beningan kristal.

"kapan kau kembali? Ini sudah 3 tahun."
Lirihnya.

Dia kembali menyimpan foto itu.
Kemudian melangkah menyiapkan kebutuhan gadisnya.
Setelahnya dia akan kembali bekerja.

***
"eomma??" teriak gadis kecil dari jauh.

"iya sayang eomma disini. Wah, anak eomma sudah siap."

Chorong menatap kagum chorim.
Chorim ternyata sudah memakai seragam sekolahnya.

"angel sudah mandi?" ucap chorong lembut.

"sudah." chorim merentangkan tangan nya. Kebiasaan mereka, chorong mencium chorim dan chorim memeluk chorong.

"sudah wangi rupanya."

"eomma aku lapar." rengeknya

"baiklah kita sarapan lalu berangkat." teriak chorong semangat dengan memperagakan gerakan kingkong.

"ayo."

Chorong memang  mengajarkan chorim berdisiplin dari kecil. Chorim juga anak yang pintar.

"eomma kapan kita ke rumah halmoni? Aku ingin petik strowberry lagi."

"petik strowberry? Hanya itu?"

"tidak sebenarnya aku ingin lihat appa."

Mendendengar kata appa chorong terdiam menatap chorim.
Setiap kali angel kecil nya menyebut kata appa, dia pasti mengingat kedua sosok pemuda yang berbeda arti untuk nya itu.

"baiklah, nanti setelah pulang eomma jemput lalu kita ke rumah halmoni."

***
Coretan pensil terdengar lembut di ruang sepi dengan kertas-kertas terpampang rapi di meja kerja wanita itu juga dress serta pernak-pernik tampak menghiasi ruangan itu.

Chorong, wanita ini bekerja di butiknya sendiri. Tidak banyak pegawai di sana hanya sekitar dua orang.

Dia menciptakan dress dengan motif yang benar-benar anggun.
Kelembutan tanganya, kesabaran serta kesopananya membuat butik kecilnya tersebar luar di penjuru seoul.

Dia tidak mau di panggil disainer, menurutnya dia hanya penjahit biasa seperti kebanyakan penjahit-penjahit diluar sana.

"cho pesanan nyonya gyuri harus di antar sekarang juga." ucap pegawanya.

Chorong membiasakan pegawainya untuk memanggil nya dengan sebuatan nama saja. Itu membuat mereka tampak akrab.

"baiklah, antar saja. Kau tau alamatnya kan?"

"iya."

"baiklah. Setelah di antar kalian tolong tutup ya. Aku harus pergi."

"baik."

***

Ting tong

Pintu besar nan megah itu terbuka menampakan wanita paruh baya.
Wanita itu memandang gadis kecil di depannya.

"chorim eomma di mana?" ucapnya sembari menyejajarkan dirinya dengan gadis imut itu.

"eomma mengambil barang yang tertinggal di mobil." jawab gadis itu.

"annyeong omoni." sapa chorong.

"rongi kenapa baru datang sekarang sayang?" wanita itu memeluk chorong erat.

" jwosonghamnida omoni, saya benar-benar sibuk. Saya ingin terus berkunjung tapi terus ada halangan."

"deureowa." wanita itu mengangkat chorim ke pangkuanya. Setelah di dalam gadis kecil itu terus berlari ke aula tengah rumah itu.
Manatap gambar yang sangat besar di sana. Juga terdapat patung  dengan wajah yang sama dengan gambar tadi.

"appa bogosipheo." chorim memeluk patung itu. Menoreh kan kerinduannya.
Chorim menangis dengan mendekap patung itu erat.

"chorim?" suara pria paruh baya membuat gadis itu menoleh.

"haraboji." chorim berlari memeluk pria itu.

"chorim kangen appa." tangisnya.

"appa pulang kapan?" ucapnya lagi.

"sebentar lagi sayang dia akan kembali." pria itu benar-benar menaruh harapan untuk gadis itu. Kasih sayang yang tulus membuat gadis itu tersenyum.

"aku ingin petik strowberry." chorim meninggalkan mereka.

"chorong." panggilnya.

"ne appa?"

"aku tahu dia sudah terlalu lama di sana tapi bisakah kalian bersabar menunggunya. Hanya 1-2 bulan lagi dia akan kembali."

"jinjja? Wah aku bersyukur. Kami pasti sabar appa."

"gomawo sayang." pria itu memeluk chorong.

***
"korea aku kembali."

Maaf  kalau ff ini terlalu bertele-tele.
Hasil pikiran sendiri. 3% insfirasi dari ff lain 40% dari kdrama
Jadi jika ada kesamaan cerita dm saya.

Jangan jadi silent readers. Tolong hargai penulis!!

Who Is My Appa??? (17+) End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang